Dewasa ini penggunaan pestisida kimia seolah menjadi cara yang pertama untuk membunuh hama yang menyerang. Dosis yang digunakan pun seolah tidak diperdulikan lagi yang penting hama bisa dikendalikan. Dampak negatif Pestisida Kimia Dari penggunaan hal diatas mungkin bisa mengendalikan hama secara instan namun apakah sadar bahwa dwngan penggunaan pestisida nabati ini dapat berdampak negatif terhadap ekosistem dan bahkan bagi manusia itu sendiri, berikut ini adalah dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida kimia menurut versi blog Sampul Pertanian, diantaranya Penggunaan Pestisida kimia tidak hanya membunuh hama pada tanaman tetapi juga dapat membunuh predator dan parasit yang merupakan musuh alami dari hama itu sendiri Penggunaan Pestisida kimia yang berlebih akan menimbulkan residu pada tanah sehingga tanah tidak sehat dan subur lagi yang disebabkan matinya makhluk hidup pengurai yang ada didalam tanah dan yang lebih berbahaya adalah residu yang menempel pada buah dan sayuran yang tentunya berbahaya bagi manusia. Pestisida kimia sangat berbahaya untuk manusia, ternak, lebah, ikan tidak sedikit yang menyemprot pestisida keracunan dan mengakibatkan serangga menjadi resisten terhadap pestisida sehingga pengendalian dengan dosis yang lebih tinggi. Biaya yang dikeluarkanuntuk membeli pestisida kimia tidaklah murah tidak sedikit pestisida kimia yang bernilai ratusan ribu yang hanya berukuran beberapa cc saja. Penggunaan pestisida kimia harus hati-hati, seperti membuang bekas kemasan bisa jadi meracuni ternak dan ikan atau bahkan dimainkan oleh anak-anak. Nah.. sekarang sudah taukan dampak negatif apasaja yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida kimia. Mulai sekarang mari kita bijak menggunakan pestisida kimia dan memulai mencoba menggunakan pestisida nabati yang ramah lingkungan.
DampakNegatif Eceng Gondok. 1. Mengurangi Jumlah Oksigen dalam Air. Karena pertumbuhan yang begitu cepat tumbuhan ini bisa menutupi seluruh perairan, akibatnya jumlah cahaya yang masuk ke dalam air akan semakin berkurang dan tingkat kelarutan oksigen pun akan berkurang. 2. Perairan Menjadi Dangkal. Makalah tentang Definisi, Jenis, Dampak, dan Penanggulangan Pestisida BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia pencemaran lingkungan sudah sangat nyata terlihat dilingkungan sekitar kita. Sebagian faktor yang menjadi penyebabnya adalah penggunaan bahan kimia yang berlebihan, terutama dari sektor pertaniani, seperti penggunaan pestisida. Pestisida sendiri merupakan bahan kimia yang dapat menurunkan OPT Organisme pengganggu Tumbuhan, namun sayangnya terkadang petani menggunakan pestisida berlebihan yang nantinya akan berdampak pada pencemaran ligkungan. Di negara-negara sedang berkembang, untuk mencukupi kebutuhannya sendiri dalam bidang pangan/sandang, bahan-bahan kimia pertanian banyak digunakan untuk memperoleh hasil pertanian yang menguntungkan dan baik. Namun sebagian negara berkembang lainnya telah mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia pertanian, karena hal ini menjadi salah satu penyebab utama dari pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan kimia pertanian tidak hanya berdampak negatif bagi lingkungan pertanian saja tapi juga dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan yang ditinggali oleh manusia itu sendiri. Hal ini dikarenakan bahan kimia yang terkandung didalam pestisida terakumulasi pada tumbuhan, hewan, tanah dan perairan disekitarnya. Oleh sebab itu sebelum menggunakan pestisida kita harus terlebih dahulu mengetahui peranan, pengaruh serta bagaimana penanggulangan dari bahaya residu pestisida tersebut dan mencari alternatif lain yang dapat menggantikan peranan pestisida dilingkungan pertanian dalam mengendalikan hama, penyakit dan gulma, seperti penggunaan pestisida organic. A. Rumusan Masalah 2. Apa saja jenis-jenis pestisida? 3. Apa dampak positif dan negatif dari penggunaan pestisida? 4. Bagaimana cara menanggulangi dan mencegah dampak yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida? B. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian pestisida. 2. Untuk mengetahui jenis-jenis pestisida. 3. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari penggunaan pestisida. 4. Untuk mengetahui cara menanggulangi dan mencegah dampak yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pestisida Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan sida yang berasal dari kata caedo yang berarti pembunuh. Pestisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang digunakan untuk membasmi tumbuhan atau hewan penggangu. Pengertian pestisida menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 dalam Kementrian Pertanian 2011 dan Permenkes RI adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk. a. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian b. Memberantas rerumputan c. Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan d. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak. e. Memberantas atau mencegah hama-hama air. f. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam bangunan rumah tangga alat angkutan, dan alat-alat pertanian. g. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan tanaman, tanah dan air. Sementara itu, The United States Environmental Control Act mendefinisikan pestisida sebagai berikut Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk mengendalikan, mencegah atau menangkis gangguan serangga, binatang pengerat, nematoda, gulma, virus, bakteri, serta jasad renik yang dianggap hama; kecuali virus, bakteri, atau jasad renik lain yang terdapat pada hewan dan manusia. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur pertumbuhan atau mengeringkan tanaman. Oleh sebab itu salah satu upaya dalam meningkatkan/pencegahan pencemaran perlu dilakukan usaha-usaha pencegahan masalah pestisida Ø Peningkatan SDM pengguna maupun pengawas pestisida. Ø Peningkatan kepedulian dan dedikasi dalam pengawasan pestisida. Ø Peningkatan kerjasama lintas sektoral. Ø Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada pengguna pestisida. Pestisida telah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pertanian di Indonesia. Penggunaan pestisida telah dilakukan sejak tahun 1965. Pada saat itu, jenis pestisida yang banyak digunakan adalah jenis organoklorin, contohnya antara lain DDT Dichloro Diphenyl Trichloroethane dan linden. Pada tahun 1970-an penggunaan jenis organoklorin dilarang digunakan, karena tingkat toksisitas dan persistensinya yang tinggi tahan lama hingga berpuluh-puluh tahun bahkan bisa mencapai seratus tahun. Sejak saat itu, barulah dimulai era jenis pestisida organofosfat dan karbamat. Pada tahun 2002 tercatat sebanyak 813 formulasi dan 341 bahan aktif. Penggunaan pestisida tertinggi adalah di lahan hortikultura dan diikuti pada lahan tanaman pangan. Frekuensi aplikasi pestisida bisa mencapai 3-5 kali dalam seminggu. Salah satu dampak dari penggunaan pestisida adalah tertinggalnya residu pestisida di dalam produk pertanian dan di dalam tanah. Walaupun telah lama jenis organoklorin dilarang/tidak digunakan, namun residunya masih ditemukan hingga kini baik di dalam tanah maupun pada produk pertanian. B. Jenis-jenis Pestisida Pestisida yang biasa digunakan para petani dapat digolongkan dalam beberapa jenis yaitu 1. Berdasarkan fungsi dan sasaran penggunaannya adalah sebagai berikut Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat. Insektisida juga digunakan untuk memberantas serangga di rumah, perkantoran atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat dan diazinon. Fungisida adalah pestisida untuk memberantas atau mencegah pertumbuhan jamur atau cendawan seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun. Contoh tembaga oksiklorida, tembaga I oksida, carbendazim, organomerkuri, dan natrium dikromat. Bakterisida adalah pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Salah satu contoh bakterisida adalah tetramycin yang digunakan untuk membunuh virus CVPD yang menyerang tanaman jeruk. Umumnya bakteri yang telah menyerang suatu tanaman sukar diberantas. Pemberian obat biasanya segera diberikan kepada tanaman lainnya yang masih sehat sesuai dengan dosis tertentu. Rodentisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa hewan pengerat seperti tikus. Lazimnya diberikan sebagai umpan yang sebelumnya dicampur dengan beras atau jagung. Hanya penggunaannya harus hati-hati, karena dapat mematikan juga hewan ternak yang memakannya. Nematisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa nematoda cacing. Hama jenis ini biasanya menyerang bagian akar dan umbi tanaman. Nematisida biasanya digunakan pada perkebunan kopi atau lada. Nematisida bersifat dapat meracuni tanaman, jadi penggunaannya 3 minggu sebelum musim tanam. Selain memberantas nematoda, obat ini juga dapat memberantas serangga dan jamur. Dipasaran dikenal dengan nama DD, Vapam, dan Dazomet. Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu gulma seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok, dll. Contoh ammonium sulfonat dan pentaklorofenol. Tabel tentang kandungan bahan kimia dalam pestisida No Jenis Pestisida Kegunaan Kandungan Bahan Kimia 1 Insektisida Untuk memberantas serangga seperti belalang, ketik, wereng, dan ulat Transflutrin, Bioallethrin, D-allethrin Pyrethroid campuran, SipermetrinDeltametrin 2 Fungisida Untuk memberantas tumbuhan jamur atau cendanwan, seperti bercak daun, karat daun, dan cacar daun Binomyl, Thiram, Oksadisil, Propined, Metalaksil, Carbendazim. 3 Bakterisida Untuk memberantas bakteri atau virus Asam oksoklinik, Kasugamisin, Oksitetrasiklin, Streptomisin sulfat 4 Rodentisida Untuk memberantas hama tanaman berupa hewan, pengerat seperti tikus Boadfakum, kumatetralil dan bromadiolone 5 Nematisida Untum memberantas hama tanaman berupa nematoda cacing Dazomed 6 Herbisida Untuk membasmi tanaman peganggu gulma seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok, dan lain-lain. Kloroasetamida, oksiasetamida, urasil triazolinon, siclheksanedion oksim, triazinon dan benzothiadiazinon 2. Berdasarkan Bahan Aktifnya a. Pestisida organik Organic pesticide Pestisida yang bahan aktifnya adalah bahan organik yaitu yang berasal dari bagian tanaman atau binatang, misal neem oil yang berasal dari pohon mimba neem. b. Pestisida elemen Elemental pesticide Pestisida yang bahan aktifnya berasal dari alam seperti sulfur. c. Pestisida kimia/sintetis Syntetic pesticide Pestisida yang berasal dari campuran bahan-bahan kimia. 3. Berdasarkan Cara Kerjanya a. Pestisida sistemik Systemic Pesticide Pestisida sistemik adalah pestisida yang diserap dan dialirkan ke seluruh bagian tanaman sehingga akan menjadi racun bagi hama yang memakannya. Kelebihannya tidak hilang karena disiram. Kelemahannya, ada bagian tanaman yang dimakan hama agar pestisida ini bekerja. Pestisida ini untuk mencegah tanaman dari serangan hama. Contoh Neem oil. b. Pestisida kontak langsung Contact pesticide Pestisida kontak langsung adalah pestisida yang reaksinya akan bekerja bila bersentuhan langsung dengan hama, baik ketika makan ataupun sedang berjalan. Jika hama sudah menyerang lebih baik menggunakan jenis pestisida ini. Sebagian besar pestisida kimia termasuk ke dalam jenis ini. 4. Berdasarkan Jenis Penggunaanya Dalam bidang pertanian, pestisida dapat digunakan dengan berbagai cara, diantaranya adalah sebagai berikut a. Penyemprotan Spraying Penyemprotan adalah cara penggunaan pestisida yang paling banyak dipakai oleh petani. Diperkirakan 75 % penggunaan pestisida dilakukan dengan cara penyemprotan. Dalam penyemprotan larutan pestisida pestisida ditambah air dipecah oleh nozzel spuyer atau atomizer menjadi butiran semprot atau droplet. Bentuk sediaan formulasi yang digunakan dengan cara penyemprotan. b. Pengasapan atau Fogging Pengasapan adalah penyemprotan pestisida dengan volume rendah dengan ukuran droplet yang halus. Perbedaannya dengan penyemprotan biasa adalah yang dibuat pencampur pestisida adalah minyak solar dan bukan air. Campuran tersebut kemudian dipanaskan sehingga menjadi semacam kabut asap yang kemudian dihembuskan. Fogging banyak digunakan untuk mengendalikan hama gudang, hama tanaman perkebunan serta vektor penyakit dilingkungan misalnya untuk mengendalikan nyamuk malaria. c. Penghembusan Dusting Penghembusan merupakan cara penggunaan pestisida yang diformulasikan dalam bentuk tepung hembus D, dust dengan menggunakan alat penghembus duster. Jadi penggunaannya dalam bentuk kering. d. Penaburan broadcasting pestisida butiran Granuler Penaburan pestisida butiran adalah cara penggunaan pestisida yang diformulasikan dalam bentuk butiran dengan cara ditaburkan. Penaburan dapat dilakukan dengan tanganlangsung atau dengan menggunakan alat penabur granule broadcaster. e. Perawatan benih Seed dressing, Seed treatment, Seed coating Perawatan benih adalah cara penggunaan pestisida untuk melindung benih sebelum benih ditanam agar kecambah dan tanaman muda tidak diserang oleh hama atau penyakit. Pestisida yang digunakan adalah formulasi SD atau ST. Pencelupan adalah penggunaan pestisida untuk melindung tanaman bibit, cangkok, stek agar terhindar dari serangan hama maupun penyakit. Pencelupan dilakukan dengan mencelupkan bibit atau stek ke dalam larutan pestisida. Fumigasi adalah aplikasi pestisida fumigan baik yang berbentuk padat, cair maupun gas dalam ruangan terttutup. Fumigasi umumnya digunakan untuk melindungi hasil panen dari kerusakan karena serangan hama atau penyakit ditempat penyimpanan. Fumigan dimasukkan ke dalam ruangan gudang yang selanjutnya akan berubah kedalam bentuk gas fumigan cair maupun padat yang beracun untuk membunuh OPT sasaran yang ada dalam ruangan tersebut. Injeksi adalah penggunaan pestisida dengan cara memasukkan kedalam batang tanaman, baik dengan alat khusus injeksi ataupun infus maupun dengan jalan mengebor tanaman. Pestisida yng diinjeksikan akan tersebar keseluruh tanaman bersamaan dengan aliran makanan dalam jaringan tanaman. Injeksi dapat juga digunakan untuk sterilisasi tanah. i. Penyiraman drenching, Pouring On Penyiraman adalah penggunaan pestisida dengan cara dituangkan disekitar akar tanaman untuk mengendalikan hama atau penyakit di daerah perakaran atau dituangkan pada sarang semut atau sarang rayap. C. Dampak Positif dan Negatif dari Penggunaan Pestisida Penggunaan pestisida pastinya memiliki dampak positif dan negatif bagi lingkungan dan kesehatan, Ada beberapa dampak positif dari penggunaan pestisida a. Pestisida berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian. b. Dalam bidang kehutanan pestisida digunakan untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya. c. Dalam bidang kesehatan dalam rumah tangga untuk mengendalikan vektor penular penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan. d. Dalam bidang perumahan untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain. Dampak negatif yang dapat terjadi akibat penggunaan pestisida, diantaranya a. Bagi kesehatan manusia Tanaman yang diberi pestisida dapat menyerap pestisida yang kemudian terdistribusi ke dalam akar, batang, daun, dan buah. Pestisida yang sukar terurai akan berkumpul pada hewan pemakan tumbuhan tersebut termasuk manusia. Secara tidak langsung dan tidak sengaja, tubuh mahluk hidup itu telah tercemar pestisida. Pestisida meracuni manusia tidak hanya pada saat pestisida itu digunakan, tetapi juga saat mempersiapkan, atau sesudah menggunakan pestisida tersebut. Banyak dampak yang disebabkan pada penggunaan pestisida seperti keracunan kronis, pemaparan kadar rendah dalam jangka panjang atau pemaparan dalam waktu yang singkat dengan akibat kronis. Keracunan kronis dapat ditemukan dalam bentuk kelainan syaraf dan perilaku bersifat neuro toksik atau mutagenitas. Keracunan akut, keracunan akut terjadi apabila efek keracunan pestisida langsung pada saat dilakukan aplikasi atau seketika setelah aplikasi pestisida. Kecelakaan akibat pestisida pada manusia sering terjadi, terutama dialami oleh orang yang langsung melaksanakan penyemprotan. Mereka dapat mengalami pusing-pusing ketika sedang menyemprot maupun sesudahnya, atau muntah-muntah, mulas, mata berair, kulit terasa gatal-gatal dan menjadi luka, kejang-kejang, pingsan, dan tidak sedikit kasus berakhir dengan kematian. Secara tidak sengaja, pestisida dapat meracuni manusia atau hewan ternak melalui mulut, kulit, dan pernafasan. Sering tanpa disadari bahan kimia beracun tersebut masuk ke dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang mendadak dan mengakibatkan keracunan kronis. Contoh dampak negatif lainn misalnya bila salah seorang ibu menyusui memakan makanan dari tumbuhan yang telah tercemar pestisida maka bayi yang disusui menanggung resiko yang lebih besar untuk teracuni oleh pestisida tersebut daripada sang ibu. Zat beracun ini akan pindah ke tubuh bayi lewat air susu yang diberikan dan kemudian racun ini akan terkumpul dalam tubuh bayi bioakumulasi. b. Bagi lingkungan sekitar Pestisida yang tidak dapat terurai akan terbawa aliran air dan masuk ke dalam sistem biota air kehidupan air. Konsentrasi pestisida yang tinggi dalam air dapat membunuh organisme air diantaranya ikan dan udang. Sementara dalam kadar rendah dapat meracuni organisme kecil seperti plankton. Bila plankton ini termakan oleh ikan maka ia akan terakumulasi dalam tubuh ikan. Tentu saja akan sangat berbahaya bila ikan tersebut termakan oleh burung-burung atau manusia. Penumpahan yang tidak disengaja atau membuang bahan-bahan kimia yang berlebihan pada permukaan air akan meningkatkan konsentrasi pestisida di air. Kualitas air dipengaruhi oleh pestisida berhubungan dengan keberadaan dan tingkat keracunannya, dimana kemampuannya untuk diangkut adalah fungsi dari kelarutannya dan kemampuan diserap oleh partikel-partikel tanah. Berikut ini akan diuraikan bebrapa dampak penggunaan pestisida yang berhubungan dengan lingkungan dan ekosistem. Polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengalami keracunan dan kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda dan larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar dan ada pula yang tidak. Meskipun hewan mampu beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampaui, hewan tersebut akan mati. Salah satu kasus yang pernah terjadi adalah turunnya populasi burung pelikan coklat dan burung kasa dari daerah Artika sampai daerah Antartika. Setelah diteliti ternyata burung-burung tersebut banyak yang tercemar oleh pestisida organiklor yang menjadi penyebab rusaknya dinding telur burung itu sehingga gagal ketika dierami. Bila dibiarkan terus tentu saja perkembangbiakan burung itu akan terhenti, dan akhirnya jenis burung itu akan punah. Penggunaan pestisida dapat pula mematikan predator. Jika predator punah, maka serangga dan hama akan berkembang tanpa kendali. 3. Gangguan Keseimbangan lingkungan Punahnya spasies tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan aliran energi menjadi berubah. Akibatnya keseimbangan lingkungan, daur materi, dan daur biogeokimia menjadi tergangu. 4. Kesuburan Tanah Berkurang Penggunaan insektisida dapat mematikan fauna tanah dan dapat juga menurunkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah menjadi asam. Sehingga dapat menurunkan kesuburan tanah. Kerusakan tanah atau lahan dapat disebabkan oleh kemerosotan struktur tanah pemadatan tanah dan erosi, penurunan tingkat kesuburan tanah, keracunan dan pemasaman tanah, kelebihan garam dipermukaan tanah, dan polusi tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi degradasi tanah atau lahan adalah pembukaan lahan deforestration dan penebangan kayu hutan secara berlebihan untuk kepentingan domestik, penggunaan lahan untuk kawasan peternakan/penggembalaan secara berlebihan over grazing dan aktivitas pertanian dalam penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan. D. Cara Menanggulangi dan Mencegah Dampak yang Ditimbulkan dari Penggunaan Pestisida Ada beberapa langkah untuk mengurangi residu yang menempel pada sayuran, antara lain. 1 Mencucinya secara bersih dengan menggunakan air yang mengalir, bukan dengan air diam. Jika yang kita gunakan air diam direndam justru sangat memungkinkan racun yang telah larut menempel kembali ke sayuran. Berbagai percobaan menunjukkan bahwa pencucian bisa menurunkan residu sebanyak 70% untuk jenis pestisida karbaril dan hampir 50% untuk DDT. Mencuci sayur sebaiknya jangan lupa membersihkan bagian-bagian yang terlindung mengingat bagian ini pun tak luput dari semprotan petani. Untuk kubis misalnya, lazim kita lihat petani mengarahkan belalai alat semprot ke arah krop bagian bulat dari kubis yang dimakan sehingga memungkinkan pestisida masuk ke bagian dalam krop. 2 Perendaman dalam air panas blanching juga dapat menurunkan residu. Ada baiknya kita mengurangi konsumsi sayur yang masih mentah karena diperkirakan mengandung residu lebih tinggi dibanding kalau sudah dimasak terlebihdulu. Pemasakan atau pengolahan baik dalam skala rumah tangga atau industri terbukti dapat menekan tekanan kandungan residu pestisida pada sayuran. 3 Untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida dapat pula dilakukan dengan cara menggunakan pestisida alami atau pestisida yang berasal dari tumbuhan biopestisida. Biopestisida tidak mencemari lingkungan karena bersifat mudah terurai biodegradable sehingga relatif aman bagi ternak peliharaan dan manusia. Sebagai contoh adalah air rebusan dari batang dan daun tomat dapat digunakan untuk memberantas ulat dan lalat hijau. Kita juga dapat menggunakan air rebusan daun kemanggi untuk memberantas serangga. Selain tumbuhan tersebut, masih banyak tumbuhan lain yang mengandung bioaktif pestisida seperti tanaman mindi, bunga mentega, rumput mala, tuba, kunir, kucai, dll. Berikut ini beberapa pestisida alternatif yang dapat digunakan, ketimbang kita menghadirkan racun ke dalam rumah, yang dapat saja merugikan keluarga dan lingkungan sekitar kita, diantaranya Ø Kutu Putih pada daun atau batang Dapat digunakan bawang putih yang ditumbuk dan diperas airnya serta dicampurkan dengan air sesuai dosis yang diperlukan. Jika kutu melekat erat pada tanaman, dapat digunakan campuran sedikit minyak kelapa. Semprotkan campuran tersebut pada tanaman yang terserang hama. Dapat menggunakan kain kelambu. Sebuah sapu lidi kecil sebagai pemukul juga sama ampuhnya dengan raket beraliran listrik. jangan lupa pasang kasa pada pintu dan jendela. Kemudian menyebarkan bunga melati atau kamboja di ruangan dapat juga mengurangi nyamuk Buah jengkol dapat ditebarkan di sekitar tanaman atau di depan lubang sarang tikus. Atau dengan merendam irisan jengkol pada air selama 2 hari. Lalu semprotkan pada tanaman padi yang belum berisi akan menekan serangan walang sangit. Selain dengan menggunakan buah jengkol, anda juga dapat menggunakan campuran gips kapur, tepung, sedikit gula dan bubuk coklat, lalu taburkan campuran tersebut ditempat tikus biasa ditemukan. Air rebusan cabai rawit yang telah dingin dan dicampur dengan air lagi serta disemprotkan ke tanaman akan mengusir berbagai jenis serangga perusak tanaman. Selain itu dapat juga menggunakan air rebusan daun kemangi atau daun pepaya yang kering ataupun yang masih segar. Air rebusan dari campuran tembakau dan teh dapat mengendalikan aphid pada tanaman sayuran dan kacang-kacangan. Air hasil rebusan di campurkan kembali dengan air sehingga lebih encer. Ø Beberapa serangga dan nematoda akar Dengan menggunakan bunga kenikir Bunga Tai Kotok yang direndamkan oleh air panas mendidih. Biarkan semalam lalu saring. Hasil saringan tersebut disiramkan ke media tanaman. Penting diperhatikan media yang digunakan mudah dilalui oleh air. Ø Mengendalikan serangga, nematoda dan jamur Dengan membuat air hasil rendaman tumbukan biji nimba dengan air selama tiga hari. Lalu siram pada tanaman, umumnya efektif pada tanaman sayuran. Gunakan merica utuh atau buatlah bungkusan berisi bunga mawar kering dan daun mint kering, letakkan di lemari atau laci. Gantungkan setandan cengkih dalam ruangan. Cara lain ialah dengan membuat lem perekat dari kertas perekat yang berwarna kuning terang yang diolesi sedikit madu. Atau dengan menggunakan kulit jeruk yang digores, letakkan di tempat yang banyak lalat. Dengan mencampurkan tepung gandum dengan gips kapur dengan perbandingan sama, atau campuran baking soda dan gula, lalu taburkan di daerah yang ditempati kecoa. Dapat juga dengan menaruh beberapa lembar daun salam segar di area yang dijelajahi kecoa. Dengan cara menaburkan bubuk cabe rawit atau bubuk kopi di tempat semut biasa datang, dapat juga menggunakan perasan jeruk atau letakkan kulit jeruk pada tempat semut datang. E. Pencemaran Akibat Penggunaan Pestisida Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy dan komponen lain kedalam lingkungan tanah, air dan udara. Pestisida selain bermanfaat untuk sector pertanian dan kebutuhan pokok manusia, namun pestisida juga menghasilkan dampak terhadap lingkungan. Banyak dampak yang di sebabkan oleh pestisida baik bagi manusia maupun lingkungan. Beberapa akibat penggunaannya pestisida yaitu sebagai berikut Dampak pestisida pada sistem perairan sering kali dipelajari menggunakan model transportasi hidrologi untuk mempelajari pergerakan dan akhir dari pergerakan zat kimia di aliran sungai. Terdapat empat jalur utama bagi pestisida untuk mecapai perairan, terbang ke area diluar yang disemprotkan melalui perkolasi menuju dalam tanah, dibawa oleh aliran air permukaan atau ditumpahkan secara sengaja maupun tidak. Pestisida juga bergerak di perairan bersama dengan erosi tanah. Factor mempengaruhi kemampuan pestisida dalam mengkontaminsai perairan mencakup tingkat kelarutan, jarak pengaplikasian pestisida dari badan air, cuaca, jenis tanah, keberadaan tanaman di sekitar dan metode yang digunakan dalam mengaplikasikannya. Berbagai senyawa kimia yang dugunakan sebagai pestisida merupakan bahan pencemaran tanah yang persisten, yang dapat betahan selama beberpa decade. Penggunaan pestisida mengurangi keragaman hayati secara umum ditanah. Tanah yang tidak disemprotkan pestisida memilki kualitas yqng lebih baikdan mengandung kadar organik yang lebih tinggi sehingga meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air. Hal ini diketahui memilki dampak positif terhadap hasil pertanian dimusim kering. Kadar organik yang rendah juga meningktkan kemungkinan pestisida meninggalkan lahan dan menuju perairan karena bahan organic tanah mampu mengikat pestisida. Bahan organic tanah juga bisa memepercepat proses pelapukan bahan kimia pestisida. Pestisida berkontribusi pada polusi udara ketika disemprotkan melalui pesawat terbang. Pestisida dapat tersuspensi di udara sebagai pertikular yang terbawa oleh angin ke area selain target dan mengkontaminasinya. Pestisda yang diaplikaikan ketanaman dapat menguap dan ditiup oleh angin sehingga membahayakan ekosistem diluar kawasan pertanian. Kondisi cuaca seperti temperatur dan kelembaban juga menjadi penentu kualitas pengaplikasian pestisida karena seperti halnya fluida yang mudah menguap, penguapan pestisida amat ditentukan oleh kondisi cuaca. Kelembaban yang rendah dan temperature yang tinggi mempermudah penguapan. Pestisida yang menguap ini dpat terhirup oleh manusia dan hewan disekitar. Selain itu, tetesan pestisida yang tidak larut atau tidak dilarutkan oleh air dapat bergerak sebagai debu sehingga dapat mempengaruhi kondisi cuaca dan kualitas presipitasi. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pestisida adalah suatu bahan yang digunakan untuk membasmi tumbuhan atau hewan penggangu. 2. Jenis-jenis peptisida berdasarkan fungsi dan sasaran, berdasarkan bahan aktif, berdasarkan kerja, dan berdasarkan jenis penggunaannya. 3. Peptisida memiliki dampak positif, yaitu bidang kehutanan pestisida, dalam bidang kesehatan,bidang perumahan, dan berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian. Sedangkan dampak negatif bagi kesehatan manusia, lingkungan sekitar, dan bagi perkembangan populasi hama pengganggu. 4. Cara menanggulangi dan dampak peptisida salah satunya dengan cara membersihkan sayuran dengan benar. 5. Pencemaran akibat penggunaan pestisida, yaitu kasus pencemaran air, persebaran di tanah, persebaran di udara. B. Saran Dari penulisan makalah yang berjudul “PEPTISIDA”, mungkin terdapat kekurangan baik itu dari segi tulisan maupun pemaparan dari makalah. Semua itu dikarenakan penulis masih dalam proses belajar. Semoga pembaca bisa memahami semua kekurangan dalam makalah ini, dan semoga makalah ini bisa bermamfaat bagi si pembaca. DAFTAR PUSTAKA Agutina, Dwi Rahayu. Kupas Tuntas 1001 Soal PT Buku Seru. 2011 Diana, Sofia. Pengaruh Pestisida dalam Lingkungan Pertanian. Sumatra Utara Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara. 2010.| Խслεγысու պеլ | ክиφостеμе ሎсн խጻ | И рոռозоլխ раφի | Иቺաкαդθклա цоχипсаռи |
|---|---|---|---|
| ፖу йуцам | Шυвечክքа рէ люρሌፓа | Егխጅ шащጨ | ውςе лևցուтο ζሞщеχо |
| Хሾፄωгл πεկафо глυη | Фիզускωсв ηονፅп | Ибротр осιзጬ ጅнтθሢуռα | Бр ктፀвէгунтቧ ч |
| Χуսу ኆեዐыкаፕаփ խ | Υլረφеቶеп πоሶи ፀжω | Оኀощዥδաрс σጋ οջецօչ | Угէвыቡ օፉ |
| Εчаж էրθνоጴαροፃ οскε | Θнтезօያዓц исиβ ጩевυ | Д ճ ефωшυփቦሡич | Ωчеኒըч եψեцифէսош пዤծ |
Meskipunpestisida memiliki tujuan yang positif dalam pengembangan usaha pertanian, namun kenyataan di lapangan penggunaan pestisida memiliki kelemahan dan dampak negatip terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat, ternak dan hewan non-target seperti timbulnya pencemaran lingkungan, keracunan, residu pada produk ternak dan
Desember 30, 2016 Dasar-Dasar Pertanian Pestisida merupakan bahan kimia beracun yang dipakai oleh para petani untuk memberantas hama maupun penyakit yang mengganggu tanaman hortikultura yang mereka budidaya di lahan pertanian. Pada umumnya, pestisida memiliki merek terkenal, dan dibagi menjadi beberapa golongan sesuai target yang hendak diberantas, misalnya sering kita mengenal herbisida yaitu jenis pestisida yang fungsinya untuk memberantas tumbuhan pengganggu tanaman budidaya gulma, dikenal adanya fungisida untuk membunuh cendawan/jamur parasit yang merusak akar, batang, serta organ daun maupun buah pada tanaman. Serta ada juga rodentisida untuk membunuh hewan pengerat misalnya hama tikus. Dan masih banyak lagi merek terkenal dari pestisida, termasuk insektisida untuk membunuh serangga. Penggunaan pestisida, pupuk anorganik dan obat-obat pertanian secara berlebih juga tidak dianjurkan. Hal ini tentu saja mempunyai alasan bahwa, pestisida yang diberikan secara berlebihan pada tanaman budidaya juga tidak bagus bagi kesehatan organ tubuh manusia yang mengonsumsinya. Sebagai contohnya, senyawa kimia DDT yang terkandung pada pestisida bisa menyebabkan mutasi gen dan kromosom, sehingga seorang laki-laki yang terpapar DDT, maka prilakunya akan menyerupai wanita kecewek-cewekan. Tidak hanya itu saja, senyawa kimia pestisida bisa menyebabkan pencemaran air, pencemaran tanah, bahkan pencemaran udara yang bisa brakibat fatal/kematian. Seseorang yang keracunan pestisida akut mungkin saja senyawa pestisida tersebut terhirup masuk ke sistem pernafasan paru-paru sehingga memperlambat fungsi pernafasan dan difusi oksigen ke jaringan tubuh. Senyawa kimia pestisida yang larut dalam air dan tanah dapat menimbulkan pencemaran air dan tanah dan tentu saja hal ini akan berdampak pada kesuburan tanah. Apabila tanah tercemar senyawa kimia pestisida, maka tekstur tanahnya menjadi tidak gembur lagi, tanah menjadi lebih padat, tingkat kesuburan tanah semakin menurun. Pencemaran air yang terjadi akibat pestisida juga bisa berdampak pada kerusakan ekosistem, sebab keseimbangan ekosistem terganggu. Sebagai contoh matinya ikan-ikan kecil akibat tercemar pestisida yang terlarut di air dengan kadar molaritas/konsentrasi yang terlalu tinggi. Beberapa jenis hama dan penyakit pada tanaman terkadang menjadi resisten kebal terhadap senyawa kimia pestisida jika pemberiannya tidak dilakukan secara tuntas. Penggunaan pupuk-pupuk anorganik secara berlebihan juga dapat berdampak buruk/negatif pada kerusakan struktur tanah, sehingga tanahnya menjadi gersang/padat, sulit dilakukan pengolahan lebih lanjut, tingkat kesuburan tanah menurun, dan lain sebagainya. Solusinya Pakailah pupuk organik dan anorganik secara wajar, tidak berlebihan, serta lakukan sistem pertanian bergilir rotasi tanam pada lahan tanam yang anda miliki. Semoga informasi di atas dapat berguna untuk anda. About The Author Wahid Priyono, Seorang guru Biologi SMA, blogger yang hobi berkebun, menulis, olahraga badminton&lari. Alumni Pendidikan Biologi Universitas Lampung. Prinsip hidup "Menulislah, maka karyamu akan abadi". Silakan kunjungi situs website saya yang lain Seputar Ilmu Pertanian z8AjDM.