Penulisan al-Quran dengan Rasm Uthmani di antara Tawqif dan Ijtihad: Quranic Orthography with the Uthmani Script: Between Tawqif and Ijtihad December 2018 Maสฟฤlim al-Qurสพฤn wa al-Sunnah 14(2
Kaidah Dan Qanun Rasm Utsmani0% found this document useful 0 votes3 views9 pagesOriginal TitleKaidah_Dan_Qanun_Rasm_Utsmani[2]Copyrightยฉ ยฉ All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes3 views9 pagesKaidah Dan Qanun Rasm UtsmaniOriginal TitleKaidah_Dan_Qanun_Rasm_Utsmani[2] ^KOEQEL SK^ EB-U[QEI CEI QE^J [S^JEIG Cmski Xkidejpu ? Cr.,Elsgi Tgoeye.,Ebl., Mbkl ? Gsaelub Juigr 18188. ^ktkbel Qesububbel wefet, `kpkjgjpgiei cgejagb ebgl mbkl seleaetEau Ae`er 6>1-6>3 J yeid pece seet gtu tkroecg pkreid Wejejel telui 51 L ckidei Jusegbgjel eb-eczezea yeid jkide`u cgrgiye skaedeg Ieag. Xece pkreid tkrskaut aeiye` pere seleaet yeid dudur syelgc, cebej setu rgweyet jkinepeg 48 mreid, rgweyet begi ;88 mreid, `kjucgei jkiurut jeftul 57 Xedk 5Kaidah Fikih Pokok dan Contoh Penerapannya dalam Muamalah. May 28, 2020 SYARI'AH. GUSTANI.ID - Qowaid Fikhiyyah atau Kaidah fikih adalah kaidah atau dasar fikih yang bersifat umum yang mencakup hukum-hukum syara' secara menyeluruh dari berbagai bab/bagian dalam masalah - masalah yang masuk di bawah cakupannya.
CONTOH 6 KAIDAH RASM UTSMANI SINGKAT Seringkali kita mendengar istilah Rasm Utsmani saat berhadapan dengan mushaf Al-Quran. Tahukah Anda bahwa Rasm Utsmani secara singkat adalah metode penulisan Al-Quran. Dan rasm utsmani memiliki disiplin ilmu tersendiri. Ilmu Rasm Utsmani akhir-akhir ini semakin mendapat perhatian. Terutama banyak percetakan mushaf al-Quran yang menambahkan embel-embel "bi Rasm Utsmani" dengan Rasm Utsmani di sampulnya. Apa sebenarnya maksud dan fungsi dari Rasm Utsmani? Jawabannya akan dibuatkan artikel tersendiri. Pada artikel kali ini, penulis secara singkat ingin memperkenalkan 6 kaidah rumus umum yang terdapat dalam ilmu Rasm Utsmani. 1. Hadzf Kaidah Al-Hadzf ุงู„ู’ุญูŽุฐู’ูู adalah kaidah yang membuang huruf. Di dalam penulisan al-Quran terdapat beberapa huruf yang dibuang dengan mengikuti kaidah hadzf. Adapun huruf-huruf yang dibuang ada 5 yaitu alif, wawu, ya', lam, dan nun. Contoh alif yang dibuang Contoh wawu yang dibuang ู„ู‘ูŽุง ูŠูŽุณู’ุชูŽูˆูู†ูŽ - ู„ู‘ูŽุง ูŠูŽุณู’ุชูŽูˆููˆู†ูŽ Contoh ya' yang dibuang ุฅูู„ู‘ูŽุง ู„ููŠูŽุนู’ุจูุฏููˆู†ู - ุฅูู„ู‘ูŽุง ู„ููŠูŽุนู’ุจูุฏููˆู†ููŠ Contoh lam yang dibuang Contoh nun yang dibuang 2. Ziyadah Kaidah yang kedua adalah Az-Ziyadah ุงู„ู’ุฒู‘ููŠูŽุงุฏูŽุฉ. Yang dimaksud dengan ziyadah adalah menambahkan huruf. Adapun huruf yang ditambah bisa berupa alif, wawu, dan ya'. Berikut masing-masing contohnya Contoh alif tambahan ู„ูŽู† ู†ู‘ูŽุฏู’ุนููˆูŽ - ู„ูŽู† ู†ู‘ูŽุฏู’ุนููˆูŽุง Contoh wawu tambahan Contoh ya' tambahan 3. Hamzah Penulisan hamzah juga memiliki kaidah tersendiri dalam Rasm Utsmani. Setidaknya penulisan hamzah terbagi menjadi 4 bentuk yaitu alif, wawu, ya', dan tanpa bentuk. Berikut masing-masing contohnya Hamzah berbentuk alif Hamzah berbentuk wawu Hamzah berbentuk ya' Hamzah tidak berbentuk diberi tanda baca kepala ain 4. Badal Yang dimaksud dengan badal ุงู„ู’ุจูŽุฏู’ู„ู adalah mengganti huruf. Salah satu contoh kaidah badal adalah mengganti alif dengan wawu, mengganti nun taukid dengan alif, dan lain-lain. Adapun contohnya adalah Mengganti alif dengan wawuุตูŽู„ูŽุงุฉ - ุตูŽู„ูŽูˆุฉ Mengganti nun taukid dengan alifุฅูุฐูŽู†ู’ - ุฅูุฐู‹ุง 5. Washl wa Fashl Kaidah Washl dan Fashl adalah mengenai cara penulisan disambung atau terpisah. Terdapat beberapa kata yang kadang disambung dan kadang dipisah. Berikut contoh-contohnyaู…ูู†ู’ ู…ูŽุง โ€“ ู…ูู…ู‘ูŽุง ุฃูŽู…ู’ ู…ูŽู†ู’ โ€“ ุฃูŽู…ู‘ูŽู†ู’ ุจูุฆู’ุณูŽู…ูŽุง 6. Lafaz Yang memiliki 2 qiraat Kaidah terakhir adalah apabila sebuah kata lafaz memiliki lebih dari satu macam bacaan maka dipilih yang masyhur atau dipilih salah satunya. Adapun salah satu contohnya adalah sebagai berikutู…ูŽู„ููƒู Kata di atas terdapat dalam QS Al-Fatihah ayat 4 dan memiliki 2 model bacaan yaitu bisa ู…ูŽู„ููƒู dan ู…ูŽุงู„ููƒู maka dipilih salah satu yaitu kata ู…ูŽู„ููƒู karena secara rasm masih bisa mewakili keduanya.
Penggunaanrasm utsmani dalam penulisan Al-Qur`an menurut sebagian ulama merupakan hal yang wajib. Akan tetapi, dalam praktiknya kaidah penulisan Al-Qur`an memiliki ragam yang bermacam-macam. Pada kaidah rasm utsmani dikenal dua mazhab utama yaitu imam Abu Amr ad-Dani dan imam Abu Dawud Sulaiman bin Najjah, sedangkan al-Balansi, al-Syatibi, al-Kharraz, dan lain-lain dikategorikan sebagai Rasm yang terletak dalam Mushaf Utsmani merupakan salah satu rahasia dalam penulisan mushaf Al-Qurโ€™an, terkait beberapa kalimat dalam Al-Qurโ€™an. Para sahabat menulis Mushaf Utsmani dengan model khusus yang berbeda dari kaidah penulisan imla, yang meliputi kaidah penghapusan hadzf, penambahan ziyadah, penulisan ha hamz, penggantian badal, penyambungan Washl, pemisahan Fasl. Masih tentang Rasm ini, ada baiknya Anda merujuk kembali artikel tentang hubungan rasm dengan Qiraat serta contohnya dalam mengenai Rasm Utsmani tidak akan pernah terlepas dari Mushaf Utsmani itu sendiri. Mushaf Utsmani ditulis pada era Utsman bin Affan sebagai kodifikasi Al-Qurโ€™an yang ketiga, melihat banyaknya umat Islam kala itu yang saling menyalahkan bacaan antara satu dengan yang lainnya. Tidak hanya itu, sebagian orang bahkan mengkafirkan sebagian yang lain akibat perbedaan bacaan dan sedikitnya pengetahuan umat tentang bacaan Al-Qurโ€™an yang diturunkan dengan lahjah yang lain. Oleh karena itu, Utsman bin Affan meminta Zaid bin Tsabit untuk menuliskan kembali Al-Qurโ€™an dengan satu lahjah, yaitu lahjah Quraisy. Setelah proses pentashihan yang panjang hingga dibentuk tim kodifikasi Al-Qurโ€™an, mushaf yang dituliskan oleh Zaid disebar ke berbagai kota. Mushaf ini kemudian disebut sebagai mushaf Utsmani hingga sekarang karena penulisannya dilakukan pada era Utsman bin Affan atas Al-Qurโ€™an yang disebarkan menggunakan satu lahjah yang telah disepakati, penulisan yang digunakan pada tiap mushaf yang disebarkan pun menggunakan satu model Rasm, yang selanjutnya disebut dengan Rasm Mushaf Utsmani, agar umat Islam dapat membaca Al-Qurโ€™an melalui satu bentuk tulisan. Karena, perbedaan qiraat akan menyebabkan perbedaan rasm yang ditulis. Oleh karena itu, Utsman bin Affan mengirimkan imam kepada masing-masing kota untuk mengajarkan tentang cara pembacaan mushaf Utsmani dengan rasmnya. Untuk itulah, penulisan Al-Qurโ€™an pada masa setelahnya wajib mengikuti Rasm ini dilakukan melihat perbedaan tulisan dan rasm pada beberapa mushaf sebelum masa kodifikasi Utsman. Diantaranya penulisan ู„ุฆู† ุฃู†ุฌุงู†ุง dalam surah Al-Anโ€™am yang ditulis menggunakan alif pada mushaf Kufi, sedangkan pada mushaf lainnya menggunakan huruf ta setelah ya ุฃู†ุฌูŠุชู†ุง. Perbedaan yang lain ditemukan dalam ayat ูƒุงู†ูˆุง ุฃุดุฏู‡ู… ู…ู†ู‡ู… ู‚ูˆุฉ pada beberapa mushaf, sedangkan dalam mushaf Syami ditulis dengan menggunakan kaf ู…ู†ูƒู…. Dan beberapa kalimat lain seperti menghilangkan alif pada kaidah yang semestinya, mengganti ya dengan alif dan perbedaan pendapan mengenai rasm Utsmani, sebagian mengatakan itu merupakan bentuk ijtihat sahabat. Pendapat yang lain mengatakan bahwa pada masa Rasulullah SAW, Rasulullah SAW sendiri yang mendiktekan Zaid bin Rsabit dalam penulisan Al-Qurโ€™an melalui talqin dari Jibril alaihi salam. Seperti penulisan wakhsyaunii dalam surah Al-Maidah ditulis dengan huruf yaโ€™ sedangkan dalam surah Al-Maidah dengan menghapusnya ya pada dua tempat di dalamnya. Sedangkan dalam riwayat lain mengatakan bahwa penulisan rasm Utsmani sesuai talaqi dengan Rasulullah pada masa kodifikasi awal, bukan bentukan baru yang dibuat sahabat terkait hukumnya, tidak ada perbedaan pendapat antara para ulama Semuanya sepakat bahwa penulisan ayat A-Qurโ€™an wajib mengikuti rasm mushaf Utsmani, khususnya bagi mereka yang awan terhadap qiraat yang berbeda dalam Al-Qurโ€™an. Dalam hal ini, Baihaqi mengatakan bahwa siapa saja yang ingin menulis mushaf, maka ia harus mengikuti penulisan yang tertulis di dalamnya, dalam hal ini berarti rasm mushaf Utsmani. Sedangkan untuk anak kecil yang sedang belajar Al-Qurโ€™an, sebagian ulama memperbolehkan untuk tidak mengikuti rasm Utsmani agar mempermudah dalam Thahir menuliskan dalam bukunya Tarikhul Qurโ€™an wa Gharaib Rasmihi tentang tiga kelebihan dalam pemakaian rasm Utsmani. Pertama, membantu umat khususnya era modern dalam tata cara penulisan mushaf. Kedua, menghindari keraguaan dalam penulisan dalam lahjah yang berbeda seperti yang dituliskan sebelumnya. Ketiga, untuk mengetahui makna yang harus dipotong atau disambung dalam beberapa kalimat Al-Qurโ€™ satu bentuk rasm utsmani dapat dilihat dari penulisan basmalah yang menghilangkan 3 alif di dalamnya. Pertama, alif dalam penulisan ุจุณู… kedua alif dalam penulisan ุงู„ู„ู‡ ketiga alif dalam penulisan ุงู„ุฑุญู…ู†, dengan bacaan sesuai dengan kaidah mad dalam pekaidah penulisan yang kita tahu, yaitu ุจุงุณู… ุงู„ู„ุงู‡ ุงู„ุฑุญู…ุงู† lainnya dapat dilihat dari kalimat ุงู„ู…ู„ุฆูƒุฉ, ุงู„ุฅู†ุณู†, ุงู„ุดูŠุทู†, ุงู„ุตุฑุท, ุงู„ุนู„ู…ูŠู† dengan menghilangkan alif dan digantikan dengan tanda mad disetiap huruf yang dibaca rasm Utsmani juga ditemukan beberapa bentuk penulisan asing, sepertiRasm pada kalimatุฃูุฅูŠู† ู…ุงุช ditulis dengan penambahan huruf ya sebelum nunRasm pada kalimat ูˆุงู„ุณู…ุงุก ุจู†ูŠู†ู‡ุง ุจุฃูŠูŠุฏ dan kalimat ุจุฃูŠูŠูƒู… ditulis dengan dua huruf ya pada dua kata yang pada kalimat ุณุฃูˆุฑูŠูƒู… ุฏุงุฑ ุงู„ููŠู‚ูŠู† ditulis dengan menambahkan huruf wawu setelah alifRasm pada kalimat ูˆุฌุงูŠุก ูŠูˆู…ุฆุฐ ุจุฌู‡ู†ู… dengan menambahkan hurud alif setelah jim. Dan masih terdapat beberapa penulisan asing dalam rasm Utsmani. Untuk itu, Muhammad Thahir dalam bukunya secara khusus menjelaskan secara terperinci mengenai ayat-ayat yang tertulis menggunakan rasm Utsmani merupakan rasm khusus yang digunakan dalam penulisan ayat Al-Qurโ€™an atau mushaf, sedangkan dalam penulisan harian tidak dipergunakan karena bentuk penulisannya yang berbeda dari kaidah imla. Kecuali pada beberapa kalimat dan kata yang sering digunakan dalam keseharian. Seperti kalimat ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู…, ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡, ุงู„ู„ู‡, ุฐู„ูƒ, ู‡ุฃู†ุชู…, ู‡ุคู„ุงุก dan lainnya, menggantikan tulisan dalam kaidah imla, seperti ุจุงุณู… ุงู„ู„ุงู‡ ุงู„ุฑุญู…ุงู† ุงู„ุฑุญูŠู…, ู„ุง ุฅู„ุงู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ุงู‡, ุงู„ู„ุงู‡, ู‡ุงุฐุง, ุฐุงู„ูƒ, ู‡ุง ุฃู†ุชู…, ู‡ุง ุฃู„ุงุก.Melihat penulisan mushaf yang ditulis dengan rasm Utsmani berbeda dengan penulisan kaidah imla, maka dianjurkan bagi para penulis Al-Qurโ€™an untuk memperhatikan rasm Utsmani sebelum menuliskan ayat, untuk menghindari kesalahan dalam penulisan. Karena jika penulisan hanya mengandalkan hafalan semata, maka ditakutkan akan terdapat perbedaan dalam rasm yang Nindhya Ayomi. Sumber Muhammad Thahir ibn Abd al-Qadir al-Kurdi, Tarikh al-Qurโ€™an wa Gharaibu Rasmihi wa Hukmuhu, Jeddah 1365 H. Penulisandengan dialek Quraisy dalam mushaf Utsmani ini kemudian dikenal dengan istilah Rasm Utsmani. Salah satu syarat agar suatu ayat atau lafal dalam Qira'ah dapat disebut Al-Quran adalah ditulis sesuai dengan Rasm Utsmani ini, selain harus sesuai dengan kaidah-kaidah gramatika Arab, dan juga harus diriwayatkan secara Mutawattir.
ArticlePDF Available AbstractRasm 'Utsmฤnฤซ is a model for writing the Koran which was agreed during the Khalifah "Utsmฤn bin 'Affฤn by copying the manuscripts that had been collected at the time of Khalifah Abu Bakr al Shiddฤซq into several manuscripts. Then the manuscripts sent to various Islamic areas along with the qurrฤ` to be used as guidelines by the Muslims. Scholars have different views regarding the 'Utsmฤni rasm as something that must be followed or not. Scholars have three opinions. First, Rasm 'Utsmฤn is tauqifฤซ based on guidance from the Prophet SAW and cannot violate it and must be followed by Muslims. Second, Rasm 'Utsmฤn is ijtihad but still must be followed by Muslims and must not violate it. Third, Rasm 'Utsmฤn is just a given term which may be violated if it is agreed by a generation to use another model of rasm. There are several rules contained in this 'Utsmฤnฤซ rasm, one of them is the al hazf letter removal rule. The rules of al-hazf are broadly divided into three, such as hazf isyฤrah, hazf ikhtishฤr, and hazf iqtishฤr. From these three models, it can be seen that some letters were discarded, namely alif, waw, yฤ`, lฤm, and nun. Each of these letters has its own provisions in its writing in the Qur'an and has secrets that can be known through in-depth study. ABSTRAK Rasm Utsmฤnฤซ merupakan model penulisan al-Qur`an yang disepakati pada masa Khalifah โ€œUtsmฤn bin Affฤn dengan menyalin mushaf yang telah dikumpulkan pada masa Khalifah Abu Bakar al Shiddฤซq ke dalam beberapa mushฤf. Lalu dikirim ke berbagai wilayah Islam bersama dengan para qurrฤ` untuk dijadikan pedoman oleh kaum muslimin. Ulama berbeda pandangan dalam melihat rasm Utsmฤni sebagai sesuatu yang wajib diikuti atau tidak. Ada tiga pendapat ulama. Pertama, Rasm Utsmฤnฤซ bersifat tauqฤซfฤซ berdasarkan bimbingan dari Nabi SAW dan tidak boleh menyalahinya serta wajib diikuti oleh kaum muslimin. Kedua, Rasm Utsmฤnฤซ bersifat ijtihad namun tetap wajib diikuti oleh kaum muslimin serta tidak boleh menyalahinya. Ketiga, Rasm Utsmฤnฤซ hanyalah sebuah istilah yang diberikan yang boleh saja menyalahinya jika memang disepakati oleh suatu generasi untuk menggunakan model rasm yang lain. Ada beberapa kaidah yang terdapat dalam rasm Utsmฤnฤซ ini, salah satunya adalah kaidah al hazf pembuangan huruf. Kaidah al hazf ini secara garis besar terbagi tiga yaitu hazf isyฤrah, hazf ikhtishฤr, dan hazf iqtishฤr. Dari ketiga model ini terlihat ada beberapa huruf yang dibuang yaitu alif, waw, yฤ`, lฤm, dan nลซn. Masing- masing huruf tersebut memiliki ketentuan- ketentuan tersendiri dalam penulisannya dalam al-Qur`an dan mempunyai rahasia yang dapat diketahui melalui kajian yang mendalam. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. JURNAL ILMIAH AL MUโ€™ASHIRAH Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol. 18, No. 2, Januari 2021 Hal 83-96 p-ISSN 1693-7562 e-ISSN 2599-2619 Kaidah Al Hazf dalam Rasm Utsmฤnฤซ Misnawati Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh Email misnawati ABSTRACT Rasm 'Utsmฤnฤซ is a model for writing the Koran which was agreed during the Khalifah "Utsmฤn bin 'Affฤn by copying the manuscripts that had been collected at the time of Khalifah Abu Bakr al Shiddฤซq into several manuscripts. Then the manuscripts sent to various Islamic areas along with the qurrฤ` to be used as guidelines by the Muslims. Scholars have different views regarding the 'Utsmฤni rasm as something that must be followed or not. Scholars have three opinions. First, Rasm 'Utsmฤn is tauqifฤซ based on guidance from the Prophet SAW and cannot violate it and must be followed by Muslims. Second, Rasm 'Utsmฤn is ijtihad but still must be followed by Muslims and must not violate it. Third, Rasm 'Utsmฤn is just a given term which may be violated if it is agreed by a generation to use another model of rasm. There are several rules contained in this 'Utsmฤnฤซ rasm, one of them is the al hazf letter removal rule. The rules of al-hazf are broadly divided into three, such as hazf isyฤrah, hazf ikhtishฤr, and hazf iqtishฤr. From these three models, it can be seen that some letters were discarded, namely alif, waw, yฤ`, lฤm, and nun. Each of these letters has its own provisions in its writing in the Qur'an and has secrets that can be known through in-depth study. Keywords hazf al hurลซf, Rasm Utsmฤnฤซ. ABSTRAK Rasm Utsmฤnฤซ merupakan model penulisan al-Qur`an yang disepakati pada masa Khalifah โ€œUtsmฤn bin Affฤn dengan menyalin mushaf yang telah dikumpulkan pada masa Khalifah Abu Bakar al Shiddฤซq ke dalam beberapa mushฤf. Lalu dikirim ke berbagai wilayah Islam bersama dengan para qurrฤ` untuk dijadikan pedoman oleh kaum muslimin. Ulama berbeda pandangan dalam melihat rasm Utsmฤni sebagai sesuatu yang wajib diikuti atau tidak. Ada tiga pendapat ulama. Pertama, Rasm Utsmฤnฤซ bersifat tauqฤซfฤซ berdasarkan bimbingan dari Nabi SAW dan tidak boleh menyalahinya serta wajib diikuti oleh kaum muslimin. Kedua, Rasm Utsmฤnฤซ bersifat ijtihad namun tetap wajib diikuti oleh kaum muslimin serta tidak boleh menyalahinya. Ketiga, Rasm Utsmฤnฤซ hanyalah sebuah istilah yang diberikan yang boleh saja menyalahinya jika memang disepakati oleh suatu generasi untuk menggunakan model rasm yang lain. Ada beberapa kaidah yang terdapat dalam rasm Utsmฤnฤซ ini, salah satunya adalah kaidah al hazf pembuangan huruf. Kaidah al hazf ini secara garis besar terbagi tiga yaitu hazf isyฤrah, hazf ikhtishฤr, dan hazf iqtishฤr. Dari ketiga model ini terlihat ada beberapa huruf yang dibuang yaitu alif, waw, yฤ`, lฤm, dan nลซn. Masing- masing huruf tersebut memiliki ketentuan- ketentuan tersendiri dalam penulisannya dalam al-Qur`an dan mempunyai rahasia yang dapat diketahui melalui kajian yang mendalam. Kata Kunci hazf al hurลซf, Rasm 'Utsmฤnฤซ. Misnawati Kaidah Al Hazf dalam Rasm Utsmฤnฤซ 84 A. Pendahuluan Al Qur'an merupakan kitab samawi yang mendapat perhatian lebih dalam penjagaan dan pemeliharaannya bila dibandingkan dengan kitab samawi lainnya. Al Qur'an merupakan wahyu Allah ๏‰ yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad ๏ฒ secara berangsur- angsur dalam kurun waktu lebih kurang 23 tahun dalam masa kerasulannya agar menjadi pedoman hidup umat manusia. Salah satu manfaat diturunkan al Qur'an secara berangsur- angsur agar memberi kemudahan dalam memelihara, menghafal, menulis, dan memahaminya. Al Qur'an mempunyai metode khusus dalam penulisannya yang berbeda dengan tulisan yang beredar dalam masyarakat. Para ulama membagi model penulisan itu kepada tiga macam 1 Khath Ishthilฤhฤซ atau rasm imlฤ`ฤซ yaitu menuliskan kata sebagaimana diucapkan, atau rasm yang kaidah-kaidahnya itu berdasarkan apa yang telah ditetapkan oleh ulama Basrah dan Kufah dengan berpegang kepada rasm Utsmฤnฤซ dan ilmu Nahw dan Sharf. Rasm ini disebut juga dengan rasm qiyฤsฤซ 2 Khath 'Utsmฤnฤซ atau rasm 'Utsmฤnฤซ yaitu rasm yang disandarkan kepada 'Utsmฤn bin 'Affฤn ๏ด yang dengannya mushaf al Qur'an ditulis atau rasm khusus menulis ayat- ayat dan kata- kata al Qur`an pada periode penulisan dan pengumpulan al Qur`an yang masa khalifah Utsman merupakan periode akhir penulisannya. Rasm ini dikenal juga dengan rasm mushafฤซ atau rasm qurฤnฤซ. 3 Rasm Arลซdhฤซ yaitu rasm yang dijadikan pedoman oleh ahli Arลซdh dalam merangkai syair yang bersandar pada apa yang didengar, tidak berdasarkan arti Al Farmฤwฤซ, 2004 165 dan Sofiah Shamsuddin, 2006 177. Tulisan ini hanya mengkaji model tulisan yang kedua yaitu rasm 'Utsmฤnฤซ, khususnya berkaitan dengan hazf al hurลซf pembuangan huruf. Kajian tentang rasm Utsmฤnฤซ ini sudah banyak dikaji dari berbagai sudut pandang. Zaenal Arifin Madzkur melihat motif awal sejarah kodifikasi Mushaf al Qur`an di masa Utsman terlepas dari dorongan untuk menghindari perbedaan qira`at al Qur`an yang semakin meruncing seiring meluasnya kekuasaan Islam. Ia juga berpendapat bahwa keberadaan tiga varian hukum penulisan mushaf al Qur`an dengan rasm 'Utsmฤnฤซ, sudah sepatutnya dapat menjadi penengah dalam menyatukan persepsi umat Islam menyangkut ketauqifian rasm 'Utsmฤnฤซ menurut pendapat jumhur ulama agar tidak lagi menjadi isu profokatif untuk mengulang perselisihan masa lalu Zaenal Arifin Madzkur, 2011 22. Di sisi lain Mohammad Ikram bin Mohd Nor dan Mohd Faizulamri bin Mohd Saad berpandangan bahwa kajian tentang rasm 'Utsmฤnฤซ pada kaedah al-hazf terjadi perbedaan kalimat yang berlaku dan bukanlah sesuatu yang bersifat istilahi yang ditulis mengikut keinginan manusia. Bahkan ia bersifat tauqฤซfฤซ yang merupakan sesuatu yang diperintahkan oleh Allah ๏‰ melalui Rasul ๏ฒ. Sekiranya itu ijtihad para sahabat semata-mata maka sudah tentu huruf-huruf al Qur`an itu bukanlah suatu mukjizat. Jika hal ini berlaku, sudah tentu al-Qur`an mengalami perubahan dan penyelewengan Mohammad Ikram bin Mohd Nor dan Mohd Faizulamri bin Mohd Saad, 2017 29. Berdasarkan pemikiran di atas maka yang menjadi fokus penelitian di sini hanya terbatas pada kaidah al hazf. Maka pertanyaan yang muncul Apakah yang dimaksud dengan JURNAL ILMIAH AL MUโ€™ASHIRAH Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol. 18, No. 1, Januari 2021 85 rasm Utsmฤnฤซ? Bagaimana pandangan ulama tentang rasm Utsmฤnฤซ? Bagaimana kaidah- kaidah al hazf dalam rasm `Utsmฤnฤซ? Hal- hal inilah yang akan dikaji dalam penelitian ini. B. Pembahasan 1. Pengertian Rasm 'Utsmฤnฤซ Secara bahasa rasm merupakan masdar dari kata ๎€ƒ๎ข๎Žณ๎Žญ๎‚ฑ๎€ƒ๎€ƒ๎ข๎Žณ๎Žฎ๎ณ๎€๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ฑ๎ค๎Žณ๎Žญ ยป. Dalam kamus al mu'jam al wasฤซแนญ kata rasm diartikan dengan ๎‚๎Žง๎ญ๎€ƒ๎ސ๎Ž˜๎› ๎‚ช yang berarti tulisan, seperti dalam kata ๎Ž๎ŽŽ๎Ž˜๎œ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎ސ๎Ž˜๎›๎ญ๎€ƒ๎•๎Žญ๎ฎ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎ฐ๎ ๎‹๎€ƒ๎ข๎Žณ๎Žญยป Ibrahฤซm Muั•แนญafฤ dkk, tt 344 yang berarti menulis di kertas dan menulis buku. Dalam kitab Lisฤn al 'Arab kata rasm juga mempunyai makna ๎Žฎ๎Ž›๎ท๎Žยป yang berarti bekas atau sisa peninggalan Ibnu Mandlลซr , tt 241. Kata 'Utsmฤnฤซ, yaitu kata yang disandarkan kepada nama khalifah ketiga 'Utsmฤn bin 'Affฤn dengan menambah yฤ' nisbah di akhir nama tersebut. Dengan demikian, Rasm 'Utsmฤnฤซ menurut bahasa dapat diartikan dengan tulisan al Qur`an yang ada pada masa khalifah 'Utsmฤnฤซ bin 'Affฤn. Sedang menurut istilah atau terminologi Rasm Utsmฤnฤซ memiliki beberapa pengertian. Mannฤโ€™ al Qaththฤn berpandangan bahwa Rasm Utsmฤnฤซ adalah pola penulisan al Qur`an yang menggunakan metode khusus yang diikuti oleh Zaid bin Tsฤbit bersama tiga orang Qurasisy lainnya yang disetujui oleh Utsmฤn pada saat pengkodifikasian al Qur`an di masa kekhalifahannya Al Qaththฤn, 2000 146. Al Farmฤwฤซ berpandangan bahwa penamaan rasm 'Uแนกmฤnฤซ karena disandarkan kepada Khalifah Utsman dengan merujuk kepada naskah beliau dalam menggeneralisasi dan menyebarkan rasm ini setelah sampai masa-masa penulisan mushaf dengan metode khusus dalam penulisannya bukan karena beliau yang menciptakannya atau karena berbeda dengan rasm yang ada pada tangan Nabi SAW Al Farmฤwฤซ, 2004 166- 167. Sementara ั•ubhฤซ al ั•ฤlih berpendapat bahwa Rasm Utsmฤnฤซ adalah metode khusus yang dijadikan pedoman oleh panitia empat yaitu Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Saโ€™id bin Al- Ash dan Abd Ar-Rahman bin Al-Harits, dalam menghasilkan beberapa mushaf yang dikirim ke beberapa kota besar pada masa kekhalifahan Utsmฤn dan disetujui olehnya dalam penulisan kata-kata dan huruf- huruf al Qur`ฤn Subhฤซ al Sฤlih, 2005 275. Naskah mushaf Utsmฤnฤซ merupakan naskah yang ditulis pada periode awal penulisan mushaf tanpa ada tanda baca yang berupa titik pada huruf nuqath al-iโ€™jฤm dan harakat nuqath al-iโ€™rฤb. Hal ini didasarkan pada watak dasar orang-orang Arab yang masih murni dan belum bercampur dengan bahasa lainnya, sehingga mereka tidak membutuhkan baris dan titik. Al Qaththฤn, 2000 150. Karena itu Khalifah Utsman mengambil cara tersebut agar rasm tulisan itu dapat mengakomodir berbagai qiraโ€™at yang diterima dan diajarkan oleh Rasulullah ๏ฒ. Ketika naskah-naskah itu dikirim ke berbagai wilayah, semuanya pun menerima langkah tersebut, lalu kaum muslimin pun menyalin kembali naskah-naskah tersebut untuk keperluan pribadi mereka masing-masing tanpa adanya penambahan titik ataupun harakat terhadap kata-kata dalam mushaf tersebut Dian Febrianingsih, 2016 300. Dinamakan Rasm Utsmฤnฤซ bukan karena khalifah Utsmฤn yang menciptakannya, namun beliaulah yang mempopulerkan rasm ini dengan cara menyalin suhuf Abu Bakar kepada beberapa mushaf standard yang dikirim ke beberapa kota besar Islam untuk menjadi pedoman orang-orang Islam di kota tersebut dalam membaca al Qur`an. Sebenarnya rasm Misnawati Kaidah Al Hazf dalam Rasm Utsmฤnฤซ 86 ini adalah rasm penulisan suhuf Abu Bakar dan penulisan al Qur`an pada zaman Rasulullah ๏ฒ. Cara penulisan tidak semuanya sama antara tulisan dan ucapan, hal ini karena memiliki beberapa bentuk tulisan, dikarenakan beberapa sebab dan hikmah yang sebagiannya dapat diketahui dan yang lainnya tidak Al-Hamidy, 2018 121. 2. Pandangan Ulama tentang Rasm Utsmฤnฤซ Ulama berbeda pendapat dalam melihat rasm Utsmฤnฤซ sebagai sesuatu yang wajib diikuti atau tidak oleh ummat Islam. Perbedaan tersebut berkaitan dengan persoalan tauqฤซfฤซ dan ijtihฤdฤซ. Ada tiga pendapat yang masyhur yang berkaitan dengan rasm Utsmฤnฤซ ini yaitu 1 Jumhur ulama berpendapat bahwa penulisan al Qur`an dengan menggunakan Rasm Utsmฤnฤซ adalah bersifat tauqฤซfฤซ berdasarkan petunjuk dan bimbingan dari Nabi ๏ฒ dan wajib diikuti serta tidak boleh menyalahinya meskipun ada yang tidak sesuai dengan kaidah Nahwu dan Sharf, bahkan bagi orang yang kurang memahami al Qur`an bila tidak diberi harakat bisa menyebabkan kesalahan bacaan. Mereka yang berpendapat demikian di antaranya Malik bin Anas w. 179 H, Yahya al-Naisฤbลซri w. 226 H, Ahmad bin Hanbal w. 241 H0, Abu Amr al-dhani w. 444 H, al-Baihaqi w. 457 H, Muhammad al Sakhawi w. 643 H, Ibrahim bin Umar al-Jaโ€™biri w. 732 H. Bahkan imam Ahmad Ibn Hanbal dan Imam Malik berpendapat bahwa haram hukumnya menulis al-Qurโ€™an menyalahi rasm Utsmฤnฤซ Zaenal Arifin Madzkur, 2011 21. 2 Rasm Utsmฤnฤซ bersifat ijtihฤdฤซ artinya bukan berdasarkan petunjuk dan bimbingan dari Nabi ๏ฒ tapi berdasarkan ijtihad para sahabat yang merupakan kesepakatan cara penulisan yang disetujui oleh Utsmฤn bin Affฤn dan diikuti dan diterima oleh ummat. Dan ini wajib diikuti dan ditaati oleh siapa saja yang menulis al Qurโ€™an. Tidak ada yang boleh menyalahi dan berbeda dengannya Sofiah Shamsuddin, 2006 178. 3 Rasm Utsmฤnฤซ๎€ƒhanyalah sebuah istilah yang boleh saja menyalahinya apabila suatu generasi sepakat untuk menggunakan cara tertentu dalam menulis al Qur`an yang berbeda dengan rasm Utsmฤnฤซ.๎€ƒRasm tersebut sudah dikenal luas di kalangan mereka. Abลซ Bakr al Bฤqillฤnฤซ w. 403 H, dalam kitabnya al-Intishฤr berpendapat bahwa dalam hal tulisan, Allah tidak mewajibkan sedikitpun kepada ummat, atau kepada para juru tulis al Qur`an dan para kaligrafer mushaf suatu bentuk tulisan tertentu dan meninggalkan bentuk tulisan lainnya. Mengingat kewajiban tersebut hanya dapat diketahui melalui pendengaran dan tauqฤซfฤซ. Dalam nash-nash al Qur`an, Sunnah, Ijmaโ€™, maupun qiyas syarโ€™i tidak ada penjelasan khusus berkaitan dengan bentuk tulisan yang harus diikuti dan tidak boleh ditinggalkan. Bahkan, Sunnah menunjukkan kebolehan menulis mushaf menurut cara yang mudah. Karena Rasulullah ๏ฒ dahulu menyuruh mereka menulis mushaf tanpa menjelaskan bentuk tertentu. Karena itu terjadilah perbedaan khath-khath mushaf. Di antara mereka ada yang menulis kata berdasarkan makhraj al lafzh dan ada juga yang menambah atau mengurangi berdasarkan pengetahuannya karena memang itu merupakan sebuah istilah Sofiah Shamsuddin, 2006 178. JURNAL ILMIAH AL MUโ€™ASHIRAH Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol. 18, No. 1, Januari 2021 87 Jadi di sini terlihat bahwa seorang penulis al Qur`an bebas memilih bentuk tulisan tanpa harus terikat dengan rasm Utsmฤnฤซ dan juga memberikan kemudahan kepada para pemula yang sedang belajar membaca al Qur`an tanpa merasakan adanya perbedaan antara rasm Utsmฤnฤซ dan rasm imlฤ`i. Kalau kita merujuk kepada tiga pendapat di atas, pendapat kedua merupakan pendapat yang lebih aman dari kemungkinan terjadinya perubahan dan pergantian huruf al Qur`an sehingga al Qur`an tetap terpelihara sepanjang masa dan tetap terjaga keotentikannya sampai hari kiamat. Seandainya diizinkan menulis al Qur`an dengan rasm imlฤ`i maka dikhawatirkan akan terjadinya perubahan mushaf dari waktu ke waktu karena memang rasm imlฤ`i itu kecenderungannya berbeda-beda pada waktu yang sama dan beberapa kata antara satu negara dengan negara lainnya juga berbeda. 3. Kaidah Hazf dalam Rasm Utsmฤnฤซ Pada dasarnya bahasa Arab ditulis sesuai dengan bentuk pengucapannya, tanpa terjadi pengurangan, penambahan, pergantian maupun perubahan. Akan tetapi terdapat beberapa penyimpangan pola penulisan dalam mushaf Utsmani yang berbeda dengan tulisan Arab pada umumnya sehingga terdapat huruf yang ditulis kurang sesuai dengan pengucapannya, hal itu dilakukan untuk tujuan yang mulia pada masa setelahnya Al-Zarqฤnฤซ, 1995 300 dan Fathul Amin, 2020 76. Rasm Utsmฤnฤซ ini memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan rasm lainnya. Ada beberapa kaidah penulisan rasm Utsmฤnฤซ yaitu al hazf pembuangan, al ziyฤdah penambahan, al hamz hamzah, al ibdฤl penggantian, al washl dan al fashl penyambungan dan pemisahan, dan yang bisa dibaca dengan dua model qira`at atau dua bunyi Rosihon Anwar, 2013 49. Fokus kajian disini hanya kaidah hazf pembuangan atau penghilangan. Kaidah ini seperti membuang atau menghilangkan huruf-huruf hijaiyyah tertentu dalam pola kalimat pada al Qur`an. Kata al hazf secara bahasa mempunyai makna ๎€ƒ๎๎ŽŽ๎˜๎Žณ๎น๎Ž๎‚ฉ๎Ž”๎Ÿ๎Ž๎Žฏ๎น๎Ž๎ญยป yang mempunyai makna pengurangan atau penghilangan Al Dlabbฤโ€™, tt 31. Sedangkan secara istilah memiliki pengertian adanya bunyi suara yang diucapkan tanpa ada bentuk tulisan Al Hamad, 2012 105. Hazf ini terbagi ke dalam 3 jenis yaitu 1 Hazf Isyฤrah yaitu hazf yang sesuai dengan sebahagian qira`at mutawatir. Contohnya seperti dalam surat al Baqarah ayat 51 ๏€จ๎€ƒ๎‹ฑ๎Ž”๎‹ด๎ ๎‹ธ๎ด๎‹ด๎Ÿ๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎Œ๎‹ด๎Ž‘๎‹ธ๎Žญ๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎”ธ๎ฐ๎”ป๎Žณ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎ฃ๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ด๎ง๎‹ธ๎Žช๎‹ด๎‹๎”ป๎ญ๎€ƒ๎‹ธ๎Žซ๎‹ถ๎Ž๎‹ด๎ญ๏. Ayat ini dibaca dengan membuang alif yang terletak setelah huruf waw pada kata ๏€จ๎ŽŽ๎‹ด๎ง๎‹ธ๎Žช๎‹ด๎‹๎”ป๎ญ๏. Dibuangnya huruf alif sebagai isyarat kepada qirฤโ€™at hazf. Ulama yang membaca dengan membuang alif setelah waw dari kata al waโ€™d yaitu Abลซ Jaโ€™far, Abลซ Amr, Yaโ€™qลซb, al Yazฤซdฤซ, dan Ibnu Muhaishin. Sedangkan ulama lainnya membaca dengan menyebutkan alif dari kata al muwฤโ€™adah 2 Hazf Ikhtishฤr yaitu hazf yang tidak terbatas pada sebuah kata tanpa padanannya, seperti yang ada pada struktur kata jamaโ€™ muzakkar salฤซm dan jamaโ€™ muannats salฤซm. Tujuannya untuk meringkas atau mempersingkat kata. Contohnya seperti yang terdapat pada surat al Ahzฤb ayat 35 Misnawati Kaidah Al Hazf dalam Rasm Utsmฤnฤซ 88 ๎€๎จ๎‡ป๎ช๎…ฉ๎ช๎…‰๎‚Š๎„Ÿ๎…•๎‰‰๎‚‹๎จ๎ข๎€ ๎ช๎„บ๎‚Š๎จ๎‰ฎ๎ช๎…ถ๎‚Š๎จ๎Š‚๎ƒป๎…ฏ๎‚‹๎จ๎ข๎€๎จ๎‡ป๎ช๎„ผ๎ช๎…ถ๎‚Š๎จ๎Š‚๎ƒป๎…ฏ๎‚‹๎จ๎ข๎€ ๎ช๎„บ๎‚Š๎จ๎‰ฐ๎ช๎…ฒ๎ƒป๎„ฐ๎ฉ๎…ณ๎ƒป๎‰‰๎‚‹๎จ๎ข๎€๎จ๎‡ป๎ช๎…ถ๎ช๎…ฒ๎ƒป๎„ฐ๎ฉ๎…ณ๎ƒป๎‰‰๎‚‹๎จ๎ข๎€ ๎ช๎„บ๎‚Š๎จ๎Š…๎ช๎…ฐ๎ƒป๎…๎ฉ๎…ณ๎ƒป๎‰‰๎‚‹๎จ๎ข๎€๎จ๎‡ป๎ช๎…ณ๎ช๎…ฐ๎ƒป๎…๎ฉ๎…ณ๎ƒป๎‰‰๎‚‹๎€๎„Ÿ๎ ๎ช๎€ฟ๎€๎‚Š๎จ๎‰ท๎ช๎„ธ๎‚Š๎„Ÿ๎…•๎‰‰๎‚‹๎จ๎ข๎€ ๎จ๎…ด๎‰†๎ช๎ช๎‡š๎‚Š๎„Ÿ๎…•๎‰‰๎‚‹๎จ๎ข๎€ ๎ช๎„บ๎‚Š๎จ๎‰ฅ๎ช๎…‰๎‚Š๎„Ÿ๎…•๎‰‰๎‚‹๎จ๎ข๎€๎จ๎‡ป๎ช๎…ฉ๎ช๎ซ๎…‰๎จ๎…•๎จ๎„ผ๎ฉ๎…ณ๎ƒป๎‰‰๎‚‹๎จ๎ข๎€ ๎ช๎„บ๎‚Š๎จ๎‰ฟ๎ช๎…’๎‚Š๎จ๎‰ด๎ƒป๎…ฏ๎‚‹๎จ๎ข๎€ ๎จ๎‡ป๎ช๎…ก๎ช๎…’๎‚Š๎จ๎‰ด๎ƒป๎…ฏ๎‚‹๎จ๎ข๎€ ๎ช๎„๎€๎จ๎…ด๎‰†๎ช๎…‹๎ช๎…ฌ๎‚Š๎„Ÿ๎ˆ‘๎‚‹๎จ๎ข๎€ ๎ช๎„บ๎‚Š๎จ๎‰พ๎ช๎…ง๎‚Š๎จ๎‰ณ๎ƒป๎…ฏ๎‚‹๎จ๎ข๎€๎ƒป๎…ฑ๎ฉ๎…น๎จ๎…๎ข๎ฉ๎…‹๎ฉ๎…ฆ๎€ ๎จ๎‡ป๎ช๎…ž๎ช๎…ง๎‚Š๎จ๎‰ณ๎ƒป๎…ฏ๎‚‹๎จ๎ข๎€ ๎ช๎„บ๎‚Š๎จ๎Š…๎ช๎‰Œ๎„ข๎„Ÿ๎…•๎‰‰๎‚‹๎จ๎ข๎€ ๎จ๎‡ป๎ช๎…ณ๎ช๎‰Œ๎„ข๎„Ÿ๎…•๎‰‰๎‚‹๎จ๎ข๎€ ๎ช๎„บ๎‚Š๎จ๎‰ฅ๎ช๎ซ๎…‰๎จ๎…•๎จ๎„ผ๎ฉ๎…ณ๎ƒป๎‰‰๎‚‹๎จ๎ข๎€๎€๎„ต๎ฑ๎…ณ๎…พ๎ช๎…ž๎จ๎… ๎€๎๎ฅ๎…‹๎ƒป๎…๎จ๎€ฝ๎จ๎ข๎€๎ฑ๎ƒ๎จ๎…‹๎ช๎…ง๎ƒป๎…ค๎„Ÿ๎…ฒ๎€๎…ฑ๎ฉ๎…น๎จ๎‰‰๎€๎ฉ๎„Ÿ๎„ฌ๎‚‹๎€๎„Ÿ๎…‰๎จ๎… ๎จ๎€ฝ๎€ ๎ช๎„๎‚Š๎จ๎‰ท๎ช๎…ฌ๎‚Š๎„Ÿ๎ˆ‘๎‚‹๎จ๎ข๎€๎‹Š๎ฑ๎‡ž๎ช๎„ฟ๎จ๎…ฌ๎€๎จ๎„Ÿ๎„ฌ๎‚‹๎€3 Hazf Iqtishฤr yaitu hazf yang terbatas pada sebuah kata atau beberapa kata tertentu tanpa melibatkan kata lainnya. Hazf ini khusus pada alif sesudah ain yang hanya ada di surat al Anfฤl ayat 42, sedangkan di tempat lainnya ditetapkan alif. Contohnya ๏€จ๎Žช๎”ป๎Œ๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎ค๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎ฐ๎‹ถ๎“๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎Ž˜๎‹ธ๎”๎‹ด๎ ๎‹ด๎Ž˜๎‹ธ๎Žง๎‹ด๎ป๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎Š๎Ž—๎‹ธ๎Žช๎‹ด๎‹๎Ž ๎‹ด๎ฎ๎‹ด๎Ž—๎€ƒ ๎‹ธ๎ฎ๎‹ด๎Ÿ๎‹ด๎ญ๏ Kata al mฤซโ€™ฤd dalam ayat tersebut dibuang alif setelah ain Al Farmฤwฤซ, 2004 179, Al Hamad, 2012 105 dan Syaโ€™bฤn Muhammad Ismฤโ€™ฤซl, 2012 37 Secara umum ada lima huruf yang dibuang dalam rasm Utsmฤnฤซ yang terdapat dalam al Qur`ฤn yaitu huruf alif, yฤ`. waw, dan lฤm. serta nลซn. Huruf yang paling banyak dibuang adalah huruf alif, yฤ`, waw. Huruf yang dibuang tersebut adakalanya terletak di tengah maupun di akhir. Huruf alif yang dibuang umumnya terletak di tengah kata, sedangkan huruf waw dan yฤ` umumnya terletak di akhir kata kecuali apabila berkumpul dua buah huruf waw atau yฤ` di tengah kata, maka dibuang salah satunya. a. Membuang huruf alif. Dihilangkannya huruf alif dalam al Qur`an terbagi dua cara 1. Pada tempat-tempat yang ada kaidah, rumus, atau aturan. 2. Pada tempat yang tidak ada kaidahnya. 1. Membuang huruf alif pada tempat- tempat yang ada kaidah tertentu terdapat pada a Dhamฤซr mutakallim maโ€™a al ghair atau dhamฤซr rafaโ€™ muttashil๎€ƒapabila bersambung dengan dhamฤซr nasab. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Baqarah ayat 50 ๏๎€ƒ๎‹ด๎ฅ๎‹ธ๎ญ๎‹ต๎Žฎ๎‹ต๎ˆ๎‹ธ๎จ๎‹ด๎Ž—๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎Ž˜๎‹ธ๎ง๎‹ด๎Ž๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎‹ด๎ฅ๎‹ธ๎ฎ๎‹ด๎‹๎‹ธ๎Žฎ๎‹ถ๎“๎€ƒ๎‹ด๎๎”ป๎Ž๎€ƒ๎”ธ๎ŽŽ๎‹ด๎จ๎‹ธ๎—๎‹ด๎Žฎ๎‹ธ๎๎‹ด๎Ž๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎œ๎”ป๎จ๎‹ธ๎ด๎‹ด๎Ž ๎‹ธ๎ง๎‹ด๎ŽŽ๎‹ด๎“๎€ƒ๎‹ด๎Žฎ๎‹ธ๎Žค๎‹ด๎Ž’๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ต๎ข๎‹ต๎œ๎‹ถ๎Ž‘๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ด๎จ๎‹ธ๎—๎‹ด๎Žฎ๎‹ด๎“๎€ƒ๎‹ธ๎Žซ๎‹ถ๎Ž๎‹ด๎ญ๏€จ Huruf alif yang terletak setelah huruf nลซn pada kata ๎€ƒ๎‹ด๎Žƒ๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎œ๎”ป๎จ๎‹ธ๎ด๎‹ด๎Ž ๎‹ธ๎ง. b Jamaโ€™ mudzakkar salฤซm. Sesudah alif tidak terdapat tasydid atau hamzah. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Fฤtihah ayat 2 ๏๎€ƒ๎™ˆ๎‹ด๎ฆ๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎ค๎‹ด๎ ๎”ป๎Œ๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ถ๎‹ท๎Ž๎‹ด๎Žญ๎€ƒ๎‹ถ๎ต–๎‹ถ๎นก๎€ƒ๎‹ต๎Žช๎‹ธ๎ค๎‹ด๎Žค๎‹ธ๎Ÿ๎‹ด๎Ž๏€จ Huruf alif setelah ain pada kata ๎€ƒ๎™ˆ๎‹ด๎ฆ๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎ค๎‹ด๎ ๎”ป๎Œ๎‹ธ๎Ÿ๎Ž dibuang. c Jamaโ€™ muannats salฤซm. Contohnya seperti yang terdapat pada surat al Ahzฤb ayat 35. Huruf alif yang terletak setelah huruf nลซn pada kata ๎€ƒ๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎‹ต๎Ž–๎”ป๎จ๎‹ถ๎ฃ๎‹ธ๎ކ๎‹ต๎ค๎‹ธ๎Ÿ dibuang. Kata ini hanya mempunyai satu alif. Termasuk juga jika berkumpul 2 alif pada jamaโ€™ ini. Contohnya ๎€ƒ๎‹ต๎Ž–๎”ป๎Ž˜๎‹ถ๎จ๎”ป๎˜๎‹ธ๎Ÿ๎Ž, ๎€ƒ๎‹ต๎Ž–๎”ป๎—๎‹ถ๎Žช๎ต–๎Žผ๎Ÿ๎Ž.๎€ƒ Dua alif juga dibuang jika setelah alif pertama terdapat huruf hamzah atau tasydid. Contohnya ๎€ƒ๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎‹ต๎Ž–๎”ป๎ค๎ตœ๎”ฉ๎™“๎ต–๎Žผ๎Ÿ๎‹ฌ๎€ƒ๎Ž๎€ƒ๎‹ถ๎Ž–๎ต–๎”๎™“๎ต–๎Žผ๎Ÿ . Ada 3 pendapat yang ada dalam sebagian mushaf Madinah dan Iraq Pertama, tetap menulis huruf alif yang pertama dan menghilangkan alif yang kedua. Kedua, menghilangkan yang pertama dan menetapkan alif yang kedua. Ketiga, tetap menulis keduanya. Namun pendapat ini lemah. Yang JURNAL ILMIAH AL MUโ€™ASHIRAH Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol. 18, No. 1, Januari 2021 89 rฤjih adalah tetap menghilangkan kedua alif tersebut secara bersamaan Al Dlabbฤโ€™, tt 36. d Alif tatsniah yang terletak di tengah kata baik berupa isim atau fiโ€™il. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Mฤ`idah ayat 107 ๏๎€ƒ๎‹ถ๎ฅ ๎”ป๎Žฎ๎‹ด๎Žง๎”ป๎ŽŽ๎‹ด๎“๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ฑ๎ค๎‹ธ๎Ž›๎‹ถ๎Ž๎€ƒ๎”ธ๎ŽŽ๎‰๎˜๎‹ด๎Žค๎‹ด๎Ž˜๎‹ธ๎Žณ๎Ž๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ด๎ค๎‹ต๎ฌ๎‰๎ง๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎ฐ๎”ธ๎”ป๎ ๎‹ด๎‹๎€ƒ ๎‹ด๎Žฎ๎‹ถ๎Žœ๎‹ต๎‹๎€ƒ ๎‹ธ๎ฅ๎‹ถ๎ŽŽ๎‹ด๎“๎€ƒ๎‹ต๎ข๎‹ถ๎ฌ๎‹ธ๎ด๎‹ด๎ ๎‹ด๎‹๎€ƒ ๎‰๎–๎‹ด๎Žค๎‹ด๎Ž˜๎‹ธ๎Žณ๎Ž๎€ƒ ๎‹ด๎ฆ๎‹ธ๎ณ๎‹ถ๎Žฌ๎‰๎Ÿ๎Ž๎€ƒ ๎‹ด๎ฆ๎‹ถ๎ฃ๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ด๎ค๎‹ต๎ฌ๎‹ด๎ฃ๎ŽŽ๎‹ด๎˜๎‹ด๎ฃ๎€ƒ ๎‹ถ๎ฆ๎”ป๎ฃ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎˜๎‹ด๎ณ๎€ƒ๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎”ธ๎ŽŽ๎‹ด๎จ๎‹ต๎Ž—๎‹ด๎Žฉ๎ŽŽ๎‹ด๎ฌ๎‹ด๎Žธ๎‹ด๎Ÿ๎€ƒ๎‹ถ๎ต–๎นก๎ŽŽ๎‹ถ๎Ž‘๎€ƒ๎‹ถ๎ฆ๎”ป๎ค๎‹ถ๎Žด๎‹ธ๎˜๎‹ต๎ด๎‹ด๎“๎€ƒ๎‹ถ๎ฆ๎”ป๎ด๎‹ด๎Ÿ๎‹ธ๎ญ๎‹ด๎‹ธ๎ป๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎ค๎‹ถ๎ ๎ต–๎ˆ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎‹ถ๎ค๎‰๎Ÿ๎€ƒ๎Ž๎‹ฑ๎Žซ๎‹ถ๎Ž๎€ƒ๎”ธ๎ŽŽ๎‰๎ง๎‹ถ๎Ž๎™…๎€ƒ๎”ธ๎ŽŽ๎‹ด๎จ๎‹ธ๎ณ๎‹ด๎Žช๎‹ด๎Ž˜๎‹ธ๎‹๎Ž๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ด๎ฃ๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ด๎ค๎‹ถ๎ฌ๎‹ถ๎Ž—๎‹ด๎Žฉ๎ŽŽ๎‹ด๎ฌ๎‹ด๎Žท๎€ƒ๎‹ธ๎ฆ๎‹ถ๎ฃ๎€ƒ๎Š๎–๎‹ด๎Žฃ๏€จ Huruf alif sesudah huruf yฤ` pada kata ๎€ƒ๎‹ถ๎ฆ๎”ป๎ด๎‹ด๎Ÿ๎‹ธ๎ญ๎‹ด๎‹ธ๎ป๎Ž dibuang karena mengandung dua cara membacanya Al Dlabbฤโ€™, tt 37. e Ism aโ€™jamiyyah nama- nama benda nonArab yang lebih dari tiga huruf. Ada 21 nama benda aโ€™jam yang terdapat dalam al Qur`an. Contohnya ๎€ƒ๎€ƒ๎€ƒ๎‹ถ๎އ๎‹ฌ๎‹ด๎ข๎ฎญ๎ซ ๎”ป๎Žฎ๎‹ธ๎Ž‘๎€ƒ๎€ƒ๎–๎”ป๎Žค๎‹ธ๎Žณ๎‹ถ๎އ๎€ƒ๎‹ฌ๎‹ด๎ž๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎Œ๎”ป๎ค๎‹ธ๎Žณ๎‹ถ๎އ๎€ƒ๎€ƒ๎‹ฌ๎€ƒ๎€ƒ๎‹ฌ๎‹ด๎ฅ ๎”ป๎Žฎ๎‹ธ๎ค๎‹ถ๎‹๎€ƒ๎‹ฌ๎‹ด๎ฆ๎”ป๎ค๎‹ธ๎˜๎‹ต๎Ÿ๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎”ป๎ค๎‹ธ๎ด๎‹ด๎ ๎‹ต๎Žณ๎€ƒ๎‹ฌ๎‹ด๎ฅ๎‹ธ๎ญ๎‹ต๎Žฎ๎”ป๎ซ๎€ƒ๎€ƒ๎€‘. Ulama sepakat bahwa nama-nama tersebut ditulis dengan dibuang huruf alifnya. Sedangkan untuk kata ๎€ƒ๎€ƒ๎€ƒ๎‹ด๎Ž•๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎Ÿ๎ŽŽ๎‹ด๎ ๎€ƒ๎‹ต๎Žฉ ๎ฎฎ๎ญ๎Ž๎‹ด๎Žฉ๎€ƒ๎€ƒ๎‹ฌ๎€ƒ๎‹ด๎Ž•๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎Ÿ๎ŽŽ๎‹ด๎ŽŸ๎‹ฌ , Ulama sepakat untuk menulis huruf alifnya. Sementara ulama berbeda pendapat untuk kata-kata๎€ƒ๎‹ด๎ž๎‹ธ๎ณ๎‹ถ๎‹ฏ๎™“๎Ž๎‹ด๎Žฎ๎‹ธ๎Žณ๎‹ถ๎Ž ๎€ƒ๎‹ฌ๎‹ด๎Ž•๎‹ธ๎ญ๎‹ต๎Žญ๎ŽŽ๎‹ด๎ฃ๎€ƒ๎‹ฌ ๎‹ด๎Ž•๎‹ธ๎ญ๎‹ต๎Žญ๎ŽŽ๎‹ด๎ซ๎€ƒ๎‹ด๎ฅ๎‹ธ๎ญ๎‹ต๎Žญ๎ŽŽ๎‹ด๎—๎€ƒ๎€ƒ , Abu Daud memilih dengan menghilangkan huruf alif, sedangkan Al-Dฤnฤซ tidak menghilangkan huruf alif. Al Dhabbฤโ€™, tt 38, Al Farmฤwฤซ, 2004 180, Al Hamad, 2012 106- 108 dan Al Zarkasyฤซ, 1988 471-472. 2. Membuang huruf alif pada tempat-tempat yang tidak ada kaidahnya, hanya terdapat di sebagian kecil saja baik diulang-ulang atau tidak. Model seperti ini ada pada semua huruf muโ€™jam kamus atau huruf hujaiyyah. Contohnya ๎€ƒ๎€‘๎€ƒ๎‹ฒ๎ސ๎”ป๎Ž˜๎‹ถ๎›๎€ƒ๎‹ฌ๎€ƒ๎‹ถ๎š๎‹ถ๎ ๎”ป๎ฃ๎€‘๎€ƒ๎€ƒ Selain itu juga terdapat pada beberapa tempat seperti a Kalimat basmalah, baik kalimat tersebut lengkap atau tidak. Contohnya ๎€ƒ๎‹ถ๎ข๎‹ธ๎ด ๎‹ถ๎Žฃ๎‰๎Žฎ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ ๎‹ถ๎ฆ๎”ป๎ค๎‹ธ๎Žฃ๎‰๎Žฎ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ถ๎ต–๏€ƒ๎€ƒ๎‹ถ๎ข๎‹ธ๎Žด๎‹ถ๎Ž‘๎€ƒ ๎€ƒ dan pada surat Hลซd ayat 41 ๏€จ๎€ƒ๎‹ถ๎ต–๏€ƒ๎€ƒ๎‹ถ๎ข๎‹ธ๎Žด๎‹ถ๎Ž‘๎ŽŽ๎‹ด๎ฌ๎”ฉ๎”ป๎Žณ๎‹ธ๎Žฎ๎‹ต๎ฃ๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ด๎ฌ๎”ฉ ๎™™๎”ป๎Žฎ๎‹ธ๎Ž ๎‹ด๎ฃ๏ b Lafazh Allah. ๎€ƒ๎‹ถ๎ต–๏€ƒ c Setelah huruf lฤm atau antara dua huruf lฤm. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Nisฤ` ayat 176 ๏๎€ƒ๎‹ถ๎Ž”๎‹ด๎ ๎”ป๎ ๎‹ด๎œ๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎ฐ๎‹ถ๎“๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎œ๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎Ž˜๎‹ธ๎”๎‹ต๎ณ๎€ƒ๎‹ต๎ต–๏€ƒ๎€ƒ๎‹ถ๎ž๎‹ต๎—๎€ƒ ๎™†๎‹ด๎š๎‹ด๎ง ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎Ž˜๎‹ธ๎”๎‹ด๎Ž˜๎‹ธ๎Žด๎‹ด๎ณ๏€จ Huruf alif yang terletak setelah huruf lฤm pada kata ๎€ƒ๎‹ถ๎Ž”๎‹ด๎ ๎”ป๎ ๎‹ด๎œ๎‹ธ๎Ÿ๎Ž dibuang karena terletak antara dua buah huruf Semua kata bilangan. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al kahf ayat 25 ๏๎€ƒ๎‹ด๎Žš๎”ป๎ ๎‹ด๎Ž›๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ถ๎ฌ๎‹ถ๎”๎‹ธ๎ฌ๎‹ด๎›๎€ƒ๎‹ธ๎ฒ๎‹ถ๎“๎€ƒ๎Ž ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎Žœ๎‹ถ๎Ž’๎‹ด๎Ÿ๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ฑ๎Œ๎‹ธ๎Žด๎‹ถ๎Ž—๎€ƒ๎Ž ๎‹ธ๎ญ๎‹ต๎Žฉ๎Ž๎‹ด๎Žฉ๎‹ธ๎Žฏ๎Ž ๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎จ๎‹ถ๎Žณ๎€ƒ๎‹ณ๎Ž”๎‹ด๎Ž‹๎ŽŽ๎‹ถ๎ฃ๏€จ Huruf alif yang terletah sesudah huruf lฤm pada kata ๎€ƒ๎‹ด๎Žš๎”ป๎ ๎‹ด๎Ž› sudah dibuang. e Semua bentuk jamaโ€™ taktsฤซr. Contohnya ๎€ƒ๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎‹ต๎Žช ๎‹ถ๎Ž ๎”ป๎Žด๎‹ด๎ค๎‹ธ๎Ÿ Mลซsฤ Syฤhain Lฤsyain, 2002 70. f Ha tanbฤซh. Contohnya seperti yang terdapat pada surat ฤ€li Imrฤn ayat 66 ๏๎€ƒ๎‹ฒ๎ข๎‹ธ๎ ๎‹ถ๎‹๎€ƒ ๎ฎญ๎ช๎‹ถ๎Ž‘๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎œ๎‹ด๎Ÿ๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ด๎ค๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎“๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎Ž˜๎‹ธ๎Ž ๎‹ด๎ŽŸ๎ŽŽ๎‹ด๎Žฃ๎€ƒ๎‹ถ๎‹ฏ๎™“๎‹ด๎ป๎‹ต๎ކ๎”ป๎”ธ๎ซ๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎Ž˜๎‹ธ๎ง๎‹ด๎ŽŽ๎”ธ๎”ป๎ซ๏€จ Huruf alif yang terletak setelah huruf ha yang menunjukkan peringatan pada ๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎Ž˜๎‹ธ๎ง๎‹ด๎ŽŽ๎”ธ๎”ป๎ซ dibuang. g Yฤ nidฤ` ya seruan. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Baqarah ayat 21 Huruf alif yang terletak setelah yฤ` yang menunjukkan seruan pada ๎€ƒ๎‹ต๎Žฑ๎ŽŽ๎‰๎จ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ด๎ฌ๎Š๎ณ๎‹ด๎ŽŽ๎”ธ๎”ป๎ณ dibuang. Rosihan Anwar, 2013 49. Selain itu alif pada akhir kata tidak dibuang kecuali pada kata ๎ŽŽ๎‹ด๎ฌ๎Š๎ณ๎Žƒ yang ada pada tiga tempat yaitu dalam surat al Nลซr ayat 31 ๏€จ๎€ƒ๎‹ด๎ฅ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎จ๎‹ถ๎ฃ๎‹ธ๎ކ๎‹ต๎ค๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎ช๎Š๎ณ๎‹ด๎Ž๏, al Zukhrลซf ayat 49 Misnawati Kaidah Al Hazf dalam Rasm Utsmฤnฤซ 90 ๏€จ๎€ƒ๎Žฎ ๎‹ถ๎Žฃ๎ŽŽ๎‰๎Žด๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎ช๎Š๎ณ๎‹ด๎ŽŽ๎”ธ๎”ป๎ณ๏, dan al Rahmฤn ayat 31 ๏€จ๎€ƒ๎‹ถ๎ฆ๎”ป๎ ๎‹ด๎˜๎‰๎Žœ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎ช๎Š๎ณ๎‹ด๎Ž๏. Abu Daud berpandangan bahwa dibuangnya alif pada kata tersebut karena kata itu sendiri, sedangkan Al Jaโ€™barฤซ berpendapat karena kata tersebut dibaca dalam beberapa qiraโ€™at. Al Mฤraghanฤซ melihat ada 3 alasan dibuang alif pada kata ๎ŽŽ๎‹ด๎ฌ๎Š๎ณ๎Žƒ di tiga tempat tersebut yaitu sebagai isyarat dari qiraโ€™at Ibnu ฤ€mir, menulis dengan lafadh yang bersambung, dan menyesuaikan dengan harakah fathah sebelumnya dengan huruf alif sebagaimana menyesuaikan harakat dhammah dengan huruf waw dan harakat kasrah dengan huruf yฤ` Al Hamad, 2012 109, 210. Dengan demikian, dibuangnya huruf alif umumnya untuk mempersingkat kata, menyesuaikan dengan harakat dari huruf sebelumnya, dan juga untuk mengurangi huruf mad atau huruf illat. b. Membuang huruf yฤ`. Huruf yฤ` adakalanya huruf asli dan terkadang huruf tambahan zฤ`idah dan hanya untuk kasrah. Pembuangan huruf yฤ` dalam al-Qur`an terdapat dalam beberapa kata. Tidak ada aturan khusus dalam pembuangan huruf ini, namun para ulama juga membuat ketentuan-ketentuan tersendiri berupa 1 Huruf yฤ` dibuang apabila terletak di tengah kata dan berkumpul dengan huruf yฤ` lainnya. Contohnya seperti terdapat dalam surat al Mฤ`idah ayat 111 ๏๎ฐ๎‹ด๎Ÿ๎‹ถ๎Ž๎€ƒ๎‹ต๎Ž–๎‹ธ๎ด๎‹ด๎Žฃ๎‹ธ๎ญ๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎‹ธ๎Žซ๎‹ถ๎Ž๎‹ด๎ญ ๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎ฎญ๎‹ท๎ณ๎‹ถ๎Žญ๎Ž ๎‹ด๎ฎ๎‹ด๎Žค๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎ŽŽ๎‰๎จ๎‹ด๎ฃ๎”ป๎Ž๎€ƒ๎Ž ๎”ธ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎Ÿ๎ŽŽ๎‹ด๎—๎€ƒ๎™‰๎€ƒ๎‹ธ๎ฒ๎‹ถ๎Ÿ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎Žณ๎‹ด๎Žฎ๎‹ถ๎Ž‘๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎‹ธ๎ฒ๎‹ถ๎Ž‘๎€ƒ๎Ž ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎จ๎‹ถ๎ฃ๎”ป๎Ž๎€ƒ๎‹ธ๎ฅ๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎€ƒ๎‹ด๎ฅ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎ค๎‹ถ๎ ๎‹ธ๎Žด๎‹ต๎ฃ๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ด๎จ๎‰๎ง๎‹ด๎ŽŽ๎‹ถ๎Ž‘๎€ƒ๎‹ธ๎Žช๎‹ด๎ฌ๎‹ธ๎Žท๎Ž ๎‹ด๎ญ๏€จ Huruf yฤ` yang terletak sesudah yฤ` juga pada kata ๎€ƒ๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎ฎญ๎‹ท๎ณ๎‹ถ๎Žญ๎Ž ๎‹ด๎ฎ๎‹ด๎Žค๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎‚ฉ ยป pada ayat di atas sudah dibuang. 2 Huruf yฤ` dihilangkan di setiap kata yang di akhirnya terdapat dua buah huruf yฤ`, dan huruf yฤ` yang kedua sukun. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Baqarah ayat 26 ๏๎€ƒ๎”ธ๎ฎญ๎ฒ๎‹ธ๎Žค๎‹ด๎Ž˜๎‹ธ๎Žด๎‹ด๎ณ๎€ƒ ๎‹ด๎ป๎€ƒ๎‹ด๎ต–๏€ƒ๎€ƒ๎‰๎ฅ๎‹ถ๎Ž๎ŽŽ๎‹ด๎ฌ๎‹ด๎—๎‹ธ๎ฎ๎‹ด๎“๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ด๎ค๎‹ด๎“๎€ƒ๎‹ฑ๎Ž”๎‹ด๎Žฟ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎Œ๎‹ด๎Ž‘๎€ƒ๎ŽŽ๎‰๎ฃ๎€ƒ ๎‹ฑ๎ผ๎‹ด๎Žœ๎‹ด๎ฃ๎€ƒ ๎‹ด๎Ž๎‹ถ๎Žฎ๎‹ธ๎€๎‰๎ณ๎€ƒ๎‹ธ๎ฅ๎‹ด๎Ž๎€ƒ ๏€จ Huruf yฤ` yang ada pada kata ๎€ƒ๎”ธ๎ฎญ๎ฒ๎‹ธ๎Žค๎‹ด๎Ž˜๎‹ธ๎Žด๎‹ด๎ณ๎€ƒ di sini dibuang. Di sisi lain ada juga huruf yฤ` yang kedua yang berharakah. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Aโ€™rฤf ayat 196 ๏๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎‹ธ๎ด ๎‹ถ๎Žค๎‹ถ๎ ๎ต–๎Žผ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎ฐ๎‰๎Ÿ๎‹ด๎ฎ๎‹ด๎Ž˜๎‹ด๎ณ๎€ƒ ๎‹ด๎ฎ๎‹ต๎ซ๎‹ด๎ญ๎€ƒ ๎™…๎‹ด๎ސ๎”ป๎Ž˜๎‹ถ๎œ๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎๎‰๎Žฐ๎‹ด๎ง๎€ƒ๎‹ธ๎ฑ๎‹ถ๎Žฌ๎‰๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ต๎ต–๏€ƒ๎€ƒ๎‹ด๎™–๎€ƒ๎‹ถ๎‹ท๎ฒ๎‹ถ๎Ÿ๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎‰๎ฅ๎‹ถ๎Ž๏€จ Huruf yฤ` pada kata ๎€ƒ๎‹ด๎™–๎€ƒ๎‹ถ๎‹ท๎ฒ๎‹ถ๎Ÿ๎‹ด๎ญ dibuang. Dalam hal ini dikecualikan huruf yฤ` yang bersambung dengan dhamฤซr. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Baqarah ayat 28 ๏๎€ƒ๎™‰๎‹ธ๎ข๎‹ต๎›๎ŽŽ๎‹ด๎ด๎‹ธ๎Žฃ๎‹ด๎ŽŽ๎‹ด๎“๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ฑ๎Ž—๎Ž ๎‹ด๎ฎ๎‹ธ๎ฃ๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎Ž˜๎‹ธ๎จ๎‹ต๎›๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎‹ถ๎ต–๎นก๎ŽŽ๎‹ถ๎Ž‘๎€ƒ๎‹ด๎ฅ๎‹ธ๎ญ๎‹ต๎Žฎ๎‹ต๎”๎‹ธ๎œ๎‹ด๎Ž—๎€ƒ ๎‹ด๎’๎‹ธ๎ด๎‹ด๎›๎€ƒ๎€ƒ๎‹ด๎ฅ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎Œ๎‹ด๎ŽŸ๎‹ธ๎Žฎ๎‹ต๎Ž—๎€ƒ๎‹ถ๎ช๎‹ธ๎ด๎‹ด๎Ÿ๎‹ถ๎Ž๎€ƒ๎‰๎ข๎‹ต๎Ž›๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎œ๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎ด๎‹ธ๎Žค๎‹ต๎ณ๎€ƒ๎‰๎ข๎‹ต๎Ž›๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎œ๎‹ต๎Ž˜๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎ค๎‹ต๎ณ๎€ƒ๎‰๎ข๎‹ต๎Ž›๏€จ Kata ๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎œ๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎ด๎‹ธ๎Žค๎‹ต๎ณ di sini, huruf yฤ`nya tidak dibuang karena huruf yฤ` tersebut bersambung dengan Huruf yฤ` yang asli dihilangkan pada akhir beberapa kata karena adanya huruf yang berbaris sukun atau mati setelahnya, atau karena waqaf. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Nisฤ` ayat 146 ๏๎ŽŽ๎‹ฑ๎ค๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎ˆ๎‹ด๎‹๎€ƒ๎Ž๎‹ฑ๎Žฎ๎‹ธ๎ŽŸ๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎จ๎‹ถ๎ฃ๎‹ธ๎ކ๎‹ต๎ค๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ต๎ต–๏€ƒ๎€ƒ๎‹ถ๎Ž•๎‹ธ๎ކ๎‹ต๎ณ๎€ƒ ๎‹ด๎‘๎‹ธ๎ฎ๎‹ด๎Žณ๎‹ด๎ญ๏€จ Kata ๎€ƒ๎‹ถ๎Ž•๎‹ธ๎ކ๎‹ต๎ณ๎‚ฉ ยป dalam ayat di atas, huruf yฤ`nya dihilangkan karena setelahnya ada huruf mati. Dihilangkan huruf tersebut karena di sini Allah akan memberikan kepada orang JURNAL ILMIAH AL MUโ€™ASHIRAH Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol. 18, No. 1, Januari 2021 91 beriman sesuatu yang tidak nampak di dunia hingga berlanjut di akhirat yang hanya diketahui karena iman dan penyerahan diri kepada Allah. Penghilangan huruf tersebut sebagai tanbฤซh peringatan Al Farmฤwฤซ, 183 dan Al Zarkasyฤซ, 485. 4 Huruf yฤ` dihilangkan pada akhir-akhir ayat agar sesuai dengan baris kasrah sebelumnya baik dia itu dhamฤซr mafโ€™ลซl, idlฤfah, atau yฤ` yang asli Al Hamad, 2012 111- 112 dan Al Zarkasyฤซ, 1988 478- 486. Model ini ada di 10 tempat. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Baqarah ayat 40 ๏๎€ƒ๎”ธ๎‹ธ๎ฑ๎‹ถ๎Žช๎‹ธ๎ฌ๎‹ด๎Œ๎‹ถ๎Ž‘๎€ƒ๎Ž ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎“๎‹ธ๎ญ๎‹ด๎Ž๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎œ๎‹ธ๎ด๎‹ด๎ ๎‹ด๎‹๎€ƒ ๎‹ต๎Ž–๎‹ธ๎ค๎‹ด๎Œ๎‹ธ๎ง๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎‹ธ๎”ธ๎ฒ๎‹ถ๎Ž˜๎‰๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎ฒ๎‹ถ๎Ž˜๎‹ด๎ค๎‹ธ๎Œ๎‹ถ๎ง๎€ƒ๎Ž ๎‹ธ๎ญ๎‹ต๎Žฎ๎‹ต๎›๎‹ธ๎Žซ๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎ž๎‹ธ๎ณ๎‹ถ๎‹ฏ๎™“๎Ž๎‹ด๎Žฎ๎‹ธ๎Žณ๎‹ถ๎Ž๎€ƒ๎”ธ๎‹ธ๎ฒ๎‹ถ๎จ๎‹ด๎Ž’๎”ป๎ณ๎€ƒ๎‹ด๎ฑ๎ŽŽ๎‰๎ณ๎‹ถ๎Ž๎‹ด๎ญ๎€ƒ ๎™‰๎‹ธ๎ข๎‹ต๎›๎‹ถ๎Žช๎‹ธ๎ฌ๎‹ด๎Œ๎‹ถ๎Ž‘๎€ƒ ๎‹ถ๎‘๎‹ธ๎ญ๎‹ต๎Ž๎€ƒ๎€ƒ๎‹ถ๎ฅ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎Ž’๎‹ด๎ซ๎‹ธ๎Žญ๎ŽŽ๎‹ด๎“๏€จ Kata ๎€ƒ๎‹ถ๎ฅ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎Ž’๎‹ด๎ซ๎‹ธ๎Žญ๎ŽŽ๎‹ด๎“ dalam ayat di atas sudah dihilangkan huruf yฤ` yang terletak di akhir kata tersebut. Huruf yฤ` dalam ayat tersebut adalah zฤ`idah tambahan. 5 Huruf yฤ` dihilangkan jika berupa dhamฤซr al mutakallim kata ganti orang pertama tunggal yang disandarkan kepada ism munฤdฤ kata yang menunjukkan panggilan. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Mฤ`idah ayat 20 ๏๎€ƒ๎‹ถ๎ก๎‹ธ๎ฎ๎‹ด๎˜๎”ป๎ณ๎€ƒ๎ช๎‹ถ๎ฃ๎‹ธ๎ฎ๎‹ด๎˜๎‹ถ๎Ÿ๎€ƒ๎ฐ๎”ป๎Žณ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎ฃ๎€ƒ๎‹ด๎๎ŽŽ๎‹ด๎—๎€ƒ๎‹ธ๎Žซ๎‹ถ๎Ž๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎€ƒ๎€ƒ๎€ƒ๎™ˆ๎ŽŽ๎‹ฑ๎›๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎ ๎Š๎ฃ๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎œ๎‹ด๎ ๎‹ด๎Œ๎‹ด๎ŽŸ๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎‹ด๎‹ฏ๎™“๎ŽŽ๎‹ด๎ด๎‹ถ๎Ž’๎™‘๎‹ธ๎ง๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎œ๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎“๎€ƒ๎‹ด๎ž๎‹ด๎Œ๎‹ด๎ŽŸ๎€ƒ๎‹ธ๎Žซ๎‹ถ๎Ž๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎œ๎‹ธ๎ด๎‹ด๎ ๎‹ด๎‹๎€ƒ๎‹ถ๎ต–๏€ƒ๎€ƒ๎‹ด๎Ž”๎‹ด๎ค๎‹ธ๎Œ๎‹ถ๎ง๎€ƒ๎Ž ๎‹ธ๎ญ๎‹ต๎Žฎ๎‹ต๎›๎‹ธ๎Žซ๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎ค๎‹ด๎ ๎”ป๎Œ๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎‹ถ๎‹ท๎ฃ๎€ƒ๎Ž๎‹ฑ๎Žช๎‹ด๎Žฃ๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎‹ถ๎Ž•๎‹ธ๎ކ๎‹ต๎ณ๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ด๎Ÿ๎€ƒ๎ŽŽ๎‰๎ฃ๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎œ๎”ฉ๎”ป๎Ž—๎”ป๎Ž๎‰๎ญ๏€จ Kata ๎€ƒ๎‹ถ๎ก๎‹ธ๎ฎ๎‹ด๎˜๎”ป๎ณ pada ayat di atas sudah dibuang yฤ`nya karena ia berupa kata ganti orang pertama tunggal. Namun di sisi lain ada tiga tempat lainnya yang huruf yฤnya ditulis. Contohnya dalam surat al Ankabลซt ayat 56 ๏๎€ƒ๎‹ถ๎ฅ๎‹ธ๎ญ๎‹ต๎Žช๎‹ต๎Ž’๎‹ธ๎‹๎ŽŽ๎‹ด๎“๎€ƒ๎‹ด๎ฑ๎ŽŽ๎‰๎ณ๎‹ถ๎ŽŽ๎‹ด๎“๎€ƒ๎‹ฒ๎Ž”๎‹ด๎Œ๎‹ถ๎Žณ๎Ž ๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎‹ธ๎ฒ๎‹ถ๎Žฟ๎‹ธ๎Žญ๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎‰๎ฅ๎‹ถ๎Ž๎€ƒ๎Ž ๎”ธ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎จ๎‹ด๎ฃ๎”ป๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎‹ธ๎ณ๎‹ถ๎Žฌ๎‰๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎ฑ๎‹ถ๎Žฉ๎ŽŽ๎‹ด๎Ž’๎‹ถ๎Œ๎”ป๎ณ๏€จ dan dalam surat al Zumar ayat 53 ๏๎€ƒ๎‹ธ๎ž๎‹ต๎—๎€ƒ๎‹ถ๎ต–๏€ƒ๎€ƒ๎‹ถ๎Ž”๎‹ด๎ค๎‹ธ๎Žฃ๎‰๎Žญ๎€ƒ ๎‹ธ๎ฆ๎‹ถ๎ฃ๎€ƒ๎Ž ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎„๎‹ด๎จ๎‹ธ๎˜๎‹ด๎Ž—๎€ƒ ๎‹ด๎ป๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ถ๎ฌ๎‹ถ๎Žด๎‹ต๎”๎‹ธ๎ง๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎ฐ๎”ธ๎”ป๎ ๎‹ด๎‹๎€ƒ๎Ž ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎“๎‹ด๎Žฎ๎‹ธ๎Žณ๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎‹ธ๎ณ๎‹ถ๎Žฌ๎‰๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎ฑ๎‹ถ๎Žฉ๎ŽŽ๎‹ด๎Ž’๎‹ถ๎Œ๎”ป๎ณ๏€จ serta dalam surat al Zukhruf ayat 68 ๏๎€ƒ๎™‰๎‹ด๎ฅ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎ง๎‹ด๎Žฐ๎‹ธ๎Žค๎‹ด๎Ž—๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎Ž˜๎‹ธ๎ง๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎”ธ๎‹ด๎ป๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎‹ด๎ก๎‹ธ๎ฎ๎‹ด๎ด๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ต๎ข๎‹ต๎œ๎‹ธ๎ด๎‹ด๎ ๎‹ด๎‹๎€ƒ ๎‹ฒ๎‘๎‹ธ๎ฎ๎‹ด๎Žง ๎‹ด๎ป๎€ƒ๎‹ถ๎Žฉ๎ŽŽ๎‹ด๎Ž’๎‹ถ๎Œ๎”ป๎ณ๏€จ Huruf yฤ` dalam kata ๎€ƒ๎‹ด๎ฑ๎‹ถ๎Žฉ๎ŽŽ๎‹ด๎Ž’๎‹ถ๎Œ๎”ป๎ณ๎€ƒ di surat al Ankabลซt ayat 56 dan surat al Zumar ayat 53 di atas tidak dihilangkan, sementara dalam surat al Zukhruf ayat 68, di sebahagian mushaf huruf yฤ` ditulis dan sebahagian lainnya dihilangkan. Contohnya ada di dalam mushaf Madinah Al Hamad, 2012 113. 6 Huruf yฤ` dihilangkan di sejumlah kata yang tidak ada sebab yang jelas kecuali untuk menyesuaikan dengan harakah kasrah, atau bukan karena munฤdฤ, manqลซsh, dan bertemu dengan harakah sukun, serta bukan akhir ayat. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Baqarah ayat 186 ๏๎€ƒ๎‹ธ๎ฒ๎‹ถ๎Ÿ๎€ƒ๎Ž ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎Ž’๎‹ธ๎ด ๎‹ถ๎Ž ๎‹ด๎Ž˜๎‹ธ๎Žด๎‹ด๎ด๎‹ธ๎ ๎‹ด๎“๎€ƒ ๎™ˆ๎‹ถ๎ฅ๎ŽŽ๎‹ด๎‹๎‹ด๎Žฉ๎€ƒ๎Ž๎‹ด๎Žซ๎‹ถ๎Ž๎€ƒ๎‹ถ๎‰๎Ž๎‰๎Žช๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎Ž“ ๎‹ด๎ฎ๎‹ธ๎‹๎‹ด๎Žฉ๎€ƒ ๎‹ต๎ސ๎‹ธ๎ด ๎‹ถ๎ŽŸ๎‹ต๎Ž๎€ƒ๎™†๎€ƒ ๎‹ฒ๎ސ๎‹ธ๎ณ ๎‹ถ๎Žฎ๎‹ด๎—๎€ƒ ๎‹ธ๎ฒ๎‹ถ๎‹ท๎ง๎‹ถ๎ŽŽ๎‹ด๎“๎€ƒ ๎‹ธ๎ฒ๎‹ถ๎‹ท๎จ๎‹ด๎‹๎€ƒ ๎‹ธ๎ฑ๎‹ถ๎Žฉ๎ŽŽ๎‹ด๎Ž’๎‹ถ๎‹๎€ƒ ๎‹ด๎š๎‹ด๎Ÿ๎‹ด๎ŽŽ๎‹ด๎Žณ๎€ƒ๎Ž๎‹ด๎Žซ๎‹ถ๎Ž๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎‹ธ๎ญ๎‹ต๎Žช๎‹ต๎Žท๎‹ธ๎Žฎ๎‹ด๎ณ๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎ฌ๎‰๎ ๎‹ด๎Œ๎‹ด๎Ÿ๎€ƒ๎‹ธ๎ฒ๎‹ถ๎Ž‘๎€ƒ๎Ž ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎จ๎‹ถ๎ฃ๎‹ธ๎ކ๎‹ต๎ด๎‹ธ๎Ÿ๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎‹ด๎ฅ๏€จ Huruf yฤ` yang terletak sesudah huruf nลซn dalam kata ๎‚ฉ๎‹ถ๎ฅ๎ŽŽ๎‹ด๎‹๎‹ด๎Žฉยป dibuang dalam penulisannya karena menunjukkan kepada doa yang termasuk perkara yang ghaib disertai dengan keikhlasan yang tersembunyi Al Zarkasyฤซ , 479. 7 Beberapa mushaf berbeda dalam penghapusan huruf yฤ`. Jenis ini ada di lima belas tempat yang terdapat dalam mushaf Irak dan Syam. Sementara dalam mushaf Madinah dan Makkah tetap ditulis huruf yฤ` Al Hamad , 113. Misnawati Kaidah Al Hazf dalam Rasm Utsmฤnฤซ 92 Umumnya dibuang huruf yฤ` dalam mushaf itu tujuannya untuk menyesuaikan dengan baris sebelumnya yang kasrah untuk memberi keringanan dalam membaca al-Qur`an dan ini bahasa yang maโ€™ruf di kalangan orang Arab. Ada juga karena perbedaan qira`at dimana sebagian qira`at membuangnya dan sebagiannya lagi menetapkannya. Di antara para ahli qira`at ada yang menghilangkannya baik karena untuk menyambungnya atau karena berhenti. Dan ada juga yang tetap menulisnya karena menyambungnya dan menghilangkannya karena waqaf atau berhenti. Alasan dihilangkannya huruf yฤ` karena washal dan waqaf untuk mengikuti rasm tersebut, menyesuaikan dengan harakat kasrah, dan melakukan waqaf di tempat berlakunya washal. Sedangkan alasan tetap ditulis huruf yฤ` baik karena washal maupun waqaf karena dia merupakan huruf asli. Sementara orang yang menetapkan huruf yฤ` karena ingin menyambungnya dan menghilangkannya karena ingin mewaqafkannya dengan alasan karena huruf tersebut mengikuti asli ketika washal, dan mengikuti tulisan mushhaf ketika menghentikan bacaan; dan karena kebanyakan tulisan ditulis dengan menyesuaikan dengan waqaf dan ibtidฤ` memulai bacaan. Maka tatkala huruf yฤ tidak ditetapkan dalam tulisan maka dia dihilangkan daalam waqaf; dan karena mengikuti rasm Ismฤโ€™ฤซl, 2012 46. c. Membuang huruf waw. Huruf waw dihilangkan dari sebuah kata untuk disesuaikan dengan harakat dhammah yang bertujuan untuk memberi keringanan. Huruf tersebut dihilangkan dalam mushaf pada beberapa kata dengan kriteria-kriteria berikut 1 Apabila dua buah huruf waw berkumpul dalam satu kata dan huruf waw yang kedua berharakah sukun setelah dhammah, maka salah satu dari keduanya tidak ditulis. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Syuโ€™arฤ` ayat 224 ๏๎€ƒ๎‹ด๎ฅ๎ฎฎ๎ญ๎ŽŽ๎‹ด๎๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ต๎ข๎‹ต๎ฌ๎‹ต๎Œ๎‹ถ๎Ž’๎‰๎Ž˜๎‹ด๎ณ๎€ƒ๎‹ต๎‹ฏ๎™“๎Ž๎‹ด๎Žฎ๎‹ด๎Œ๎Š๎Žธ๎Ÿ๎Ž ๎‹ด๎ญ๏€จ Huruf waw pada kata ๎€ƒ๎‹ด๎ฅ๎ฎฎ๎ญ๎ŽŽ๎‹ด๎๎‹ธ๎Ÿ๎Žยป pada ayat di atas sudah dibuang. 2 Apabila huruf waw adalah gambaran dari huruf hamzah dan setelahnya ada huruf waw yang lain maka huruf waw tersebut dihilangkan. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Isrฤ` ayat 34 ๏๎€ƒ๎ต™๎‹ฐ๎‹ธ๎Žด๎‹ด๎ฃ๎€ƒ๎‹ด๎ฅ๎ŽŽ๎‹ด๎›๎€ƒ๎‹ด๎Žช๎‹ธ๎ฌ๎‹ด๎Œ๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‰๎ฅ๎‹ถ๎Ž๎€ƒ๎™…๎‹ถ๎Žช๎‹ธ๎ฌ๎‹ด๎Œ๎‹ธ๎Ÿ๎ŽŽ๎‹ถ๎Ž‘๎€ƒ๎Ž ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎“๎‹ธ๎ญ๎‹ด๎Ž๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎‹ฑ๎ป๎‹ธ๎ฎ๏€จ Huruf waw dalam kata ๎€ƒ๎‹ฑ๎ป๎‹ธ๎ฎ๎ต™๎‹ฐ๎‹ธ๎Žด๎‹ด๎ฃ sudah dihilangkan. Demikian juga apabila huruf waw tersebut bentuk dari huruf hamzah yang terletak di antara dua buah huruf waw maka huruf wawnya juga dibuang dan salah satu dari dua buah huruf waw yang bersamanya juga dibuang. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Takwฤซr ayat 8 ๏๎€ƒ๎‹ธ๎Ž–๎‹ด๎ ๎ตœ๎”ฉ๎‹ต๎Žณ๎€ƒ๎‹ต๎Ž“๎‹ด๎Žฉ๎ฎฎ๎‹ฏ๎‹ธ๎ฎ๎‹ด๎ค๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎Ž๎‹ด๎Žซ๎‹ถ๎Ž๎‹ด๎ญ๏€จ Huruf waw pada kata ๎€ƒ๎‹ต๎Ž“๎‹ด๎Žฉ๎ฎฎ๎‹ฏ๎‹ธ๎ฎ๎‹ด๎ค๎‹ธ๎Ÿ๎Žยป sudah dihilangkan Al Farmฤwฤซ, 2004 184- 185. Jadi di semua mushaf, kata ini ditulis dengan satu waw dan dibuang huruf waw yang lainnya dengan dua syarat a. Jika huruf waw yang kedua terletak setelah harakat dhammah. b. Jika huruf waw tersebut berdampingan dengan dua buah huruf waw dalam tulisan baik secara nampak maupun yang taqdirnya. 3 Huruf waw dibuang pada akhir fiโ€™l kata kerja pada 4 tempat yaitu a. Surat al Isrฤ` ayat 11 pada kata ๎€ƒ๎‹ต๎‰๎‹ธ๎Žช๎‹ด๎ณ JURNAL ILMIAH AL MUโ€™ASHIRAH Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol. 18, No. 1, Januari 2021 93 ๏๎€ƒ๎‹ฑ๎ป๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎Ž ๎‹ด๎‹๎€ƒ๎‹ต๎ฅ๎ŽŽ๎‹ด๎Žด๎‹ธ๎ง๎‹ถ๎‹ธ๎ป๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎ฅ๎ŽŽ๎‹ด๎›๎‹ด๎ญ๎€ƒ ๎™†๎‹ถ๎Žฎ๎‹ธ๎ด๎‹ด๎Žจ๎‹ธ๎Ÿ๎ŽŽ๎‹ถ๎Ž‘๎€ƒ๎ฎฎ๎ฉ๎‹ด๎‹ฏ๎™“๎ŽŽ๎‹ด๎‹๎‹ต๎Žฉ๎€ƒ ๎‹ถ๎‹ท๎Žฎ๎‰๎Žธ๎Ÿ๎ŽŽ๎‹ถ๎Ž‘๎€ƒ๎‹ต๎ฅ๎ŽŽ๎‹ด๎Žด๎‹ธ๎ง๎‹ถ๎‹ธ๎ป๎Ž๎€ƒ๎‹ต๎‰๎‹ธ๎Žช๎‹ด๎ณ๎‹ด๎ญ๏€จ b. Surat al Syลซrฤ ayat 24 pada kata ๎€ƒ๎‹ต๎Žข๎‹ธ๎ค๎‹ด๎ณ ๎Ž๏๎ช๎‹ถ๎Ž˜๎”ป๎ค๎‹ถ๎ ๎‹ด๎œ๎‹ถ๎Ž‘๎€ƒ๎‰๎–๎‹ด๎Žค๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎Š๎–๎‹ถ๎Žค๎‹ต๎ณ๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎‹ด๎ž๎‹ถ๎๎ŽŽ๎‹ด๎Ž’๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ต๎ต–๏€ƒ๎€ƒ๎‹ต๎Žข๎‹ธ๎ค๎‹ด๎ณ๎‹ด๎ญ ๏€จ c. Surat al Qamar ayat 6 pada kata ๎€ƒ๎‹ต๎‰๎‹ธ๎Žช๎‹ด๎ณ ๏๎€ƒ๎™ˆ๎‹ณ๎Žฎ๎‹ต๎œ๎Š๎ง๎€ƒ๎‹ณ๎‹ฏ๎‹ธ๎ฒ๎‹ด๎Žท๎€ƒ๎ฐ๎”ป๎Ÿ๎‹ถ๎Ž๎€ƒ๎‹ถ๎‰๎Ž๎‰๎Žช๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ต๎‰๎‹ธ๎Žช๎‹ด๎ณ๎€ƒ๎‹ด๎ก๎‹ธ๎ฎ๎‹ด๎ณ๎€ƒ๎™‡๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎ฌ๎‹ธ๎จ๎‹ด๎‹๎€ƒ๎‰๎๎‹ด๎ฎ๎‹ด๎Ž˜๎‹ด๎“๏€จ d. Surat al Alaq ayat 18 pada kata ๎€ƒ๎‹ต๎‰๎‹ธ๎Žช๎‹ด๎ง ๏๎€ƒ๎‹ต๎‰๎‹ธ๎Žช๎‹ด๎จ๎‹ด๎Žณ๎€ƒ๎™ˆ๎‹ด๎Ž”๎‹ด๎ด๎‹ถ๎ง๎ŽŽ๎‹ด๎Ž‘๎‰๎Žฐ๎Ÿ๎Ž ๏€จ Menurut Al Farmฤwฤซ, dibuangnya huruf waw pada keempat kata kerja mempunyai rahasia tersendiri sebagai tanbฤซh peringatan dari cepatnya terjadi pekerjaan tersebut dan memberi kemudahan kepada si pelaku serta kuatnya penerimaan orang yang terkena dampak dalam keberadaannya Al Farmฤwฤซ, 2004 184. 4 Ada perbedaan pendapat dari ulama yang sebagian menulis huruf waw dan yang lainnya tidak. Pertama, huruf waw dibuang jika huruf waw tersebut menunjukkan jamak dalam ayat 67 surat al-Taubah ๏๎€ƒ๎‹ด๎ฅ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎˜๎‹ถ๎Žด๎”ป๎”๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ต๎ข๎‹ต๎ซ๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎˜๎‹ถ๎”๎”ป๎จ๎‹ต๎ค๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‰๎ฅ๎‹ถ๎Ž๎€ƒ๎™†๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎ฌ๎‹ด๎ด๎‹ถ๎Žด๎‹ด๎จ๎‹ด๎“๎€ƒ๎‹ด๎ต–๏€ƒ๎€ƒ๎Ž๎ฎ๎‹ต๎Žด๎‹ด๎ง๏€จ dan pada surat al Hasyr ayat 19 ๏๎€ƒ๎‹ด๎ฅ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎˜๎‹ถ๎Žด๎”ป๎”๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ต๎ข๎‹ต๎ซ๎€ƒ๎‹ด๎š๎ตœ๎”ฉ๎™“๎”ป๎Ÿ๎ญ๎‹ต๎Ž๎€ƒ๎™†๎‹ธ๎ข๎‹ต๎ฌ๎‹ด๎Žด๎‹ต๎”๎‹ธ๎ง๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎ฌ๎”ฉ๎”ป๎Žด๎‹ธ๎ง๎‹ด๎ŽŽ๎‹ด๎“๎€ƒ๎‹ด๎ต–๏€ƒ๎€ƒ๎Ž๎ฎ๎‹ต๎Žด๎‹ด๎ง๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎‹ธ๎ณ๎‹ถ๎Žฌ๎‰๎Ÿ๎ŽŽ๎‹ด๎›๎€ƒ๎Ž ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎ง๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎œ๎‹ด๎Ž—๎€ƒ ๎‹ด๎ป๎‹ด๎ญ๏€จ Berdasarkan pendapat Ibn al Anbฤrฤซ dari al Farrฤ` bahwa huruf waw pada kata ๎Ž๎ฎ๎‹ต๎Žด๎‹ด๎ง pada kedua ayat tersebut dibuang dalam mushhaf namun kita dapati dalam mushhaf- mushhaf kita huruf wawnya ditulis. Kedua, Firman Allah dalam surat al Tahrฤซm ayat 4 ๏๎€ƒ๎‹ด๎ต–๏€ƒ๎€ƒ๎‰๎ฅ๎‹ถ๎ŽŽ๎‹ด๎“๎€ƒ๎€ƒ๎‹ฒ๎Žฎ๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎ฌ๎‹ด๎…๎€ƒ๎‹ด๎š๎‹ถ๎Ÿ๎”ป๎Žซ๎€ƒ๎‹ด๎Žช๎‹ธ๎Œ๎‹ด๎Ž‘๎€ƒ๎‹ต๎Ž”๎‹ด๎œ๎ตœ๎”ฉ๎™“๎”ป๎ ๎‹ด๎ค๎‹ธ๎Ÿ๎Ž ๎‹ด๎ญ๎€ƒ ๎™‰๎‹ด๎ฆ๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎จ๎‹ถ๎ฃ๎‹ธ๎ކ๎‹ต๎ค๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ต๎Žข๎‹ถ๎Ÿ๎ŽŽ๎‹ด๎Žป๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎‹ต๎ž๎‹ธ๎ณ ๎‹ถ๎Žฎ๎‹ธ๎Ž’ ๎‹ถ๎ŽŸ๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎‹ต๎ช๎”ฉ๎”ป๎Ÿ๎‹ธ๎ฎ๎‹ด๎ฃ๎€ƒ ๎‹ด๎ฎ๎‹ต๎ซ๏€จ Huruf waw pada kata ๎€ƒ๎‹ต๎Žข๎‹ถ๎Ÿ๎ŽŽ๎‹ด๎Žป dibuang, asal kata ๎€ƒ๎‹ต๎Žค๎‹ถ๎Ÿ๎ŽŽ๎‹ด๎Žป๎Ž๎ฎ yang merupakan jamaโ€™ muzakkar sฤlim. Sebagian ulama berpendapat bahwasanya mufrad bermakna jamak. Maka tidak ada penghapusan huruf waw. Ini dapat dipahami dari perkataan ahli ilmu Maโ€™ฤnฤซ dan sebagian mufassir bahwa ada waw jamaโ€™ di tempat-tempat yang lain. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Qamar ayat 27 ๏๎€ƒ๎‹ด๎—๎ŽŽ๎‰๎จ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎Ž๎ฎ๎‹ต๎ ๎‹ถ๎Žณ๎‹ธ๎Žฎ๎‹ต๎ฃ๎€ƒ๎ŽŽ๎‰๎ง๎‹ถ๎Ž๎€ƒ๎‹ธ๎Žฎ๎‹ถ๎Ž’๎‹ด๎„๎‹ธ๎Žป๎Ž ๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎ฌ๎‹ธ๎Ž’๎‹ถ๎˜๎‹ด๎Ž—๎‹ธ๎Žญ๎ŽŽ๎‹ด๎“๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎ฌ๎‰๎Ÿ๎€ƒ๎‹ฑ๎Ž”๎‹ด๎จ๎‹ธ๎Ž˜๎‹ถ๎“๎€ƒ๎‹ถ๎Ž”๏€จ Huruf waw pada kata ๎Ž๎ฎ๎‹ต๎ ๎‹ถ๎Žณ๎‹ธ๎Žฎ๎‹ต๎ฃ tetap ditulis walaupun waw tersebut dalam bentuk jama` Al Hamad, 2012 116. d. Membuang huruf lฤm Huruf lฤm dihilangkan apabila berkumpulnya dua buah huruf lฤm secara berdampingan. Baik karena banyak terdapat dalam al-Qur`an atau tidak dan juga karena berkumpulnya dua bunyi yang sama dalam kata-kata tersebut. Apabila ๎๎Ž yang berfungsi sebagai maโ€™rifah benda yang dikenal pada kata pertama huruf lฤm maka kedua huruf lฤm tersebut ditulis. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Baqarah ayat 159 ๏๎€ƒ๎™ˆ๎‹ด๎ฅ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎จ๎‹ถ๎Œ๎ต–๎ ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ต๎ข๎‹ต๎ฌ๎‹ต๎จ๎‹ด๎Œ๎‹ธ๎ ๎‹ด๎ณ๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎‹ต๎ต–๏€ƒ๎€ƒ๎‹ต๎ข๎‹ต๎ฌ๎‹ต๎จ๎‹ด๎Œ๎‹ธ๎ ๎‹ด๎ณ๎€ƒ๎‹ด๎š๎ตœ๎”ฉ๎™“๎”ป๎Ÿ๎ญ๎‹ต๎Ž๏€จ Kedua huruf lฤm pada kata ๎€ƒ๎‹ด๎ฅ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎จ๎‹ถ๎Œ๎ต–๎ ๎Ÿ๎Ž tetap ditulis karena fungsinya sebagai maโ€™rifah. Sementara kata ๎€ƒ๎€ƒ๎‹ต๎ž๎‹ธ๎ด๎‰๎Ÿ๎‹ด๎Ždan huruf lฤm yang terletak di awal isim maushลซl yang terletak dimana Misnawati Kaidah Al Hazf dalam Rasm Utsmฤnฤซ 94 saja hanya ditulis dengan satu huruf lฤm. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Baqarah 274 ๏๎€ƒ๎‹ด๎ญ๎€ƒ ๎™‰๎‹ธ๎ข๎‹ถ๎ฌ๎‹ถ๎‹ท๎Ž‘๎‹ด๎Žญ๎€ƒ๎‹ด๎Žช๎‹ธ๎จ๎‹ถ๎‹๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎ซ๎‹ต๎Žฎ๎‹ธ๎ŽŸ๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎ฌ๎‹ด๎ ๎‹ด๎“๎€ƒ๎‹ฑ๎Ž”๎‹ด๎ด๎‹ถ๎ง๎‹ด๎ผ๎‹ด๎‹๎‰๎ญ๎€ƒ๎Ž ๎Œ’๎Žฎ๎‹ถ๎Žณ๎€ƒ ๎‹ถ๎Žญ๎ŽŽ๎‹ด๎ฌ๎‰๎จ๎Ÿ๎Ž ๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎‹ถ๎ž๎‹ธ๎ด๎‰๎Ÿ๎ŽŽ๎‹ถ๎Ž‘๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎ฌ๎‹ด๎Ÿ๎Ž ๎‹ด๎ฎ๎‹ธ๎ฃ๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎ฅ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎˜๎‹ถ๎”๎‹ธ๎จ๎‹ต๎ณ๎€ƒ ๎‹ด๎ฆ๎‹ธ๎ณ๎‹ถ๎Žฌ๎‰๎Ÿ๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ถ๎ฌ๎‹ธ๎ด๎‹ด๎ ๎‹ด๎‹๎€ƒ ๎‹ฒ๎‘๎‹ธ๎ฎ๎‹ด๎Žง๎€ƒ ๎‹ด๎ป๎€ƒ๎‹ด๎ฅ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎ง๎‹ด๎Žฐ๎‹ธ๎Žค๎‹ด๎ณ๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎ซ๎€ƒ ๎‹ด๎ป๎‹ด๎ญ๏€จ Dibuangnya salah satu huruf lฤm pada kata ๎€ƒ๎‹ต๎ž๎‹ธ๎ด๎‰๎Ÿ๎‹ด๎Ž dan isim maushลซl karena kata-kata tersebut banyak terdapat dalam al-Qur`an yang bertujuan untuk ikhtisฤr singkat. Dan menurut pendapat yang paling kuat huruf lฤm yang dibuang tersebut adalah huruf asli untuk menghindari terjadinya pemisahan lฤm maโ€™rifah dari alif washal hamzah washal Al Qฤshih, 1949 85, Al Dฤnฤซ, 1932 72. Namun pada rasm imlฤ`i kata-kata tersebut ditulis dengan dua buah huruf lฤm. Ibnu Watsฤซq berkata โ€œSebagian mereka menyebutkan bahwa kata ๎€ƒ๎‹ด๎Žฌ๎‰๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎‹ธ๎ณ dalam bentuk tatsniah dan kata ๎€ƒ๎‹ธ๎ฑ๎‹ถ๎Žฌ๎‰๎Ÿ๎Ž apabila dalam keadaan manshลซb atau majrลซr maka kedua huruf lฤm ditulis, sedangkan apabila dalam keadaan marfลซโ€™ hanya ditulis dengan satu lฤm. Dan itulah yang pertama sekali maโ€™ruf dalam tulisan mushhafโ€ Al Hamad, 117. d. Membuang huruf nลซnDalam rasm Utsmฤnฤซ, huruf nลซn dibuang pada kata karena 1 Untuk memberi keringanan. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat Yusuf ayat 110 ๏๎€ƒ๎™ˆ๎ŽŽ๎‹ด๎ง๎‹ต๎Žฎ๎‹ธ๎Žผ๎‹ด๎ง๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎ซ๎‹ด๎‹ฏ๎™“๎ŽŽ๎‹ด๎ŽŸ๎€ƒ๎Ž ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎Ž‘๎‹ถ๎Žฌ๎‹ต๎›๎€ƒ๎‹ธ๎Žช๎‹ด๎—๎€ƒ๎‹ธ๎ข๎‹ต๎ฌ๎‰๎ง๎‹ด๎Ž๎€ƒ๎Ž ๎”ธ๎‹ธ๎ฎ๎Š๎จ๎‹ด๎…๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎‹ต๎ž๎‹ต๎Žณ๎Š๎Žฎ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ ๎‹ด๎Žฒ๎ต—๎‹ฐ๎‹ธ๎ด๎‹ด๎Ž˜๎‹ธ๎Žณ๎Ž๎€ƒ๎Ž๎‹ด๎Žซ๎‹ถ๎Ž๎€ƒ๎ฐ๎”ธ๎ต–๎Ž˜๎‹ด๎Žฃ๎€ƒ๎€ƒ ๎‹ด๎ป๎‹ด๎ญ๎™†๎€ƒ๎‹ต๎‹ฏ๎™“๎ŽŽ๎‹ด๎Žธ๎‰๎ง๎€ƒ ๎‹ธ๎ฆ๎‹ด๎ฃ๎€ƒ๎‹ด๎ฒ๎‹ถ๎‹ท๎Ž ๎‹ต๎จ๎‹ด๎“๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎ฃ๎‹ถ๎Žฎ๎‹ธ๎Ž ๎‹ต๎ค๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ถ๎ก๎‹ธ๎ฎ๎‹ด๎˜๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ถ๎ฆ๎‹ด๎‹๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ด๎จ๎‹ต๎Žณ๎‹ธ๎Ž„๎‹ด๎Ž‘๎€ƒ๎Š๎Žฉ๎‹ด๎Žฎ๎‹ต๎ณ๏€จ Huruf nลซn yang terletak sebelum huruf jฤซm pada kata ๎€ƒ๎‹ด๎ฒ๎‹ถ๎‹ท๎Ž ๎‹ต๎ง dibuang untuk meringankan takhfฤซf dan juga karena bisa dibaca dengan dua qira`at. Ibnu ฤ€mir, Yaโ€™qลซb, dan ฤ€shim membaca kata ๎€ƒ๎‹ด๎ฒ๎‹ถ๎‹ท๎Ž ๎‹ต๎ง dengan satu buah huruf nลซn yang dhammah, huruf jฤซm yang bertasydฤซd dan huruf bฤ` yang fathah. Sementara selain mereka membaca dengan dua buah huruf nลซn di mana huruf yang kedua mati atau sukun, takhfฤซf huruf jฤซm dan yฤ` sebagaimana yang terdapat dalam surat al Anbiyฤ` ayat 88 ๏๎€ƒ๎™ˆ๎ฎฎ๎ช๎‹ด๎Ÿ๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ด๎จ๎‹ธ๎Ž’๎‹ด๎Ž ๎‹ด๎Ž˜๎‹ธ๎Žณ๎ŽŽ๎‹ด๎“๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎จ๎‹ถ๎ฃ๎‹ธ๎ކ๎‹ต๎ค๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎ฐ ๎‹ถ๎Ž ๎‹ธ๎™—๎‹ฐ๎‹ต๎ง๎€ƒ๎‹ด๎š๎‹ถ๎Ÿ๎”ป๎Žฌ๎‹ด๎›๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎™†๎‹ถ๎‹ท๎ข๎‹ด๎๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎‹ถ๎ฃ๎€ƒ๎‹ต๎ช๎”ป๎จ๎‹ธ๎ด๎‰๎Ž ๎‹ด๎ง ๎‹ด๎ญ๎€ƒ ๏€จ Sementara dalam surat Yลซnus ayat 103 ๏๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎‹ธ๎ด๎‹ถ๎จ๎‹ถ๎ฃ๎‹ธ๎ކ๎‹ต๎ค๎‹ธ๎Ÿ๎Ž๎€ƒ๎‹ถ๎Žž๎‹ธ๎จ๎‹ต๎ง๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ด๎จ๎‹ธ๎ด๎‹ด๎ ๎‹ด๎‹๎€ƒ๎ŽŽ๎Œ’๎˜๎‹ด๎Žฃ๎™‰๎€ƒ๎‹ด๎š๎‹ถ๎Ÿ๎”ป๎Žฌ๎‹ด๎›๎€ƒ๎Ž ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎จ๎‹ด๎ฃ๎”ป๎Ž๎€ƒ๎‹ด๎ฆ๎‹ธ๎ณ๎‹ถ๎Žฌ๎‰๎Ÿ๎Ž ๎‹ด๎ญ๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ด๎จ๎‹ด๎ ๎‹ต๎Žณ๎‹ต๎Žญ๎€ƒ๎‹ธ๎ฒ๎‹ถ๎‹ท๎Ž ๎‹ด๎จ๎‹ต๎ง๎€ƒ๎‰๎ข๎‹ต๎Ž›๏€จ๎€ƒ Huruf nลซnnya pada kata ๎€ƒ๎‹ธ๎ฒ๎‹ถ๎‹ท๎Ž ๎‹ด๎จ๎‹ต๎ง tetap ditulis dan tidak ada perbedaan qira`at. 2 Untuk tujuan idgham. Firman Allah dalam surat Yลซsuf ayat 11 ๏๎€ƒ๎ฎฎ๎ช๎‹ด๎Ÿ๎€ƒ๎ŽŽ๎‰๎ง๎‹ถ๎Ž๎‹ด๎ญ๎€ƒ ๎‹ด๎’๎‹ต๎Žณ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎ณ๎€ƒ๎ฐ๎”ป๎ ๎‹ด๎‹๎€ƒ๎ŽŽ๎™š๎‰๎จ๎‹ด๎ฃ๎‹ธ๎Ž„๎‹ด๎Ž—๎€ƒ ๎‹ด๎ป๎€ƒ๎‹ด๎š๎‹ด๎Ÿ๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ด๎ฃ๎€ƒ๎ŽŽ๎‹ด๎ง๎ŽŽ๎‹ด๎Ž‘๎‹ด๎ŽŽ๎”ธ๎”ป๎ณ๎€ƒ๎Ž ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎Ÿ๎ŽŽ๎‹ด๎—๎€ƒ๎€ƒ๎‹ด๎ฅ๎‹ธ๎ฎ๎‹ต๎Žค๎‹ถ๎Žผ๎”ป๎จ๎‹ด๎Ÿ๏€จ Banyak mushaf sepakat untuk menulis dengan satu buah huruf nลซn pada kata ๎ŽŽ๎™š๎‰๎จ๎‹ด๎ฃ๎‹ธ๎Ž„๎‹ด๎Ž—๎€ƒ ๎‹ด๎ป karena untuk alasan sebagai lafadh idgham yang benar. Abลซ Jaโ€™far membaca dengan mengidghamkan huruf nลซn tersebut tanpa ada isyarat kepada dhammah Al Farmฤwฤซ, 2004 187 dan Al Hamad, 2012 117-118. Dengan demikian dibuangnya huruf nลซn idalam rasm Utsmฤnฤซ adakalanya karena tujuan untuk memberi keringanan dalam membaca al-Qur`an dan adakalanya dengan cara mengidghamkan huruf pertama kepada huruf kedua karena huruf keduanya sama. JURNAL ILMIAH AL MUโ€™ASHIRAH Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol. 18, No. 1, Januari 2021 95 C. Kesimpulan Dari uraian di atas jelaslah bahwa rasm Utsmฤnฤซ atau dikenal juga dengan rasm al-muั•haf merupakan pola penulisan al-Qur`an yang mempunyai karakter spesifik yang disetujui oleh Utsmฤn bin Affฤn pada masa kekhalifahannya. Tugas tersebut dipercayakan kepada Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Saโ€™id bin al-Ash dan Abdullah bin Abdurrahman bin al-Harits bin Hisyam. Ulama berbeda pendapat tentang wajib dan tidaknya mengikuti rasm Utsmฤnฤซ. Dalam hal ini ada tiga pendapat pertama, rasm Utsmฤnฤซ merupakan sesuatu yang tauqฤซfฤซ dan wajib diikuti oleh semua kaum muslimin serta tidak boleh menyalahinya. Kedua, rasm Utsmฤnฤซ bukanlah bersifat tauqฤซfฤซ namun hanya berupa ijtihad, tetapi tetap wajib mengikutinya karena memang merupakan kesepakatan bersama yang disetujui oleh khalifah Utsmฤn bin Affฤn yang harus diikuti dan juga tidak boleh menyalahinya. Ketiga, rasm Utsmฤnฤซ bukanlah tauqฤซfฤซ sehingga boleh saja menyalahinya kalua memang ada kesepakatan menggunakan model tulisan lainnya yang berbeda dengan rasm Utsmฤnฤซ. Dalam rasm Utsmฤnฤซ dikenal kaidah al hazf. Dalam rasm ini ada beberapa huruf yang dibuang yaitu huruf alif, yฤ`, waw, lฤm, dan nลซn. Masing- masing huruf tersebut mempunyai ketentuan tersendiri dalam penghapusannya, yang semuanya bisa dilihat penulisannya dalam ayat- ayat al Qur`an Misnawati Kaidah Al Hazf dalam Rasm Utsmฤnฤซ 96 Daftar Pustaka Al Dฤnฤซ, Utsmฤn ibn Saโ€™ฤซd ibn Utsmฤn ibn Umar Abลซ Amru. tt. Al Muqniโ€™ fฤซ Rasm Mashฤhif al Amshฤr. Editor Muhammad al Shฤdiq Qamhฤwฤซ. Cairo Maktabah al Kulliyyฤt a Azhariyyah. Al Dlabbฤโ€™, Alฤซ Muhammad. tt. Samฤซr al Thฤlibฤซn fฤซ Rasm wa Dlabth al Kitฤb al Mubฤซn. Mesir tp. Al Farmฤwฤซ. Abd al Hayy Husain. 2004. Rasm al Mushhaf wa Naqthuhu. Cet. 1. Makkah al Mukarramah Al Maktabah al Makkiyyah dan Dฤr Nลซr al Maktabฤt. Al Hamad. Ghฤnim Qaddลซrฤซ. 2012. Al Muyassar fฤซ Ilm rasm al Mushhaf wa Dlabthihu. Jiddah Markaz al Dirฤsiyyฤt wa al Maโ€™lลซmฤt al Qur`ฤniyyah. Al Qaththฤn,Mannฤโ€™. 2000. Mabฤhiยฃ fฤซ Ulลซm al Qur`ฤn. Cet. 3. Maktabah al Maโ€™ฤrif li al Nasyr wa al tawzฤซโ€™. Al Sฤlih, Subhฤซ. 2005. Mabฤhits fฤซ Ulลซm al Qur`ฤn. Cet. 26. Beirลซt Dฤr al Ilm li al Malฤyฤซn. Al-Hamidy, Abd Qadir Umar Usman. 2018.โ€œPenulisan al-Quran dengan Rasm Uthmani di antara Tawqif dan Ijtihadโ€dalam Journal of Maโ€™alim al-Quran wa al-Sunnah. Vol. 14. No. 2. Anwar, Rosihan. 2013. Ulum al Quran. Cet. V. Bandung Pustaka Setia. Fathul Amin. 2020. โ€œKaidah Rasm Utsmani Dalam Mushaf Al-Qurโ€™an Indonesia Sebagai Sumber Belajar Baca Tulis Al-Qurโ€™anโ€ dalam jurnal Tadris. Volume 14. No. 1. 2020. Febrianingsih, Dian.โ€ Sejarah Perkembangan Rasm Utsmaniโ€. Jurnal Al Murabbi. Volume 2, Nomor 2, Januari 2016. Ibn al Qฤshih, Abลซ al Baqฤ` Alฤซ ibn Utsmฤn ibn Muhammad. 1949. Syarh Talkhฤซsh al Fawฤ`id wa Taqrฤซbu al Mutabฤโ€™id. Cet. I. Mesir Syirkah Maktabah wa Mathbaโ€™ah Mushthafฤ al Bฤbฤ al Halbฤซ wa Aulฤdihi. Ibn Mandlลซr, Muhammad bin Mukrim al Afrฤซqฤซ al Mishrฤซ. tt. Lisฤn al 'Arab. Cet. 1. Beirลซt Dฤr Sฤdir, tt. Ismฤโ€™ฤซl, Syaโ€™bฤn Muhammad. 2012. Rasm al Mushhaf wa Dlabthuhu Baina al Tawqฤซfi wa Al Ishthilฤhฤt al Hadฤซtsah. Cet. III. Cairo Dฤr al Salฤm li al Thabฤโ€™ah wa al Nasyr wa al Tawzฤซโ€™ wa al Tarjamah. Lรขsyain Mรปsรข Syรขhain. 2002. Al ร‚liโ€™u Al Hisรขn fรฎ `Ulรปm Al-Qurโ€™รขn. Al Qรขhirah Dรขr Al- Syurรปq. Madzkur, Zaenal Arifin. 2011. โ€œUrgensi Rasm Utsmani; Potret Sejarah dan Hukum Penulisan Al-Qurโ€™an dengan Rasm Utsmaniโ€ dalam Jurnal Khatulistiwa โ€“ Journal of Islamic Studies, Volume 1 Nomor 1 Maret. Mohammad Ikram bin Mohd Nor dan Mohd Faizul amri bin Mohd Saad. 2011. โ€œAl-Hazf dalam Rasm Uthmani Kesan dalam Pentafsiranโ€ dalam Jurnal al-Turath. Vol. 2. No. 2. Muั•แนญafฤ, Ibrahฤซm. dkk, tt. Al Mu'jam al wasฤซแนญ. Editor Majma' al Lugah al 'Arabiyyah. Dฤr al Da'wah. Shamsuddin, Sofiah. 2006. Al- Madkhal ilฤ Dirฤsah `Ulลซm al- Qur'ฤn. Cet. I. Malaysia Markaz al- Buแธซลซth al- Jฤmi`ah al Islamiyyah al- `ฤ€lamiyyah bi Mฤlฤซziฤ. Ibnu Rawandhy N. HulaAmrah KasimThis study examines the six rules and their uniqueness in the writing of the Qur'an, which consists of the following rules 1 al-Hazf, 2 al-Ziyadah, 3 al-Ibdal, 4 al-Hamazat, 5 al-Wasl and al-Fasl, dan 6 Fihi Qiraโ€™atani wa Kutiba ala Ihdahuma. The method used is library research, through descriptive analysis techniques, by identifying, classifying, tabulating, analyzing, and describing. The results showed that 1 al-Qawaid al-Sittah has six basic principles in the science of writing and copying letters, words, and their diacritical marks in manuscripts. These six rules have various passages in some of their orthography; namely a alif, ya, waw, lam, nun, on al-hazf, b alif, ya and waw on al-ziyadah, c alif derive from ya, alif derive from waw and alif whose origin is unknown on rules al-ibdal, d according to the rule of al-wasl and fasl, each of them has 17 agreed on words, they are disputed and even excluded, e in the hamazat rule, the location of a letter affects the form of writing, such as hamzah at the beginning, in the middle, at the end of the word f Rasm is also influenced by qira'at and can choose one of them in writing it. 2 The differences in writing are dominated by reasons, references, and writing patterns which generally refer to the madhzab with their respective references, namely 1 Al-Dani with the book al-muqni and 2 Abu Dawud with the book al-tabyin, or madhzab other than the two. 3 In the aspect of exception mustasnayat and its uniqueness, it can be seen in the aspect of al-Iqtisar, whose writing patterns are diverse and cannot be AminRasm utsmani adalah jenis tulisan Al-Qurโ€™an yang secara khusus diatur oleh Usman bin Affan pada masanya berdasarkan pelafalan qira'ah Al-Qur'an yang berbeda. Hingga hari ini, ada banyak pendapat tentang hukum penulisan Al-Qur'an di Rasm Utsmani. Yang pertama adalah kewajiban, karena Rasm Utsmani dikategorikan tauqifi, yang kedua tidak wajib berdasarkan pada Khat Rasm Utsmani, karena itu bukan tauqifi, yang ketiga adalah bahwa itu dapat ditulis berdasarkan peraturan arabiyyah dan sharfiyah, tetapi harus didasarkan pada Mushaf Al-Qur'an yang ditulis dalam Khat Rasm Utsmani saat dokumen disimpan. Berdasarkan pernyataan di atas, penelitian ini dilakukan untuk memeriksa dan menggambarkan konsep Rasm Utsmani dalam Mushaf al-qur'an. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan adalah studi literatur. Berdasarkan hasil, penelitian ini membahas tentang sejarah, regulasi dan penulisan Al-Qur'an dalam Rasm Utsmani. Karena diskusi sering terjadi pendapat yang berbeda di antara para ulama 'misalnya dalam konteks kelayakan penulisan di mana konsep penulisan Rasm Utsmani memiliki tiga kategori yaitu kesesuaian sepenuhnya, kesesuaian pemikiran, dan kesesuaian probabilitas, sehingga tidak sepenuhnya lengkap. sama. Prinsip itu diperlukan sebagai sumber pembacaan-penulisan Al-Qur' ibn Sa'ฤซd ibn 'Utsmฤn ibn 'Umar AbลซAl DฤnฤซAl Dฤnฤซ, 'Utsmฤn ibn Sa'ฤซd ibn 'Utsmฤn ibn 'Umar Abลซ 'Amru. tt. Al Muqni' fฤซ Rasm Mashฤhif al Amshฤr. Editor Muhammad al Shฤdiq Qamhฤwฤซ. Cairo Maktabah al Kulliyyฤt a fฤซ 'Ulลซm al Qur`ฤn. Cet. 3. Maktabah al Ma'ฤrif li al Nasyr wa al tawzฤซAl QaththฤnMannฤAl Qaththฤn,Mannฤ'. 2000. Mabฤhiยฃ fฤซ 'Ulลซm al Qur`ฤn. Cet. 3. Maktabah al Ma'ฤrif li al Nasyr wa al tawzฤซ'.Mabฤhits fฤซ 'Ulลซm al Qur`ฤn. Cet. 26. Beirลซt Dฤr al 'Ilm li al MalฤyฤซnAl SฤlihSubhฤซAl Sฤlih, Subhฤซ. 2005. Mabฤhits fฤซ 'Ulลซm al Qur`ฤn. Cet. 26. Beirลซt Dฤr al 'Ilm li al al-Quran dengan Rasm Uthmani di antara Tawqif dan Ijtihad"dalam Journal of Ma'alim al-Quran wa al-SunnahAbd Al-HamidyQadir Umar UsmanAl-Hamidy, Abd Qadir Umar Usman. 2018."Penulisan al-Quran dengan Rasm Uthmani di antara Tawqif dan Ijtihad"dalam Journal of Ma'alim al-Quran wa al-Sunnah. Vol. 14. No. Perkembangan Rasm UtsmaniDian FebrianingsihFebrianingsih, Dian." Sejarah Perkembangan Rasm Utsmani". Jurnal Al Murabbi. Volume 2, Nomor 2, Januari MadzkurArifinMadzkur, Zaenal Arifin. 2011. "Urgensi Rasm Utsmani;Mohammad Ikram bin Mohd Nor dan Mohd Faizul amri bin Mohd SaadMohammad Ikram bin Mohd Nor dan Mohd Faizul amri bin Mohd Saad. 2011. "Al-Hazf dalam Rasm Uthmani Kesan dalam Pentafsiran" dalam Jurnal al-Turath. Vol. 2. No. 2.
Demikianpenjelasan yang disarikan dari kitab Manรขhil 'Irfรขn fรฎ Ulรปmil Qur'รขn (Kairo: Maktabah Isa Al-Halabi, tt. h. 369). Perlu diketahui bahwa kaidah penulisan yang telah disebutkan di atas, tidak sepenuhnya berlaku pada penulisan Al-Qur'an, sebab ada banyak lafadz-lafadz dalam Al-Qur'an yang pada suatu ayat ditulis dengan pola tertentu, tetapi pada ayat yang lainโ€”padahal Uploaded bySiti Najihan 100% found this document useful 4 votes4K views24 pagesOriginal TitleKaedah Al-ibdal Dalam Penulisan Al-quran Rasm UthmaniCopyrightยฉ Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsPPTX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document100% found this document useful 4 votes4K views24 pagesKaedah Al-Ibdal Dalam Penulisan Al-Quran Rasm UthmaniOriginal TitleKaedah Al-ibdal Dalam Penulisan Al-quran Rasm UthmaniUploaded bySiti Najihan Full description
RASM. Kalimah 'Rasm' : Penulisan. 'Uthmani adalah bersempena zaman khalifah 'Uthman Bin 'Affan. Rasm 'Uthmani : bentuk dan cara penulisan ayat Al-Quran berdasarkan kepada mushaf 'Uthmani (di zaman 'Uthman Bin 'Affan) Tulisan asal al-Quran yang diwahyukan oleh Allah S.W.T kepada Rasulullah S.A.W.

ุงู„ุฑู‘ูŽุณู’ู…ู ุงู„ู’ุนูุซู’ู…ูŽุงู†ููŠู‘ู Ar-Rasm al-Utsmani Salah satu pembahasan yang sangat penting dalam Ulumul Qurโ€™an atau Pengantar Studi al-Qurโ€™an adalah Rasm Utmani. Tema Rasm Utmani termasuk pelajaran yang agak rumit. Karena berkaitan dengan masalah bahasa, sejarah penulisan dan pembukuan, qiraat , serta tafsir al-Qurโ€™an. Namun dalam kesempatan kali ini, kami akan mencoba untuk menyajikan tema ini dengan sesederhana mungkin. Sehingga menjadi mudah untuk dipahami. Bila ada hal-hal yang belum dipahami, maka kami persilakan para pembaca untuk bertanya pada kolom komentar. Tujuan mempelajari Rasm Utsmani adalah memahami adanya ragam budaya dalam penulisan bahasa. Yang terjadi dalam semua bahasa. Termasuk dalam hal ini adalah bahasa Arab. Baca pula Qiraโ€™at dalam Al-Qurโ€™an Pengertian, Contoh, Pengaruhnya pada Tafsir *** A. Pengertian Rasm Utsmani Secara bahasa, Rasm itu artinya ejaan atau teknik penulisan. Dalam sejarah ejaan bahasa Indonesia, dahulu kita mengenal istilah ejaan lama dan ejaan baru. EYD Ejaan Yang Disempurnakan. Berikut ini beberapa contoh ejaan lama yang kemudian dirubah menjadi ejaan baru Soekarno โ€“ Sukarno Soeharto โ€“ Suharto Jusuf โ€“ Yusuf Djakarta โ€“ Jakarta Jogjakarta โ€“ Yogyakarta Bapak mentjari kaju. โ€“ Bapak mencari kayu. Hal ini murni merupakan masalah bahasa. Yang juga terjadi pada bahasa Inggris, misalnya centre โ€“ center, theatre โ€“ theater, realise โ€“ realize, dan seterusnya. Yang pertama itu disebut sebagai Rasm British. Dan yang kedua disebut sebagai Rasm American. Adapun kata Utsmani itu merujuk pada Khalifah keempat dari Khulafaur Rasyidin, yaitu Sayyidina Utsman bin Affan radhiyallahu anhu. Itulah pengertian Rasm Utsmani secara bahasa. Nah sekarang, apa itu Rasm Utsmani secara istilah? Rasm Utsmani juga disebut Rasm Mushhafi dan Khath Utsmani. Secara istilah, Rasm Utsmani adalah โ€œSebuah ilmu yang secara khusus menjelaskan tentang tata cara penulisan al-Qurโ€™an al-Karim ketika diturunkan dan berlanjut hingga pembukuannya dengan bantuan tangan para shahabat.โ€ Rasm Utsmani ejaan bahasa Arab yang digunakan untuk menuliskan mushaf al-Qurโ€™an waktu pembukuan al-Qurโ€™an pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan. Sama hal dengan Rasm British ejaan bahasa Inggris yang digunakan oleh orang-orang Inggris Raya. Sedangkan rasm American ejaan bahasa Amerika yang digunakan oleh orang-orang Amerika. *** B. Contoh Rasm Utsmani Kalau tadi sudah kita sebutkan contoh Rasm Indonesia lama dan Rasm Indonesia Baru. Juga sudah kita sebutkan contoh Rasm Inggris British dan Rasm Inggris American. Sekarang kita sebutkan beberapa contoh Rasm Utsmani. Sebelumnya, hendaknya kita perhatikan. Bahwa penulisan mushaf al-Qurโ€™an yang asli itu tidak ada harakatnya. Karena pada masa Rasulullah Saw. masih hidup, juga pada masa Khulafaur Rasyidin, harakat itu belum ditemukan. Bahkan juga belum ada titik. Namun pada kesempatan kali ini kita pakai titik. Karena mustahil saya mengetik huruf Arab tanpa titik. Baik langsung saja nggih, kita masuk ke contoh Rasm Utmani. 1. Kata al-Kitabu Dalam menuliskan kata al-kitaabu, yang umum adalah ุงู„ูƒุชุงุจ. Namun dalam Rasm Utsmani ditulis dengan ุงู„ูƒุชุจ. Lalu pada huruf Taaโ€™ itu diberi tanda baca fathah berdiri. Artinya dibaca dua harakat. 2. Kata as-Shalatu Dalam menuliskan kata ash-shalaatu, yang umum adalah ุงู„ุตู„ุงุฉ. Namun dalam Rasm Utsmani ditulis dengan ุงู„ุตู„ูˆุฉ. Lalu pada huruf Laam itu diberi harakat fathah berdiri. Artinya dibaca dua harakat. Sedangkan huruf Wau tidak diberi harakat. Artinya huruf Wau tidak dibaca. 3. Kata az-Zakatu Juga dalam menuliskan kata az-zakaatu, yang umum adalah ุงู„ุฒูƒุงุฉ. Namun dalam Rasm Utsmani ditulis dengan ุงู„ุฒูƒูˆุฉ. Lalu pada huruf Kaaf diberi harakat fathah berdiri. Artinya dibaca dua harakat. Sedangkan pada huruf Wau tidak diberi harakat. Artinya tidak dibaca. Untuk mengecek kebenaran hal itu, kami kutipkan image dari awal surat al-Baqarah sebagai berikut Al-Qurโ€™an, Surat al-Baqarah ayat 1-5, sumber gambar Itu hanya contoh. Bila kita cermat, boleh jadi hal ini bisa kita temukan pada setiap halaman mushaf al-Qurโ€™an. Di mana tata cara penulisannya tidak sama dengan kaidah umum dalam Bahasa Arab. Dahulu ketika masih duduk di bangku SMA/Madrasah Aliyah, saya pun sempat bertanya-tanya mengenai hal ini. Namun jawabannya baru saya temukan ketika membaca kitab Manahilul Irfan fi Ulumil Qurโ€™an. Karya Syeikh Muhammad Abdul Azhim az-Zarqani. *** C. Kaidah Rasm Utsmani Berikut ini beberapa kaidah dalam penulisan Rasm Utsmani 1. Kaidah Badal Badal artinya mengganti. Yaitu mengganti suatu huruf dengan huruf yang lain. Contoh โ€“ mengganti huruf alif dengan huruf wau, misalnya ุงู„ุตู„ุงุฉ menjadi ุงู„ุตู„ูˆุฉ ุงู„ุฒูƒุงุฉ menjadi ุงู„ุฒูƒูˆุฉ โ€“ mengganti taaโ€™ marbuthah dengan taaโ€™ maftuhah, misalnya ุงู…ุฑุฃุฉ menjadi ุงู…ุฑุฃุช ุฑุญู…ุฉ menjadi ุฑุญู…ุช 2. Kaidah Perbedaan Qiraat Bila ada perbedaan qiraat al-Qurโ€™an dalam membaca sebuah kata, maka kata itu ditulis dengan qiraat yang lebih banyak digunakan. Contoh ู…ู„ูƒ ูŠูˆู… ุงู„ุฏูŠู† ditulis dengan ma pendek. Karena qiraat inilah yang lebih banyak digunakan. Bukan ma panjang. ุงู‡ุฏู†ุง ุงู„ุตุฑุงุท ุงู„ู…ุณุชู‚ูŠู… ditulis dengan huruf ุต. Karena qiraat inilah yang lebih banyak digunakan. Bukan dengan ุณ maupun ุฒ. 3. Kaidah Fashal dan Washal Fashal artinya memisahkan. Washal artinya menggabungkan. Yaitu menggabungkan dua kata yang terpisah, sehingga bersambung seakan merupakan satu kata. Contoh ุนู† ู…ุง menjadi ุนู…ุง ูƒู„ ู…ุง menjadi ูƒู„ู…ุง ุฅู† ู…ุง menjadi ุฅู…ุง Untuk lebih lengkapnya mengenai kaidah rasm utsmani ini, silakan pembaca klik link berikut 6 Kaidah Rasm Utsmani Kaidah Penulisan Al-Qurโ€™an. *** D. Tanya-Jawab tentang Rasm Utmani Siapakah yang menentukan tata cara penulisan mushaf al-Qurโ€™an? โ€“ Yaitu Zaid bin Tsabit. Sebagai ketua panitia pembukuan al-Qurโ€™an. Baik pada masa pemerintahan Abu Bakar ash-Shiddiq, maupun pada masa pemerintahan Utsman bin Affan. Mengapa dinamakan sebagai Rasm Utsmani? โ€“ Karena pembukuan al-Qurโ€™an yang kedua, dengan fokus penyatuan ejaan mushaf al-Qurโ€™an, itu dilakukan pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan. Bolehkah kita menuliskan mushaf al-Qurโ€™an dengan selain Rasm Utsmani? โ€“ Sebenarnya tidak ada larangan. Namun sebaiknya tidak dilakukan. Karena akan membuat orang awam jadi tambah bingung. Selain itu, penulisan mushaf al-Qurโ€™an dengan Rasm Utsmani itu sudah memperoleh ijmaโ€™ ulama. Seluruh ulama sudah sepakat dengan Rasm Utsmani itu sejak zaman dahulu sampai hari ini. *** Penutup Demikian sedikit penjelasan mengenai Rasm Utsmani. Semoga ada manfaatnya bagi kita semua. Allahu aโ€™lam. _____________________ Sumber bacaan โ€“ Manahilul Irfan fi Ulumil Qurโ€™an. Syeikh Muhammad Abdul Azhim az-Zarqani. โ€“ Ma Huwa al-Khatthul al-Utsmani. Syeikh Muhammad Marwan.

Y2FDUlB.
  • hqj9tyufkg.pages.dev/15
  • hqj9tyufkg.pages.dev/231
  • hqj9tyufkg.pages.dev/434
  • hqj9tyufkg.pages.dev/462
  • hqj9tyufkg.pages.dev/62
  • hqj9tyufkg.pages.dev/186
  • hqj9tyufkg.pages.dev/473
  • hqj9tyufkg.pages.dev/48
  • kaidah kaidah rasm utsmani dan contohnya