Penggunaanrasm utsmani dalam penulisan Al-Qur`an menurut sebagian ulama merupakan hal yang wajib. Akan tetapi, dalam praktiknya kaidah penulisan Al-Qur`an memiliki ragam yang bermacam-macam. Pada kaidah rasm utsmani dikenal dua mazhab utama yaitu imam Abu Amr ad-Dani dan imam Abu Dawud Sulaiman bin Najjah, sedangkan al-Balansi, al-Syatibi, al-Kharraz, dan lain-lain dikategorikan sebagai
Rasm yang terletak dalam Mushaf Utsmani merupakan salah satu rahasia dalam penulisan mushaf Al-Qurโan, terkait beberapa kalimat dalam Al-Qurโan. Para sahabat menulis Mushaf Utsmani dengan model khusus yang berbeda dari kaidah penulisan imla, yang meliputi kaidah penghapusan hadzf, penambahan ziyadah, penulisan ha hamz, penggantian badal, penyambungan Washl, pemisahan Fasl. Masih tentang Rasm ini, ada baiknya Anda merujuk kembali artikel tentang hubungan rasm dengan Qiraat serta contohnya dalam mengenai Rasm Utsmani tidak akan pernah terlepas dari Mushaf Utsmani itu sendiri. Mushaf Utsmani ditulis pada era Utsman bin Affan sebagai kodifikasi Al-Qurโan yang ketiga, melihat banyaknya umat Islam kala itu yang saling menyalahkan bacaan antara satu dengan yang lainnya. Tidak hanya itu, sebagian orang bahkan mengkafirkan sebagian yang lain akibat perbedaan bacaan dan sedikitnya pengetahuan umat tentang bacaan Al-Qurโan yang diturunkan dengan lahjah yang lain. Oleh karena itu, Utsman bin Affan meminta Zaid bin Tsabit untuk menuliskan kembali Al-Qurโan dengan satu lahjah, yaitu lahjah Quraisy. Setelah proses pentashihan yang panjang hingga dibentuk tim kodifikasi Al-Qurโan, mushaf yang dituliskan oleh Zaid disebar ke berbagai kota. Mushaf ini kemudian disebut sebagai mushaf Utsmani hingga sekarang karena penulisannya dilakukan pada era Utsman bin Affan atas Al-Qurโan yang disebarkan menggunakan satu lahjah yang telah disepakati, penulisan yang digunakan pada tiap mushaf yang disebarkan pun menggunakan satu model Rasm, yang selanjutnya disebut dengan Rasm Mushaf Utsmani, agar umat Islam dapat membaca Al-Qurโan melalui satu bentuk tulisan. Karena, perbedaan qiraat akan menyebabkan perbedaan rasm yang ditulis. Oleh karena itu, Utsman bin Affan mengirimkan imam kepada masing-masing kota untuk mengajarkan tentang cara pembacaan mushaf Utsmani dengan rasmnya. Untuk itulah, penulisan Al-Qurโan pada masa setelahnya wajib mengikuti Rasm ini dilakukan melihat perbedaan tulisan dan rasm pada beberapa mushaf sebelum masa kodifikasi Utsman. Diantaranya penulisan ูุฆู ุฃูุฌุงูุง dalam surah Al-Anโam yang ditulis menggunakan alif pada mushaf Kufi, sedangkan pada mushaf lainnya menggunakan huruf ta setelah ya ุฃูุฌูุชูุง. Perbedaan yang lain ditemukan dalam ayat ูุงููุง ุฃุดุฏูู
ู
ููู
ููุฉ pada beberapa mushaf, sedangkan dalam mushaf Syami ditulis dengan menggunakan kaf ู
ููู
. Dan beberapa kalimat lain seperti menghilangkan alif pada kaidah yang semestinya, mengganti ya dengan alif dan perbedaan pendapan mengenai rasm Utsmani, sebagian mengatakan itu merupakan bentuk ijtihat sahabat. Pendapat yang lain mengatakan bahwa pada masa Rasulullah SAW, Rasulullah SAW sendiri yang mendiktekan Zaid bin Rsabit dalam penulisan Al-Qurโan melalui talqin dari Jibril alaihi salam. Seperti penulisan wakhsyaunii dalam surah Al-Maidah ditulis dengan huruf yaโ sedangkan dalam surah Al-Maidah dengan menghapusnya ya pada dua tempat di dalamnya. Sedangkan dalam riwayat lain mengatakan bahwa penulisan rasm Utsmani sesuai talaqi dengan Rasulullah pada masa kodifikasi awal, bukan bentukan baru yang dibuat sahabat terkait hukumnya, tidak ada perbedaan pendapat antara para ulama Semuanya sepakat bahwa penulisan ayat A-Qurโan wajib mengikuti rasm mushaf Utsmani, khususnya bagi mereka yang awan terhadap qiraat yang berbeda dalam Al-Qurโan. Dalam hal ini, Baihaqi mengatakan bahwa siapa saja yang ingin menulis mushaf, maka ia harus mengikuti penulisan yang tertulis di dalamnya, dalam hal ini berarti rasm mushaf Utsmani. Sedangkan untuk anak kecil yang sedang belajar Al-Qurโan, sebagian ulama memperbolehkan untuk tidak mengikuti rasm Utsmani agar mempermudah dalam Thahir menuliskan dalam bukunya Tarikhul Qurโan wa Gharaib Rasmihi tentang tiga kelebihan dalam pemakaian rasm Utsmani. Pertama, membantu umat khususnya era modern dalam tata cara penulisan mushaf. Kedua, menghindari keraguaan dalam penulisan dalam lahjah yang berbeda seperti yang dituliskan sebelumnya. Ketiga, untuk mengetahui makna yang harus dipotong atau disambung dalam beberapa kalimat Al-Qurโ satu bentuk rasm utsmani dapat dilihat dari penulisan basmalah yang menghilangkan 3 alif di dalamnya. Pertama, alif dalam penulisan ุจุณู
kedua alif dalam penulisan ุงููู ketiga alif dalam penulisan ุงูุฑุญู
ู, dengan bacaan sesuai dengan kaidah mad dalam pekaidah penulisan yang kita tahu, yaitu ุจุงุณู
ุงููุงู ุงูุฑุญู
ุงู lainnya dapat dilihat dari kalimat ุงูู
ูุฆูุฉ, ุงูุฅูุณู, ุงูุดูุทู, ุงูุตุฑุท, ุงูุนูู
ูู dengan menghilangkan alif dan digantikan dengan tanda mad disetiap huruf yang dibaca rasm Utsmani juga ditemukan beberapa bentuk penulisan asing, sepertiRasm pada kalimatุฃูุฅูู ู
ุงุช ditulis dengan penambahan huruf ya sebelum nunRasm pada kalimat ูุงูุณู
ุงุก ุจููููุง ุจุฃููุฏ dan kalimat ุจุฃูููู
ditulis dengan dua huruf ya pada dua kata yang pada kalimat ุณุฃูุฑููู
ุฏุงุฑ ุงูููููู ditulis dengan menambahkan huruf wawu setelah alifRasm pada kalimat ูุฌุงูุก ููู
ุฆุฐ ุจุฌููู
dengan menambahkan hurud alif setelah jim. Dan masih terdapat beberapa penulisan asing dalam rasm Utsmani. Untuk itu, Muhammad Thahir dalam bukunya secara khusus menjelaskan secara terperinci mengenai ayat-ayat yang tertulis menggunakan rasm Utsmani merupakan rasm khusus yang digunakan dalam penulisan ayat Al-Qurโan atau mushaf, sedangkan dalam penulisan harian tidak dipergunakan karena bentuk penulisannya yang berbeda dari kaidah imla. Kecuali pada beberapa kalimat dan kata yang sering digunakan dalam keseharian. Seperti kalimat ุจุณู
ุงููู ุงูุฑุญู
ู ุงูุฑุญูู
, ูุง ุฅูู ุฅูุง ุงููู, ุงููู, ุฐูู, ูุฃูุชู
, ูุคูุงุก dan lainnya, menggantikan tulisan dalam kaidah imla, seperti ุจุงุณู
ุงููุงู ุงูุฑุญู
ุงู ุงูุฑุญูู
, ูุง ุฅูุงู ุฅูุง ุงููุงู, ุงููุงู, ูุงุฐุง, ุฐุงูู, ูุง ุฃูุชู
, ูุง ุฃูุงุก.Melihat penulisan mushaf yang ditulis dengan rasm Utsmani berbeda dengan penulisan kaidah imla, maka dianjurkan bagi para penulis Al-Qurโan untuk memperhatikan rasm Utsmani sebelum menuliskan ayat, untuk menghindari kesalahan dalam penulisan. Karena jika penulisan hanya mengandalkan hafalan semata, maka ditakutkan akan terdapat perbedaan dalam rasm yang Nindhya Ayomi. Sumber Muhammad Thahir ibn Abd al-Qadir al-Kurdi, Tarikh al-Qurโan wa Gharaibu Rasmihi wa Hukmuhu, Jeddah 1365 H.
Penulisandengan dialek Quraisy dalam mushaf Utsmani ini kemudian dikenal dengan istilah Rasm Utsmani. Salah satu syarat agar suatu ayat atau lafal dalam Qira'ah dapat disebut Al-Quran adalah ditulis sesuai dengan Rasm Utsmani ini, selain harus sesuai dengan kaidah-kaidah gramatika Arab, dan juga harus diriwayatkan secara Mutawattir.
ArticlePDF Available AbstractRasm 'Utsmฤnฤซ is a model for writing the Koran which was agreed during the Khalifah "Utsmฤn bin 'Affฤn by copying the manuscripts that had been collected at the time of Khalifah Abu Bakr al Shiddฤซq into several manuscripts. Then the manuscripts sent to various Islamic areas along with the qurrฤ` to be used as guidelines by the Muslims. Scholars have different views regarding the 'Utsmฤni rasm as something that must be followed or not. Scholars have three opinions. First, Rasm 'Utsmฤn is tauqifฤซ based on guidance from the Prophet SAW and cannot violate it and must be followed by Muslims. Second, Rasm 'Utsmฤn is ijtihad but still must be followed by Muslims and must not violate it. Third, Rasm 'Utsmฤn is just a given term which may be violated if it is agreed by a generation to use another model of rasm. There are several rules contained in this 'Utsmฤnฤซ rasm, one of them is the al hazf letter removal rule. The rules of al-hazf are broadly divided into three, such as hazf isyฤrah, hazf ikhtishฤr, and hazf iqtishฤr. From these three models, it can be seen that some letters were discarded, namely alif, waw, yฤ`, lฤm, and nun. Each of these letters has its own provisions in its writing in the Qur'an and has secrets that can be known through in-depth study. ABSTRAK Rasm Utsmฤnฤซ merupakan model penulisan al-Qur`an yang disepakati pada masa Khalifah โUtsmฤn bin Affฤn dengan menyalin mushaf yang telah dikumpulkan pada masa Khalifah Abu Bakar al Shiddฤซq ke dalam beberapa mushฤf. Lalu dikirim ke berbagai wilayah Islam bersama dengan para qurrฤ` untuk dijadikan pedoman oleh kaum muslimin. Ulama berbeda pandangan dalam melihat rasm Utsmฤni sebagai sesuatu yang wajib diikuti atau tidak. Ada tiga pendapat ulama. Pertama, Rasm Utsmฤnฤซ bersifat tauqฤซfฤซ berdasarkan bimbingan dari Nabi SAW dan tidak boleh menyalahinya serta wajib diikuti oleh kaum muslimin. Kedua, Rasm Utsmฤnฤซ bersifat ijtihad namun tetap wajib diikuti oleh kaum muslimin serta tidak boleh menyalahinya. Ketiga, Rasm Utsmฤnฤซ hanyalah sebuah istilah yang diberikan yang boleh saja menyalahinya jika memang disepakati oleh suatu generasi untuk menggunakan model rasm yang lain. Ada beberapa kaidah yang terdapat dalam rasm Utsmฤnฤซ ini, salah satunya adalah kaidah al hazf pembuangan huruf. Kaidah al hazf ini secara garis besar terbagi tiga yaitu hazf isyฤrah, hazf ikhtishฤr, dan hazf iqtishฤr. Dari ketiga model ini terlihat ada beberapa huruf yang dibuang yaitu alif, waw, yฤ`, lฤm, dan nลซn. Masing- masing huruf tersebut memiliki ketentuan- ketentuan tersendiri dalam penulisannya dalam al-Qur`an dan mempunyai rahasia yang dapat diketahui melalui kajian yang mendalam. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. JURNAL ILMIAH AL MUโASHIRAH Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol. 18, No. 2, Januari 2021 Hal 83-96 p-ISSN 1693-7562 e-ISSN 2599-2619 Kaidah Al Hazf dalam Rasm Utsmฤnฤซ Misnawati Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh Email misnawati ABSTRACT Rasm 'Utsmฤnฤซ is a model for writing the Koran which was agreed during the Khalifah "Utsmฤn bin 'Affฤn by copying the manuscripts that had been collected at the time of Khalifah Abu Bakr al Shiddฤซq into several manuscripts. Then the manuscripts sent to various Islamic areas along with the qurrฤ` to be used as guidelines by the Muslims. Scholars have different views regarding the 'Utsmฤni rasm as something that must be followed or not. Scholars have three opinions. First, Rasm 'Utsmฤn is tauqifฤซ based on guidance from the Prophet SAW and cannot violate it and must be followed by Muslims. Second, Rasm 'Utsmฤn is ijtihad but still must be followed by Muslims and must not violate it. Third, Rasm 'Utsmฤn is just a given term which may be violated if it is agreed by a generation to use another model of rasm. There are several rules contained in this 'Utsmฤnฤซ rasm, one of them is the al hazf letter removal rule. The rules of al-hazf are broadly divided into three, such as hazf isyฤrah, hazf ikhtishฤr, and hazf iqtishฤr. From these three models, it can be seen that some letters were discarded, namely alif, waw, yฤ`, lฤm, and nun. Each of these letters has its own provisions in its writing in the Qur'an and has secrets that can be known through in-depth study. Keywords hazf al hurลซf, Rasm Utsmฤnฤซ. ABSTRAK Rasm Utsmฤnฤซ merupakan model penulisan al-Qur`an yang disepakati pada masa Khalifah โUtsmฤn bin Affฤn dengan menyalin mushaf yang telah dikumpulkan pada masa Khalifah Abu Bakar al Shiddฤซq ke dalam beberapa mushฤf. Lalu dikirim ke berbagai wilayah Islam bersama dengan para qurrฤ` untuk dijadikan pedoman oleh kaum muslimin. Ulama berbeda pandangan dalam melihat rasm Utsmฤni sebagai sesuatu yang wajib diikuti atau tidak. Ada tiga pendapat ulama. Pertama, Rasm Utsmฤnฤซ bersifat tauqฤซfฤซ berdasarkan bimbingan dari Nabi SAW dan tidak boleh menyalahinya serta wajib diikuti oleh kaum muslimin. Kedua, Rasm Utsmฤnฤซ bersifat ijtihad namun tetap wajib diikuti oleh kaum muslimin serta tidak boleh menyalahinya. Ketiga, Rasm Utsmฤnฤซ hanyalah sebuah istilah yang diberikan yang boleh saja menyalahinya jika memang disepakati oleh suatu generasi untuk menggunakan model rasm yang lain. Ada beberapa kaidah yang terdapat dalam rasm Utsmฤnฤซ ini, salah satunya adalah kaidah al hazf pembuangan huruf. Kaidah al hazf ini secara garis besar terbagi tiga yaitu hazf isyฤrah, hazf ikhtishฤr, dan hazf iqtishฤr. Dari ketiga model ini terlihat ada beberapa huruf yang dibuang yaitu alif, waw, yฤ`, lฤm, dan nลซn. Masing- masing huruf tersebut memiliki ketentuan- ketentuan tersendiri dalam penulisannya dalam al-Qur`an dan mempunyai rahasia yang dapat diketahui melalui kajian yang mendalam. Kata Kunci hazf al hurลซf, Rasm 'Utsmฤnฤซ. Misnawati Kaidah Al Hazf dalam Rasm Utsmฤnฤซ 84 A. Pendahuluan Al Qur'an merupakan kitab samawi yang mendapat perhatian lebih dalam penjagaan dan pemeliharaannya bila dibandingkan dengan kitab samawi lainnya. Al Qur'an merupakan wahyu Allah ๏ yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad ๏ฒ secara berangsur- angsur dalam kurun waktu lebih kurang 23 tahun dalam masa kerasulannya agar menjadi pedoman hidup umat manusia. Salah satu manfaat diturunkan al Qur'an secara berangsur- angsur agar memberi kemudahan dalam memelihara, menghafal, menulis, dan memahaminya. Al Qur'an mempunyai metode khusus dalam penulisannya yang berbeda dengan tulisan yang beredar dalam masyarakat. Para ulama membagi model penulisan itu kepada tiga macam 1 Khath Ishthilฤhฤซ atau rasm imlฤ`ฤซ yaitu menuliskan kata sebagaimana diucapkan, atau rasm yang kaidah-kaidahnya itu berdasarkan apa yang telah ditetapkan oleh ulama Basrah dan Kufah dengan berpegang kepada rasm Utsmฤnฤซ dan ilmu Nahw dan Sharf. Rasm ini disebut juga dengan rasm qiyฤsฤซ 2 Khath 'Utsmฤnฤซ atau rasm 'Utsmฤnฤซ yaitu rasm yang disandarkan kepada 'Utsmฤn bin 'Affฤn ๏ด yang dengannya mushaf al Qur'an ditulis atau rasm khusus menulis ayat- ayat dan kata- kata al Qur`an pada periode penulisan dan pengumpulan al Qur`an yang masa khalifah Utsman merupakan periode akhir penulisannya. Rasm ini dikenal juga dengan rasm mushafฤซ atau rasm qurฤnฤซ. 3 Rasm Arลซdhฤซ yaitu rasm yang dijadikan pedoman oleh ahli Arลซdh dalam merangkai syair yang bersandar pada apa yang didengar, tidak berdasarkan arti Al Farmฤwฤซ, 2004 165 dan Sofiah Shamsuddin, 2006 177. Tulisan ini hanya mengkaji model tulisan yang kedua yaitu rasm 'Utsmฤnฤซ, khususnya berkaitan dengan hazf al hurลซf pembuangan huruf. Kajian tentang rasm Utsmฤnฤซ ini sudah banyak dikaji dari berbagai sudut pandang. Zaenal Arifin Madzkur melihat motif awal sejarah kodifikasi Mushaf al Qur`an di masa Utsman terlepas dari dorongan untuk menghindari perbedaan qira`at al Qur`an yang semakin meruncing seiring meluasnya kekuasaan Islam. Ia juga berpendapat bahwa keberadaan tiga varian hukum penulisan mushaf al Qur`an dengan rasm 'Utsmฤnฤซ, sudah sepatutnya dapat menjadi penengah dalam menyatukan persepsi umat Islam menyangkut ketauqifian rasm 'Utsmฤnฤซ menurut pendapat jumhur ulama agar tidak lagi menjadi isu profokatif untuk mengulang perselisihan masa lalu Zaenal Arifin Madzkur, 2011 22. Di sisi lain Mohammad Ikram bin Mohd Nor dan Mohd Faizulamri bin Mohd Saad berpandangan bahwa kajian tentang rasm 'Utsmฤnฤซ pada kaedah al-hazf terjadi perbedaan kalimat yang berlaku dan bukanlah sesuatu yang bersifat istilahi yang ditulis mengikut keinginan manusia. Bahkan ia bersifat tauqฤซfฤซ yang merupakan sesuatu yang diperintahkan oleh Allah ๏ melalui Rasul ๏ฒ. Sekiranya itu ijtihad para sahabat semata-mata maka sudah tentu huruf-huruf al Qur`an itu bukanlah suatu mukjizat. Jika hal ini berlaku, sudah tentu al-Qur`an mengalami perubahan dan penyelewengan Mohammad Ikram bin Mohd Nor dan Mohd Faizulamri bin Mohd Saad, 2017 29. Berdasarkan pemikiran di atas maka yang menjadi fokus penelitian di sini hanya terbatas pada kaidah al hazf. Maka pertanyaan yang muncul Apakah yang dimaksud dengan JURNAL ILMIAH AL MUโASHIRAH Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol. 18, No. 1, Januari 2021 85 rasm Utsmฤnฤซ? Bagaimana pandangan ulama tentang rasm Utsmฤnฤซ? Bagaimana kaidah- kaidah al hazf dalam rasm `Utsmฤnฤซ? Hal- hal inilah yang akan dikaji dalam penelitian ini. B. Pembahasan 1. Pengertian Rasm 'Utsmฤnฤซ Secara bahasa rasm merupakan masdar dari kata ๎๎ข๎ณ๎ญ๎ฑ๎๎๎ข๎ณ๎ฎ๎ณ๎๎๎๎ฑ๎ค๎ณ๎ญ ยป. Dalam kamus al mu'jam al wasฤซแนญ kata rasm diartikan dengan ๎๎ง๎ญ๎๎๎๎ ๎ช yang berarti tulisan, seperti dalam kata ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ญ๎๎๎ญ๎ฎ๎๎๎๎ฐ๎ ๎๎๎ข๎ณ๎ญยป Ibrahฤซm Muัแนญafฤ dkk, tt 344 yang berarti menulis di kertas dan menulis buku. Dalam kitab Lisฤn al 'Arab kata rasm juga mempunyai makna ๎ฎ๎๎ท๎ยป yang berarti bekas atau sisa peninggalan Ibnu Mandlลซr , tt 241. Kata 'Utsmฤnฤซ, yaitu kata yang disandarkan kepada nama khalifah ketiga 'Utsmฤn bin 'Affฤn dengan menambah yฤ' nisbah di akhir nama tersebut. Dengan demikian, Rasm 'Utsmฤnฤซ menurut bahasa dapat diartikan dengan tulisan al Qur`an yang ada pada masa khalifah 'Utsmฤnฤซ bin 'Affฤn. Sedang menurut istilah atau terminologi Rasm Utsmฤnฤซ memiliki beberapa pengertian. Mannฤโ al Qaththฤn berpandangan bahwa Rasm Utsmฤnฤซ adalah pola penulisan al Qur`an yang menggunakan metode khusus yang diikuti oleh Zaid bin Tsฤbit bersama tiga orang Qurasisy lainnya yang disetujui oleh Utsmฤn pada saat pengkodifikasian al Qur`an di masa kekhalifahannya Al Qaththฤn, 2000 146. Al Farmฤwฤซ berpandangan bahwa penamaan rasm 'Uแนกmฤnฤซ karena disandarkan kepada Khalifah Utsman dengan merujuk kepada naskah beliau dalam menggeneralisasi dan menyebarkan rasm ini setelah sampai masa-masa penulisan mushaf dengan metode khusus dalam penulisannya bukan karena beliau yang menciptakannya atau karena berbeda dengan rasm yang ada pada tangan Nabi SAW Al Farmฤwฤซ, 2004 166- 167. Sementara ัubhฤซ al ัฤlih berpendapat bahwa Rasm Utsmฤnฤซ adalah metode khusus yang dijadikan pedoman oleh panitia empat yaitu Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Saโid bin Al- Ash dan Abd Ar-Rahman bin Al-Harits, dalam menghasilkan beberapa mushaf yang dikirim ke beberapa kota besar pada masa kekhalifahan Utsmฤn dan disetujui olehnya dalam penulisan kata-kata dan huruf- huruf al Qur`ฤn Subhฤซ al Sฤlih, 2005 275. Naskah mushaf Utsmฤnฤซ merupakan naskah yang ditulis pada periode awal penulisan mushaf tanpa ada tanda baca yang berupa titik pada huruf nuqath al-iโjฤm dan harakat nuqath al-iโrฤb. Hal ini didasarkan pada watak dasar orang-orang Arab yang masih murni dan belum bercampur dengan bahasa lainnya, sehingga mereka tidak membutuhkan baris dan titik. Al Qaththฤn, 2000 150. Karena itu Khalifah Utsman mengambil cara tersebut agar rasm tulisan itu dapat mengakomodir berbagai qiraโat yang diterima dan diajarkan oleh Rasulullah ๏ฒ. Ketika naskah-naskah itu dikirim ke berbagai wilayah, semuanya pun menerima langkah tersebut, lalu kaum muslimin pun menyalin kembali naskah-naskah tersebut untuk keperluan pribadi mereka masing-masing tanpa adanya penambahan titik ataupun harakat terhadap kata-kata dalam mushaf tersebut Dian Febrianingsih, 2016 300. Dinamakan Rasm Utsmฤnฤซ bukan karena khalifah Utsmฤn yang menciptakannya, namun beliaulah yang mempopulerkan rasm ini dengan cara menyalin suhuf Abu Bakar kepada beberapa mushaf standard yang dikirim ke beberapa kota besar Islam untuk menjadi pedoman orang-orang Islam di kota tersebut dalam membaca al Qur`an. Sebenarnya rasm Misnawati Kaidah Al Hazf dalam Rasm Utsmฤnฤซ 86 ini adalah rasm penulisan suhuf Abu Bakar dan penulisan al Qur`an pada zaman Rasulullah ๏ฒ. Cara penulisan tidak semuanya sama antara tulisan dan ucapan, hal ini karena memiliki beberapa bentuk tulisan, dikarenakan beberapa sebab dan hikmah yang sebagiannya dapat diketahui dan yang lainnya tidak Al-Hamidy, 2018 121. 2. Pandangan Ulama tentang Rasm Utsmฤnฤซ Ulama berbeda pendapat dalam melihat rasm Utsmฤnฤซ sebagai sesuatu yang wajib diikuti atau tidak oleh ummat Islam. Perbedaan tersebut berkaitan dengan persoalan tauqฤซfฤซ dan ijtihฤdฤซ. Ada tiga pendapat yang masyhur yang berkaitan dengan rasm Utsmฤnฤซ ini yaitu 1 Jumhur ulama berpendapat bahwa penulisan al Qur`an dengan menggunakan Rasm Utsmฤnฤซ adalah bersifat tauqฤซfฤซ berdasarkan petunjuk dan bimbingan dari Nabi ๏ฒ dan wajib diikuti serta tidak boleh menyalahinya meskipun ada yang tidak sesuai dengan kaidah Nahwu dan Sharf, bahkan bagi orang yang kurang memahami al Qur`an bila tidak diberi harakat bisa menyebabkan kesalahan bacaan. Mereka yang berpendapat demikian di antaranya Malik bin Anas w. 179 H, Yahya al-Naisฤbลซri w. 226 H, Ahmad bin Hanbal w. 241 H0, Abu Amr al-dhani w. 444 H, al-Baihaqi w. 457 H, Muhammad al Sakhawi w. 643 H, Ibrahim bin Umar al-Jaโbiri w. 732 H. Bahkan imam Ahmad Ibn Hanbal dan Imam Malik berpendapat bahwa haram hukumnya menulis al-Qurโan menyalahi rasm Utsmฤnฤซ Zaenal Arifin Madzkur, 2011 21. 2 Rasm Utsmฤnฤซ bersifat ijtihฤdฤซ artinya bukan berdasarkan petunjuk dan bimbingan dari Nabi ๏ฒ tapi berdasarkan ijtihad para sahabat yang merupakan kesepakatan cara penulisan yang disetujui oleh Utsmฤn bin Affฤn dan diikuti dan diterima oleh ummat. Dan ini wajib diikuti dan ditaati oleh siapa saja yang menulis al Qurโan. Tidak ada yang boleh menyalahi dan berbeda dengannya Sofiah Shamsuddin, 2006 178. 3 Rasm Utsmฤnฤซ๎hanyalah sebuah istilah yang boleh saja menyalahinya apabila suatu generasi sepakat untuk menggunakan cara tertentu dalam menulis al Qur`an yang berbeda dengan rasm Utsmฤnฤซ.๎Rasm tersebut sudah dikenal luas di kalangan mereka. Abลซ Bakr al Bฤqillฤnฤซ w. 403 H, dalam kitabnya al-Intishฤr berpendapat bahwa dalam hal tulisan, Allah tidak mewajibkan sedikitpun kepada ummat, atau kepada para juru tulis al Qur`an dan para kaligrafer mushaf suatu bentuk tulisan tertentu dan meninggalkan bentuk tulisan lainnya. Mengingat kewajiban tersebut hanya dapat diketahui melalui pendengaran dan tauqฤซfฤซ. Dalam nash-nash al Qur`an, Sunnah, Ijmaโ, maupun qiyas syarโi tidak ada penjelasan khusus berkaitan dengan bentuk tulisan yang harus diikuti dan tidak boleh ditinggalkan. Bahkan, Sunnah menunjukkan kebolehan menulis mushaf menurut cara yang mudah. Karena Rasulullah ๏ฒ dahulu menyuruh mereka menulis mushaf tanpa menjelaskan bentuk tertentu. Karena itu terjadilah perbedaan khath-khath mushaf. Di antara mereka ada yang menulis kata berdasarkan makhraj al lafzh dan ada juga yang menambah atau mengurangi berdasarkan pengetahuannya karena memang itu merupakan sebuah istilah Sofiah Shamsuddin, 2006 178. JURNAL ILMIAH AL MUโASHIRAH Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol. 18, No. 1, Januari 2021 87 Jadi di sini terlihat bahwa seorang penulis al Qur`an bebas memilih bentuk tulisan tanpa harus terikat dengan rasm Utsmฤnฤซ dan juga memberikan kemudahan kepada para pemula yang sedang belajar membaca al Qur`an tanpa merasakan adanya perbedaan antara rasm Utsmฤnฤซ dan rasm imlฤ`i. Kalau kita merujuk kepada tiga pendapat di atas, pendapat kedua merupakan pendapat yang lebih aman dari kemungkinan terjadinya perubahan dan pergantian huruf al Qur`an sehingga al Qur`an tetap terpelihara sepanjang masa dan tetap terjaga keotentikannya sampai hari kiamat. Seandainya diizinkan menulis al Qur`an dengan rasm imlฤ`i maka dikhawatirkan akan terjadinya perubahan mushaf dari waktu ke waktu karena memang rasm imlฤ`i itu kecenderungannya berbeda-beda pada waktu yang sama dan beberapa kata antara satu negara dengan negara lainnya juga berbeda. 3. Kaidah Hazf dalam Rasm Utsmฤnฤซ Pada dasarnya bahasa Arab ditulis sesuai dengan bentuk pengucapannya, tanpa terjadi pengurangan, penambahan, pergantian maupun perubahan. Akan tetapi terdapat beberapa penyimpangan pola penulisan dalam mushaf Utsmani yang berbeda dengan tulisan Arab pada umumnya sehingga terdapat huruf yang ditulis kurang sesuai dengan pengucapannya, hal itu dilakukan untuk tujuan yang mulia pada masa setelahnya Al-Zarqฤnฤซ, 1995 300 dan Fathul Amin, 2020 76. Rasm Utsmฤnฤซ ini memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan rasm lainnya. Ada beberapa kaidah penulisan rasm Utsmฤnฤซ yaitu al hazf pembuangan, al ziyฤdah penambahan, al hamz hamzah, al ibdฤl penggantian, al washl dan al fashl penyambungan dan pemisahan, dan yang bisa dibaca dengan dua model qira`at atau dua bunyi Rosihon Anwar, 2013 49. Fokus kajian disini hanya kaidah hazf pembuangan atau penghilangan. Kaidah ini seperti membuang atau menghilangkan huruf-huruf hijaiyyah tertentu dalam pola kalimat pada al Qur`an. Kata al hazf secara bahasa mempunyai makna ๎๎๎๎๎ณ๎น๎๎ฉ๎๎๎๎ฏ๎น๎๎ญยป yang mempunyai makna pengurangan atau penghilangan Al Dlabbฤโ, tt 31. Sedangkan secara istilah memiliki pengertian adanya bunyi suara yang diucapkan tanpa ada bentuk tulisan Al Hamad, 2012 105. Hazf ini terbagi ke dalam 3 jenis yaitu 1 Hazf Isyฤrah yaitu hazf yang sesuai dengan sebahagian qira`at mutawatir. Contohnya seperti dalam surat al Baqarah ayat 51 ๏จ๎๎ฑ๎๎ด๎ ๎ธ๎ด๎ด๎๎๎ด๎ฆ๎ธ๎ด๎ถ๎๎ด๎๎ธ๎ญ๎ด๎๎๎ธ๎ฐ๎ป๎ณ๎ธ๎ฎ๎ต๎ฃ๎๎๎ด๎ง๎ธ๎ช๎ด๎๎ป๎ญ๎๎ธ๎ซ๎ถ๎๎ด๎ญ๏. Ayat ini dibaca dengan membuang alif yang terletak setelah huruf waw pada kata ๏จ๎๎ด๎ง๎ธ๎ช๎ด๎๎ป๎ญ๏. Dibuangnya huruf alif sebagai isyarat kepada qirฤโat hazf. Ulama yang membaca dengan membuang alif setelah waw dari kata al waโd yaitu Abลซ Jaโfar, Abลซ Amr, Yaโqลซb, al Yazฤซdฤซ, dan Ibnu Muhaishin. Sedangkan ulama lainnya membaca dengan menyebutkan alif dari kata al muwฤโadah 2 Hazf Ikhtishฤr yaitu hazf yang tidak terbatas pada sebuah kata tanpa padanannya, seperti yang ada pada struktur kata jamaโ muzakkar salฤซm dan jamaโ muannats salฤซm. Tujuannya untuk meringkas atau mempersingkat kata. Contohnya seperti yang terdapat pada surat al Ahzฤb ayat 35 Misnawati Kaidah Al Hazf dalam Rasm Utsmฤnฤซ 88 ๎๎จ๎ป๎ช๎
ฉ๎ช๎
๎๎๎
๎๎๎จ๎ข๎ ๎ช๎บ๎๎จ๎ฎ๎ช๎
ถ๎๎จ๎๎ป๎
ฏ๎๎จ๎ข๎๎จ๎ป๎ช๎ผ๎ช๎
ถ๎๎จ๎๎ป๎
ฏ๎๎จ๎ข๎ ๎ช๎บ๎๎จ๎ฐ๎ช๎
ฒ๎ป๎ฐ๎ฉ๎
ณ๎ป๎๎๎จ๎ข๎๎จ๎ป๎ช๎
ถ๎ช๎
ฒ๎ป๎ฐ๎ฉ๎
ณ๎ป๎๎๎จ๎ข๎ ๎ช๎บ๎๎จ๎
๎ช๎
ฐ๎ป๎
๎ฉ๎
ณ๎ป๎๎๎จ๎ข๎๎จ๎ป๎ช๎
ณ๎ช๎
ฐ๎ป๎
๎ฉ๎
ณ๎ป๎๎๎๎๎ ๎ช๎ฟ๎๎๎จ๎ท๎ช๎ธ๎๎๎
๎๎๎จ๎ข๎ ๎จ๎
ด๎๎ช๎ช๎๎๎๎
๎๎๎จ๎ข๎ ๎ช๎บ๎๎จ๎ฅ๎ช๎
๎๎๎
๎๎๎จ๎ข๎๎จ๎ป๎ช๎
ฉ๎ช๎ซ๎
๎จ๎
๎จ๎ผ๎ฉ๎
ณ๎ป๎๎๎จ๎ข๎ ๎ช๎บ๎๎จ๎ฟ๎ช๎
๎๎จ๎ด๎ป๎
ฏ๎๎จ๎ข๎ ๎จ๎ป๎ช๎
ก๎ช๎
๎๎จ๎ด๎ป๎
ฏ๎๎จ๎ข๎ ๎ช๎๎๎จ๎
ด๎๎ช๎
๎ช๎
ฌ๎๎๎๎๎จ๎ข๎ ๎ช๎บ๎๎จ๎พ๎ช๎
ง๎๎จ๎ณ๎ป๎
ฏ๎๎จ๎ข๎๎ป๎
ฑ๎ฉ๎
น๎จ๎
๎ข๎ฉ๎
๎ฉ๎
ฆ๎ ๎จ๎ป๎ช๎
๎ช๎
ง๎๎จ๎ณ๎ป๎
ฏ๎๎จ๎ข๎ ๎ช๎บ๎๎จ๎
๎ช๎๎ข๎๎
๎๎๎จ๎ข๎ ๎จ๎ป๎ช๎
ณ๎ช๎๎ข๎๎
๎๎๎จ๎ข๎ ๎ช๎บ๎๎จ๎ฅ๎ช๎ซ๎
๎จ๎
๎จ๎ผ๎ฉ๎
ณ๎ป๎๎๎จ๎ข๎๎๎ต๎ฑ๎
ณ๎
พ๎ช๎
๎จ๎
๎๎๎ฅ๎
๎ป๎
๎จ๎ฝ๎จ๎ข๎๎ฑ๎๎จ๎
๎ช๎
ง๎ป๎
ค๎๎
ฒ๎๎
ฑ๎ฉ๎
น๎จ๎๎๎ฉ๎๎ฌ๎๎๎๎
๎จ๎
๎จ๎ฝ๎ ๎ช๎๎๎จ๎ท๎ช๎
ฌ๎๎๎๎๎จ๎ข๎๎๎ฑ๎๎ช๎ฟ๎จ๎
ฌ๎๎จ๎๎ฌ๎๎3 Hazf Iqtishฤr yaitu hazf yang terbatas pada sebuah kata atau beberapa kata tertentu tanpa melibatkan kata lainnya. Hazf ini khusus pada alif sesudah ain yang hanya ada di surat al Anfฤl ayat 42, sedangkan di tempat lainnya ditetapkan alif. Contohnya ๏จ๎ช๎ป๎๎ธ๎ด๎ถ๎ค๎ธ๎๎๎๎ฐ๎ถ๎๎๎ธ๎ข๎ต๎๎ธ๎๎ด๎ ๎ด๎๎ธ๎ง๎ด๎ป๎๎ธ๎ข๎๎๎ธ๎ช๎ด๎๎ ๎ด๎ฎ๎ด๎๎ ๎ธ๎ฎ๎ด๎๎ด๎ญ๏ Kata al mฤซโฤd dalam ayat tersebut dibuang alif setelah ain Al Farmฤwฤซ, 2004 179, Al Hamad, 2012 105 dan Syaโbฤn Muhammad Ismฤโฤซl, 2012 37 Secara umum ada lima huruf yang dibuang dalam rasm Utsmฤnฤซ yang terdapat dalam al Qur`ฤn yaitu huruf alif, yฤ`. waw, dan lฤm. serta nลซn. Huruf yang paling banyak dibuang adalah huruf alif, yฤ`, waw. Huruf yang dibuang tersebut adakalanya terletak di tengah maupun di akhir. Huruf alif yang dibuang umumnya terletak di tengah kata, sedangkan huruf waw dan yฤ` umumnya terletak di akhir kata kecuali apabila berkumpul dua buah huruf waw atau yฤ` di tengah kata, maka dibuang salah satunya. a. Membuang huruf alif. Dihilangkannya huruf alif dalam al Qur`an terbagi dua cara 1. Pada tempat-tempat yang ada kaidah, rumus, atau aturan. 2. Pada tempat yang tidak ada kaidahnya. 1. Membuang huruf alif pada tempat- tempat yang ada kaidah tertentu terdapat pada a Dhamฤซr mutakallim maโa al ghair atau dhamฤซr rafaโ muttashil๎apabila bersambung dengan dhamฤซr nasab. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Baqarah ayat 50 ๏๎๎ด๎ฅ๎ธ๎ญ๎ต๎ฎ๎ต๎๎ธ๎จ๎ด๎๎๎ธ๎ข๎ต๎๎ธ๎ง๎ด๎๎ด๎ญ๎๎ด๎ฅ๎ธ๎ฎ๎ด๎๎ธ๎ฎ๎ถ๎๎๎ด๎๎ป๎๎๎ธ๎๎ด๎จ๎ธ๎๎ด๎ฎ๎ธ๎๎ด๎๎ด๎ญ๎๎ธ๎ข๎ต๎๎ป๎จ๎ธ๎ด๎ด๎ ๎ธ๎ง๎ด๎๎ด๎๎๎ด๎ฎ๎ธ๎ค๎ด๎๎ธ๎๎๎๎ต๎ข๎ต๎๎ถ๎๎๎๎ด๎จ๎ธ๎๎ด๎ฎ๎ด๎๎๎ธ๎ซ๎ถ๎๎ด๎ญ๏จ Huruf alif yang terletak setelah huruf nลซn pada kata ๎๎ด๎๎๎ธ๎ข๎ต๎๎ป๎จ๎ธ๎ด๎ด๎ ๎ธ๎ง. b Jamaโ mudzakkar salฤซm. Sesudah alif tidak terdapat tasydid atau hamzah. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Fฤtihah ayat 2 ๏๎๎๎ด๎ฆ๎ธ๎ด๎ถ๎ค๎ด๎ ๎ป๎๎ธ๎๎๎๎ถ๎ท๎๎ด๎ญ๎๎ถ๎ต๎ถ๎นก๎๎ต๎ช๎ธ๎ค๎ด๎ค๎ธ๎๎ด๎๏จ Huruf alif setelah ain pada kata ๎๎๎ด๎ฆ๎ธ๎ด๎ถ๎ค๎ด๎ ๎ป๎๎ธ๎๎ dibuang. c Jamaโ muannats salฤซm. Contohnya seperti yang terdapat pada surat al Ahzฤb ayat 35. Huruf alif yang terletak setelah huruf nลซn pada kata ๎๎ด๎๎๎ต๎๎ป๎จ๎ถ๎ฃ๎ธ๎๎ต๎ค๎ธ๎ dibuang. Kata ini hanya mempunyai satu alif. Termasuk juga jika berkumpul 2 alif pada jamaโ ini. Contohnya ๎๎ต๎๎ป๎๎ถ๎จ๎ป๎๎ธ๎๎, ๎๎ต๎๎ป๎๎ถ๎ช๎ต๎ผ๎๎.๎ Dua alif juga dibuang jika setelah alif pertama terdapat huruf hamzah atau tasydid. Contohnya ๎๎ด๎๎๎ต๎๎ป๎ค๎ต๎ฉ๎๎ต๎ผ๎๎ฌ๎๎๎๎ถ๎๎ต๎๎๎ต๎ผ๎ . Ada 3 pendapat yang ada dalam sebagian mushaf Madinah dan Iraq Pertama, tetap menulis huruf alif yang pertama dan menghilangkan alif yang kedua. Kedua, menghilangkan yang pertama dan menetapkan alif yang kedua. Ketiga, tetap menulis keduanya. Namun pendapat ini lemah. Yang JURNAL ILMIAH AL MUโASHIRAH Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol. 18, No. 1, Januari 2021 89 rฤjih adalah tetap menghilangkan kedua alif tersebut secara bersamaan Al Dlabbฤโ, tt 36. d Alif tatsniah yang terletak di tengah kata baik berupa isim atau fiโil. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Mฤ`idah ayat 107 ๏๎๎ถ๎ฅ ๎ป๎ฎ๎ด๎ง๎ป๎๎ด๎๎๎๎ฑ๎ค๎ธ๎๎ถ๎๎๎ธ๎๎๎๎ด๎ค๎ด๎๎ธ๎ณ๎๎๎๎ด๎ค๎ต๎ฌ๎๎ง๎ด๎๎๎ฐ๎ธ๎ป๎ ๎ด๎๎ ๎ด๎ฎ๎ถ๎๎ต๎๎ ๎ธ๎ฅ๎ถ๎๎ด๎๎๎ต๎ข๎ถ๎ฌ๎ธ๎ด๎ด๎ ๎ด๎๎ ๎๎๎ด๎ค๎ด๎๎ธ๎ณ๎๎ ๎ด๎ฆ๎ธ๎ณ๎ถ๎ฌ๎๎๎๎ ๎ด๎ฆ๎ถ๎ฃ๎๎๎ด๎ค๎ต๎ฌ๎ด๎ฃ๎๎ด๎๎ด๎ฃ๎ ๎ถ๎ฆ๎ป๎ฃ๎ธ๎ฎ๎ต๎๎ด๎ณ๎๎ด๎๎๎ธ๎๎ด๎จ๎ต๎๎ด๎ฉ๎๎ด๎ฌ๎ด๎ธ๎ด๎๎๎ถ๎ต๎นก๎๎ถ๎๎๎ถ๎ฆ๎ป๎ค๎ถ๎ด๎ธ๎๎ต๎ด๎ด๎๎๎ถ๎ฆ๎ป๎ด๎ด๎๎ธ๎ญ๎ด๎ธ๎ป๎๎๎ด๎ฆ๎ธ๎ด๎ถ๎ค๎ถ๎ ๎ต๎๎๎๎๎ด๎ฆ๎ถ๎ค๎๎๎๎๎ฑ๎ซ๎ถ๎๎๎ธ๎๎๎ง๎ถ๎๎
๎๎ธ๎๎ด๎จ๎ธ๎ณ๎ด๎ช๎ด๎๎ธ๎๎๎๎๎ด๎ฃ๎ด๎ญ๎๎๎ด๎ค๎ถ๎ฌ๎ถ๎๎ด๎ฉ๎๎ด๎ฌ๎ด๎ท๎๎ธ๎ฆ๎ถ๎ฃ๎๎๎๎ด๎ฃ๏จ Huruf alif sesudah huruf yฤ` pada kata ๎๎ถ๎ฆ๎ป๎ด๎ด๎๎ธ๎ญ๎ด๎ธ๎ป๎ dibuang karena mengandung dua cara membacanya Al Dlabbฤโ, tt 37. e Ism aโjamiyyah nama- nama benda nonArab yang lebih dari tiga huruf. Ada 21 nama benda aโjam yang terdapat dalam al Qur`an. Contohnya ๎๎๎๎ถ๎๎ฌ๎ด๎ข๎ฎญ๎ซ ๎ป๎ฎ๎ธ๎๎๎๎๎ป๎ค๎ธ๎ณ๎ถ๎๎๎ฌ๎ด๎๎ธ๎ด๎ถ๎๎ป๎ค๎ธ๎ณ๎ถ๎๎๎๎ฌ๎๎๎ฌ๎ด๎ฅ ๎ป๎ฎ๎ธ๎ค๎ถ๎๎๎ฌ๎ด๎ฆ๎ป๎ค๎ธ๎๎ต๎๎๎ด๎ฆ๎ป๎ค๎ธ๎ด๎ด๎ ๎ต๎ณ๎๎ฌ๎ด๎ฅ๎ธ๎ญ๎ต๎ฎ๎ป๎ซ๎๎๎. Ulama sepakat bahwa nama-nama tersebut ditulis dengan dibuang huruf alifnya. Sedangkan untuk kata ๎๎๎๎ด๎๎ธ๎ฎ๎ต๎๎๎ด๎ ๎๎ต๎ฉ ๎ฎฎ๎ญ๎๎ด๎ฉ๎๎๎ฌ๎๎ด๎๎ธ๎ฎ๎ต๎๎๎ด๎๎ฌ , Ulama sepakat untuk menulis huruf alifnya. Sementara ulama berbeda pendapat untuk kata-kata๎๎ด๎๎ธ๎ณ๎ถ๎ฏ๎๎๎ด๎ฎ๎ธ๎ณ๎ถ๎ ๎๎ฌ๎ด๎๎ธ๎ญ๎ต๎ญ๎๎ด๎ฃ๎๎ฌ ๎ด๎๎ธ๎ญ๎ต๎ญ๎๎ด๎ซ๎๎ด๎ฅ๎ธ๎ญ๎ต๎ญ๎๎ด๎๎๎ , Abu Daud memilih dengan menghilangkan huruf alif, sedangkan Al-Dฤnฤซ tidak menghilangkan huruf alif. Al Dhabbฤโ, tt 38, Al Farmฤwฤซ, 2004 180, Al Hamad, 2012 106- 108 dan Al Zarkasyฤซ, 1988 471-472. 2. Membuang huruf alif pada tempat-tempat yang tidak ada kaidahnya, hanya terdapat di sebagian kecil saja baik diulang-ulang atau tidak. Model seperti ini ada pada semua huruf muโjam kamus atau huruf hujaiyyah. Contohnya ๎๎๎๎ฒ๎๎ป๎๎ถ๎๎๎ฌ๎๎ถ๎๎ถ๎ ๎ป๎ฃ๎๎๎ Selain itu juga terdapat pada beberapa tempat seperti a Kalimat basmalah, baik kalimat tersebut lengkap atau tidak. Contohnya ๎๎ถ๎ข๎ธ๎ด ๎ถ๎ฃ๎๎ฎ๎๎๎ ๎ถ๎ฆ๎ป๎ค๎ธ๎ฃ๎๎ฎ๎๎๎๎ถ๎ต๏๎๎ถ๎ข๎ธ๎ด๎ถ๎๎ ๎ dan pada surat Hลซd ayat 41 ๏จ๎๎ถ๎ต๏๎๎ถ๎ข๎ธ๎ด๎ถ๎๎๎ด๎ฌ๎ฉ๎ป๎ณ๎ธ๎ฎ๎ต๎ฃ๎ด๎ญ๎๎๎ด๎ฌ๎ฉ ๎๎ป๎ฎ๎ธ๎ ๎ด๎ฃ๏ b Lafazh Allah. ๎๎ถ๎ต๏ c Setelah huruf lฤm atau antara dua huruf lฤm. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Nisฤ` ayat 176 ๏๎๎ถ๎๎ด๎ ๎ป๎ ๎ด๎๎ธ๎๎๎๎ฐ๎ถ๎๎๎ธ๎ข๎ต๎๎ธ๎ด๎ถ๎๎ธ๎๎ต๎ณ๎๎ต๎ต๏๎๎ถ๎๎ต๎๎ ๎๎ด๎๎ด๎ง ๎ธ๎ฎ๎ต๎๎ธ๎๎ด๎๎ธ๎ด๎ด๎ณ๏จ Huruf alif yang terletak setelah huruf lฤm pada kata ๎๎ถ๎๎ด๎ ๎ป๎ ๎ด๎๎ธ๎๎ dibuang karena terletak antara dua buah huruf Semua kata bilangan. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al kahf ayat 25 ๏๎๎ด๎๎ป๎ ๎ด๎๎๎ธ๎ข๎ถ๎ฌ๎ถ๎๎ธ๎ฌ๎ด๎๎๎ธ๎ฒ๎ถ๎๎๎ ๎ธ๎ฎ๎ต๎๎ถ๎๎ด๎๎ด๎ญ๎๎๎ฑ๎๎ธ๎ด๎ถ๎๎๎ ๎ธ๎ญ๎ต๎ฉ๎๎ด๎ฉ๎ธ๎ฏ๎ ๎ด๎ญ๎๎ด๎ฆ๎ธ๎ด๎ถ๎จ๎ถ๎ณ๎๎ณ๎๎ด๎๎๎ถ๎ฃ๏จ Huruf alif yang terletah sesudah huruf lฤm pada kata ๎๎ด๎๎ป๎ ๎ด๎ sudah dibuang. e Semua bentuk jamaโ taktsฤซr. Contohnya ๎๎ด๎๎๎ต๎ช ๎ถ๎ ๎ป๎ด๎ด๎ค๎ธ๎ Mลซsฤ Syฤhain Lฤsyain, 2002 70. f Ha tanbฤซh. Contohnya seperti yang terdapat pada surat ฤli Imrฤn ayat 66 ๏๎๎ฒ๎ข๎ธ๎ ๎ถ๎๎ ๎ฎญ๎ช๎ถ๎๎๎ธ๎ข๎ต๎๎ด๎๎๎๎ด๎ค๎ธ๎ด๎ถ๎๎๎ธ๎ข๎ต๎๎ธ๎ ๎ด๎๎๎ด๎ฃ๎๎ถ๎ฏ๎๎ด๎ป๎ต๎๎ป๎ธ๎ซ๎๎ธ๎ข๎ต๎๎ธ๎ง๎ด๎๎ธ๎ป๎ซ๏จ Huruf alif yang terletak setelah huruf ha yang menunjukkan peringatan pada ๎๎ธ๎ข๎ต๎๎ธ๎ง๎ด๎๎ธ๎ป๎ซ dibuang. g Yฤ nidฤ` ya seruan. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Baqarah ayat 21 Huruf alif yang terletak setelah yฤ` yang menunjukkan seruan pada ๎๎ต๎ฑ๎๎๎จ๎๎๎๎๎ด๎ฌ๎๎ณ๎ด๎๎ธ๎ป๎ณ dibuang. Rosihan Anwar, 2013 49. Selain itu alif pada akhir kata tidak dibuang kecuali pada kata ๎๎ด๎ฌ๎๎ณ๎ yang ada pada tiga tempat yaitu dalam surat al Nลซr ayat 31 ๏จ๎๎ด๎ฅ๎ธ๎ฎ๎ต๎จ๎ถ๎ฃ๎ธ๎๎ต๎ค๎ธ๎๎๎๎ด๎ช๎๎ณ๎ด๎๏, al Zukhrลซf ayat 49 Misnawati Kaidah Al Hazf dalam Rasm Utsmฤnฤซ 90 ๏จ๎๎ฎ ๎ถ๎ฃ๎๎๎ด๎๎๎๎ด๎ช๎๎ณ๎ด๎๎ธ๎ป๎ณ๏, dan al Rahmฤn ayat 31 ๏จ๎๎ถ๎ฆ๎ป๎ ๎ด๎๎๎๎๎๎๎ด๎ช๎๎ณ๎ด๎๏. Abu Daud berpandangan bahwa dibuangnya alif pada kata tersebut karena kata itu sendiri, sedangkan Al Jaโbarฤซ berpendapat karena kata tersebut dibaca dalam beberapa qiraโat. Al Mฤraghanฤซ melihat ada 3 alasan dibuang alif pada kata ๎๎ด๎ฌ๎๎ณ๎ di tiga tempat tersebut yaitu sebagai isyarat dari qiraโat Ibnu ฤmir, menulis dengan lafadh yang bersambung, dan menyesuaikan dengan harakah fathah sebelumnya dengan huruf alif sebagaimana menyesuaikan harakat dhammah dengan huruf waw dan harakat kasrah dengan huruf yฤ` Al Hamad, 2012 109, 210. Dengan demikian, dibuangnya huruf alif umumnya untuk mempersingkat kata, menyesuaikan dengan harakat dari huruf sebelumnya, dan juga untuk mengurangi huruf mad atau huruf illat. b. Membuang huruf yฤ`. Huruf yฤ` adakalanya huruf asli dan terkadang huruf tambahan zฤ`idah dan hanya untuk kasrah. Pembuangan huruf yฤ` dalam al-Qur`an terdapat dalam beberapa kata. Tidak ada aturan khusus dalam pembuangan huruf ini, namun para ulama juga membuat ketentuan-ketentuan tersendiri berupa 1 Huruf yฤ` dibuang apabila terletak di tengah kata dan berkumpul dengan huruf yฤ` lainnya. Contohnya seperti terdapat dalam surat al Mฤ`idah ayat 111 ๏๎ฐ๎ด๎๎ถ๎๎๎ต๎๎ธ๎ด๎ด๎ฃ๎ธ๎ญ๎ด๎๎๎ธ๎ซ๎ถ๎๎ด๎ญ ๎๎ด๎ฆ๎ฎญ๎ท๎ณ๎ถ๎ญ๎ ๎ด๎ฎ๎ด๎ค๎ธ๎๎๎๎๎๎จ๎ด๎ฃ๎ป๎๎๎ ๎ธ๎ธ๎ฎ๎ต๎๎๎ด๎๎๎๎๎ธ๎ฒ๎ถ๎๎ธ๎ฎ๎ต๎ณ๎ด๎ฎ๎ถ๎๎ด๎ญ๎๎ธ๎ฒ๎ถ๎๎๎ ๎ธ๎ฎ๎ต๎จ๎ถ๎ฃ๎ป๎๎๎ธ๎ฅ๎ด๎๎๎๎ด๎ฅ๎ธ๎ฎ๎ต๎ค๎ถ๎ ๎ธ๎ด๎ต๎ฃ๎๎๎ด๎จ๎๎ง๎ด๎๎ถ๎๎๎ธ๎ช๎ด๎ฌ๎ธ๎ท๎ ๎ด๎ญ๏จ Huruf yฤ` yang terletak sesudah yฤ` juga pada kata ๎๎๎ด๎ฆ๎ฎญ๎ท๎ณ๎ถ๎ญ๎ ๎ด๎ฎ๎ด๎ค๎ธ๎๎๎ฉ ยป pada ayat di atas sudah dibuang. 2 Huruf yฤ` dihilangkan di setiap kata yang di akhirnya terdapat dua buah huruf yฤ`, dan huruf yฤ` yang kedua sukun. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Baqarah ayat 26 ๏๎๎ธ๎ฎญ๎ฒ๎ธ๎ค๎ด๎๎ธ๎ด๎ด๎ณ๎ ๎ด๎ป๎๎ด๎ต๏๎๎๎ฅ๎ถ๎๎๎ด๎ฌ๎ด๎๎ธ๎ฎ๎ด๎๎๎๎ด๎ค๎ด๎๎๎ฑ๎๎ด๎ฟ๎ธ๎ฎ๎ต๎๎ด๎๎๎๎๎ฃ๎ ๎ฑ๎ผ๎ด๎๎ด๎ฃ๎ ๎ด๎๎ถ๎ฎ๎ธ๎๎๎ณ๎๎ธ๎ฅ๎ด๎๎ ๏จ Huruf yฤ` yang ada pada kata ๎๎ธ๎ฎญ๎ฒ๎ธ๎ค๎ด๎๎ธ๎ด๎ด๎ณ๎ di sini dibuang. Di sisi lain ada juga huruf yฤ` yang kedua yang berharakah. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Aโrฤf ayat 196 ๏๎๎ด๎ฆ๎ธ๎ด ๎ถ๎ค๎ถ๎ ๎ต๎ผ๎๎๎๎ฐ๎๎๎ด๎ฎ๎ด๎๎ด๎ณ๎ ๎ด๎ฎ๎ต๎ซ๎ด๎ญ๎ ๎
๎ด๎๎ป๎๎ถ๎๎ธ๎๎๎๎ด๎๎๎ฐ๎ด๎ง๎๎ธ๎ฑ๎ถ๎ฌ๎๎๎๎๎ต๎ต๏๎๎ด๎๎๎ถ๎ท๎ฒ๎ถ๎๎ด๎ญ๎๎๎ฅ๎ถ๎๏จ Huruf yฤ` pada kata ๎๎ด๎๎๎ถ๎ท๎ฒ๎ถ๎๎ด๎ญ dibuang. Dalam hal ini dikecualikan huruf yฤ` yang bersambung dengan dhamฤซr. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Baqarah ayat 28 ๏๎๎๎ธ๎ข๎ต๎๎๎ด๎ด๎ธ๎ฃ๎ด๎๎ด๎๎๎๎ฑ๎๎ ๎ด๎ฎ๎ธ๎ฃ๎ด๎๎๎ธ๎ข๎ต๎๎ธ๎จ๎ต๎๎ด๎ญ๎๎ถ๎ต๎นก๎๎ถ๎๎๎ด๎ฅ๎ธ๎ญ๎ต๎ฎ๎ต๎๎ธ๎๎ด๎๎ ๎ด๎๎ธ๎ด๎ด๎๎๎๎ด๎ฅ๎ธ๎ฎ๎ต๎๎ด๎๎ธ๎ฎ๎ต๎๎๎ถ๎ช๎ธ๎ด๎ด๎๎ถ๎๎๎๎ข๎ต๎๎๎ธ๎ข๎ต๎๎ธ๎ด๎ถ๎ด๎ธ๎ค๎ต๎ณ๎๎๎ข๎ต๎๎๎ธ๎ข๎ต๎๎ต๎๎ธ๎ด๎ถ๎ค๎ต๎ณ๎๎๎ข๎ต๎๏จ Kata ๎๎ธ๎ข๎ต๎๎ธ๎ด๎ถ๎ด๎ธ๎ค๎ต๎ณ di sini, huruf yฤ`nya tidak dibuang karena huruf yฤ` tersebut bersambung dengan Huruf yฤ` yang asli dihilangkan pada akhir beberapa kata karena adanya huruf yang berbaris sukun atau mati setelahnya, atau karena waqaf. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Nisฤ` ayat 146 ๏๎๎ฑ๎ค๎ธ๎ด๎ถ๎๎ด๎๎๎๎ฑ๎ฎ๎ธ๎๎ด๎๎๎ด๎ฆ๎ธ๎ด๎ถ๎จ๎ถ๎ฃ๎ธ๎๎ต๎ค๎ธ๎๎๎๎ต๎ต๏๎๎ถ๎๎ธ๎๎ต๎ณ๎ ๎ด๎๎ธ๎ฎ๎ด๎ณ๎ด๎ญ๏จ Kata ๎๎ถ๎๎ธ๎๎ต๎ณ๎ฉ ยป dalam ayat di atas, huruf yฤ`nya dihilangkan karena setelahnya ada huruf mati. Dihilangkan huruf tersebut karena di sini Allah akan memberikan kepada orang JURNAL ILMIAH AL MUโASHIRAH Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol. 18, No. 1, Januari 2021 91 beriman sesuatu yang tidak nampak di dunia hingga berlanjut di akhirat yang hanya diketahui karena iman dan penyerahan diri kepada Allah. Penghilangan huruf tersebut sebagai tanbฤซh peringatan Al Farmฤwฤซ, 183 dan Al Zarkasyฤซ, 485. 4 Huruf yฤ` dihilangkan pada akhir-akhir ayat agar sesuai dengan baris kasrah sebelumnya baik dia itu dhamฤซr mafโลซl, idlฤfah, atau yฤ` yang asli Al Hamad, 2012 111- 112 dan Al Zarkasyฤซ, 1988 478- 486. Model ini ada di 10 tempat. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Baqarah ayat 40 ๏๎๎ธ๎ธ๎ฑ๎ถ๎ช๎ธ๎ฌ๎ด๎๎ถ๎๎๎ ๎ธ๎ฎ๎ต๎๎ธ๎ญ๎ด๎๎ด๎ญ๎๎ธ๎ข๎ต๎๎ธ๎ด๎ด๎ ๎ด๎๎ ๎ต๎๎ธ๎ค๎ด๎๎ธ๎ง๎ด๎๎๎ธ๎ธ๎ฒ๎ถ๎๎๎๎๎๎ด๎ฒ๎ถ๎๎ด๎ค๎ธ๎๎ถ๎ง๎๎ ๎ธ๎ญ๎ต๎ฎ๎ต๎๎ธ๎ซ๎๎๎ด๎๎ธ๎ณ๎ถ๎ฏ๎๎๎ด๎ฎ๎ธ๎ณ๎ถ๎๎๎ธ๎ธ๎ฒ๎ถ๎จ๎ด๎๎ป๎ณ๎๎ด๎ฑ๎๎๎ณ๎ถ๎๎ด๎ญ๎ ๎๎ธ๎ข๎ต๎๎ถ๎ช๎ธ๎ฌ๎ด๎๎ถ๎๎ ๎ถ๎๎ธ๎ญ๎ต๎๎๎๎ถ๎ฅ๎ธ๎ฎ๎ต๎๎ด๎ซ๎ธ๎ญ๎๎ด๎๏จ Kata ๎๎ถ๎ฅ๎ธ๎ฎ๎ต๎๎ด๎ซ๎ธ๎ญ๎๎ด๎ dalam ayat di atas sudah dihilangkan huruf yฤ` yang terletak di akhir kata tersebut. Huruf yฤ` dalam ayat tersebut adalah zฤ`idah tambahan. 5 Huruf yฤ` dihilangkan jika berupa dhamฤซr al mutakallim kata ganti orang pertama tunggal yang disandarkan kepada ism munฤdฤ kata yang menunjukkan panggilan. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Mฤ`idah ayat 20 ๏๎๎ถ๎ก๎ธ๎ฎ๎ด๎๎ป๎ณ๎๎ช๎ถ๎ฃ๎ธ๎ฎ๎ด๎๎ถ๎๎๎ฐ๎ป๎ณ๎ธ๎ฎ๎ต๎ฃ๎๎ด๎๎๎ด๎๎๎ธ๎ซ๎ถ๎๎ด๎ญ๎๎๎๎๎๎๎ฑ๎๎ธ๎ฎ๎ต๎ ๎๎ฃ๎๎ธ๎ข๎ต๎๎ด๎ ๎ด๎๎ด๎๎ด๎ญ๎๎ด๎ฏ๎๎๎ด๎ด๎ถ๎๎๎ธ๎ง๎ด๎๎๎ธ๎ข๎ต๎๎ธ๎ด๎ถ๎๎๎ด๎๎ด๎๎ด๎๎๎ธ๎ซ๎ถ๎๎๎ธ๎ข๎ต๎๎ธ๎ด๎ด๎ ๎ด๎๎๎ถ๎ต๏๎๎ด๎๎ด๎ค๎ธ๎๎ถ๎ง๎๎ ๎ธ๎ญ๎ต๎ฎ๎ต๎๎ธ๎ซ๎๎๎ด๎ฆ๎ธ๎ด๎ถ๎ค๎ด๎ ๎ป๎๎ธ๎๎๎๎ด๎ฆ๎ถ๎ท๎ฃ๎๎๎ฑ๎ช๎ด๎ฃ๎ด๎๎๎ถ๎๎ธ๎๎ต๎ณ๎๎ธ๎ข๎ด๎๎๎๎๎ฃ๎๎ธ๎ข๎ต๎๎ฉ๎ป๎๎ป๎๎๎ญ๏จ Kata ๎๎ถ๎ก๎ธ๎ฎ๎ด๎๎ป๎ณ pada ayat di atas sudah dibuang yฤ`nya karena ia berupa kata ganti orang pertama tunggal. Namun di sisi lain ada tiga tempat lainnya yang huruf yฤnya ditulis. Contohnya dalam surat al Ankabลซt ayat 56 ๏๎๎ถ๎ฅ๎ธ๎ญ๎ต๎ช๎ต๎๎ธ๎๎๎ด๎๎๎ด๎ฑ๎๎๎ณ๎ถ๎๎ด๎๎๎ฒ๎๎ด๎๎ถ๎ณ๎ ๎ด๎ญ๎๎ธ๎ฒ๎ถ๎ฟ๎ธ๎ญ๎ด๎๎๎๎ฅ๎ถ๎๎๎ ๎ธ๎ธ๎ฎ๎ต๎จ๎ด๎ฃ๎ป๎๎๎ด๎ฆ๎ธ๎ณ๎ถ๎ฌ๎๎๎๎๎ด๎ฑ๎ถ๎ฉ๎๎ด๎๎ถ๎๎ป๎ณ๏จ dan dalam surat al Zumar ayat 53 ๏๎๎ธ๎๎ต๎๎๎ถ๎ต๏๎๎ถ๎๎ด๎ค๎ธ๎ฃ๎๎ญ๎ ๎ธ๎ฆ๎ถ๎ฃ๎๎ ๎ธ๎ฎ๎ต๎๎ด๎จ๎ธ๎๎ด๎๎ ๎ด๎ป๎๎ธ๎ข๎ถ๎ฌ๎ถ๎ด๎ต๎๎ธ๎ง๎ด๎๎๎ฐ๎ธ๎ป๎ ๎ด๎๎๎ ๎ธ๎ฎ๎ต๎๎ด๎ฎ๎ธ๎ณ๎ด๎๎๎ด๎ฆ๎ธ๎ณ๎ถ๎ฌ๎๎๎๎๎ด๎ฑ๎ถ๎ฉ๎๎ด๎๎ถ๎๎ป๎ณ๏จ serta dalam surat al Zukhruf ayat 68 ๏๎๎๎ด๎ฅ๎ธ๎ฎ๎ต๎ง๎ด๎ฐ๎ธ๎ค๎ด๎๎๎ธ๎ข๎ต๎๎ธ๎ง๎ด๎๎๎ธ๎ด๎ป๎ด๎ญ๎๎ด๎ก๎ธ๎ฎ๎ด๎ด๎ธ๎๎๎๎ต๎ข๎ต๎๎ธ๎ด๎ด๎ ๎ด๎๎ ๎ฒ๎๎ธ๎ฎ๎ด๎ง ๎ด๎ป๎๎ถ๎ฉ๎๎ด๎๎ถ๎๎ป๎ณ๏จ Huruf yฤ` dalam kata ๎๎ด๎ฑ๎ถ๎ฉ๎๎ด๎๎ถ๎๎ป๎ณ๎ di surat al Ankabลซt ayat 56 dan surat al Zumar ayat 53 di atas tidak dihilangkan, sementara dalam surat al Zukhruf ayat 68, di sebahagian mushaf huruf yฤ` ditulis dan sebahagian lainnya dihilangkan. Contohnya ada di dalam mushaf Madinah Al Hamad, 2012 113. 6 Huruf yฤ` dihilangkan di sejumlah kata yang tidak ada sebab yang jelas kecuali untuk menyesuaikan dengan harakah kasrah, atau bukan karena munฤdฤ, manqลซsh, dan bertemu dengan harakah sukun, serta bukan akhir ayat. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Baqarah ayat 186 ๏๎๎ธ๎ฒ๎ถ๎๎๎ ๎ธ๎ฎ๎ต๎๎ธ๎ด ๎ถ๎ ๎ด๎๎ธ๎ด๎ด๎ด๎ธ๎ ๎ด๎๎ ๎๎ถ๎ฅ๎๎ด๎๎ด๎ฉ๎๎๎ด๎ซ๎ถ๎๎๎ถ๎๎๎๎ช๎๎๎๎ด๎ ๎ด๎ฎ๎ธ๎๎ด๎ฉ๎ ๎ต๎๎ธ๎ด ๎ถ๎๎ต๎๎๎๎ ๎ฒ๎๎ธ๎ณ ๎ถ๎ฎ๎ด๎๎ ๎ธ๎ฒ๎ถ๎ท๎ง๎ถ๎๎ด๎๎ ๎ธ๎ฒ๎ถ๎ท๎จ๎ด๎๎ ๎ธ๎ฑ๎ถ๎ฉ๎๎ด๎๎ถ๎๎ ๎ด๎๎ด๎๎ด๎๎ด๎ณ๎๎๎ด๎ซ๎ถ๎๎ด๎ญ๎๎ธ๎ญ๎ต๎ช๎ต๎ท๎ธ๎ฎ๎ด๎ณ๎๎ธ๎ข๎ต๎ฌ๎๎ ๎ด๎๎ด๎๎๎ธ๎ฒ๎ถ๎๎๎ ๎ธ๎ฎ๎ต๎จ๎ถ๎ฃ๎ธ๎๎ต๎ด๎ธ๎๎ด๎ญ๎๎ด๎ฅ๏จ Huruf yฤ` yang terletak sesudah huruf nลซn dalam kata ๎ฉ๎ถ๎ฅ๎๎ด๎๎ด๎ฉยป dibuang dalam penulisannya karena menunjukkan kepada doa yang termasuk perkara yang ghaib disertai dengan keikhlasan yang tersembunyi Al Zarkasyฤซ , 479. 7 Beberapa mushaf berbeda dalam penghapusan huruf yฤ`. Jenis ini ada di lima belas tempat yang terdapat dalam mushaf Irak dan Syam. Sementara dalam mushaf Madinah dan Makkah tetap ditulis huruf yฤ` Al Hamad , 113. Misnawati Kaidah Al Hazf dalam Rasm Utsmฤnฤซ 92 Umumnya dibuang huruf yฤ` dalam mushaf itu tujuannya untuk menyesuaikan dengan baris sebelumnya yang kasrah untuk memberi keringanan dalam membaca al-Qur`an dan ini bahasa yang maโruf di kalangan orang Arab. Ada juga karena perbedaan qira`at dimana sebagian qira`at membuangnya dan sebagiannya lagi menetapkannya. Di antara para ahli qira`at ada yang menghilangkannya baik karena untuk menyambungnya atau karena berhenti. Dan ada juga yang tetap menulisnya karena menyambungnya dan menghilangkannya karena waqaf atau berhenti. Alasan dihilangkannya huruf yฤ` karena washal dan waqaf untuk mengikuti rasm tersebut, menyesuaikan dengan harakat kasrah, dan melakukan waqaf di tempat berlakunya washal. Sedangkan alasan tetap ditulis huruf yฤ` baik karena washal maupun waqaf karena dia merupakan huruf asli. Sementara orang yang menetapkan huruf yฤ` karena ingin menyambungnya dan menghilangkannya karena ingin mewaqafkannya dengan alasan karena huruf tersebut mengikuti asli ketika washal, dan mengikuti tulisan mushhaf ketika menghentikan bacaan; dan karena kebanyakan tulisan ditulis dengan menyesuaikan dengan waqaf dan ibtidฤ` memulai bacaan. Maka tatkala huruf yฤ tidak ditetapkan dalam tulisan maka dia dihilangkan daalam waqaf; dan karena mengikuti rasm Ismฤโฤซl, 2012 46. c. Membuang huruf waw. Huruf waw dihilangkan dari sebuah kata untuk disesuaikan dengan harakat dhammah yang bertujuan untuk memberi keringanan. Huruf tersebut dihilangkan dalam mushaf pada beberapa kata dengan kriteria-kriteria berikut 1 Apabila dua buah huruf waw berkumpul dalam satu kata dan huruf waw yang kedua berharakah sukun setelah dhammah, maka salah satu dari keduanya tidak ditulis. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Syuโarฤ` ayat 224 ๏๎๎ด๎ฅ๎ฎฎ๎ญ๎๎ด๎๎ธ๎๎๎๎ต๎ข๎ต๎ฌ๎ต๎๎ถ๎๎๎๎ด๎ณ๎๎ต๎ฏ๎๎๎ด๎ฎ๎ด๎๎๎ธ๎๎ ๎ด๎ญ๏จ Huruf waw pada kata ๎๎ด๎ฅ๎ฎฎ๎ญ๎๎ด๎๎ธ๎๎ยป pada ayat di atas sudah dibuang. 2 Apabila huruf waw adalah gambaran dari huruf hamzah dan setelahnya ada huruf waw yang lain maka huruf waw tersebut dihilangkan. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Isrฤ` ayat 34 ๏๎๎ต๎ฐ๎ธ๎ด๎ด๎ฃ๎๎ด๎ฅ๎๎ด๎๎๎ด๎ช๎ธ๎ฌ๎ด๎๎ธ๎๎๎๎๎ฅ๎ถ๎๎๎
๎ถ๎ช๎ธ๎ฌ๎ด๎๎ธ๎๎๎ถ๎๎๎ ๎ธ๎ฎ๎ต๎๎ธ๎ญ๎ด๎๎ด๎ญ๎๎ฑ๎ป๎ธ๎ฎ๏จ Huruf waw dalam kata ๎๎ฑ๎ป๎ธ๎ฎ๎ต๎ฐ๎ธ๎ด๎ด๎ฃ sudah dihilangkan. Demikian juga apabila huruf waw tersebut bentuk dari huruf hamzah yang terletak di antara dua buah huruf waw maka huruf wawnya juga dibuang dan salah satu dari dua buah huruf waw yang bersamanya juga dibuang. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Takwฤซr ayat 8 ๏๎๎ธ๎๎ด๎ ๎ต๎ฉ๎ต๎ณ๎๎ต๎๎ด๎ฉ๎ฎฎ๎ฏ๎ธ๎ฎ๎ด๎ค๎ธ๎๎๎๎๎ด๎ซ๎ถ๎๎ด๎ญ๏จ Huruf waw pada kata ๎๎ต๎๎ด๎ฉ๎ฎฎ๎ฏ๎ธ๎ฎ๎ด๎ค๎ธ๎๎ยป sudah dihilangkan Al Farmฤwฤซ, 2004 184- 185. Jadi di semua mushaf, kata ini ditulis dengan satu waw dan dibuang huruf waw yang lainnya dengan dua syarat a. Jika huruf waw yang kedua terletak setelah harakat dhammah. b. Jika huruf waw tersebut berdampingan dengan dua buah huruf waw dalam tulisan baik secara nampak maupun yang taqdirnya. 3 Huruf waw dibuang pada akhir fiโl kata kerja pada 4 tempat yaitu a. Surat al Isrฤ` ayat 11 pada kata ๎๎ต๎๎ธ๎ช๎ด๎ณ JURNAL ILMIAH AL MUโASHIRAH Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol. 18, No. 1, Januari 2021 93 ๏๎๎ฑ๎ป๎ธ๎ฎ๎ต๎ ๎ด๎๎๎ต๎ฅ๎๎ด๎ด๎ธ๎ง๎ถ๎ธ๎ป๎๎๎ด๎ฅ๎๎ด๎๎ด๎ญ๎ ๎๎ถ๎ฎ๎ธ๎ด๎ด๎จ๎ธ๎๎๎ถ๎๎๎ฎฎ๎ฉ๎ด๎ฏ๎๎๎ด๎๎ต๎ฉ๎ ๎ถ๎ท๎ฎ๎๎ธ๎๎๎ถ๎๎๎ต๎ฅ๎๎ด๎ด๎ธ๎ง๎ถ๎ธ๎ป๎๎๎ต๎๎ธ๎ช๎ด๎ณ๎ด๎ญ๏จ b. Surat al Syลซrฤ ayat 24 pada kata ๎๎ต๎ข๎ธ๎ค๎ด๎ณ ๎๏๎ช๎ถ๎๎ป๎ค๎ถ๎ ๎ด๎๎ถ๎๎๎๎๎ด๎ค๎ธ๎๎๎๎๎๎ถ๎ค๎ต๎ณ๎ด๎ญ๎๎ด๎๎ถ๎๎๎ด๎๎ธ๎๎๎๎ต๎ต๏๎๎ต๎ข๎ธ๎ค๎ด๎ณ๎ด๎ญ ๏จ c. Surat al Qamar ayat 6 pada kata ๎๎ต๎๎ธ๎ช๎ด๎ณ ๏๎๎๎ณ๎ฎ๎ต๎๎๎ง๎๎ณ๎ฏ๎ธ๎ฒ๎ด๎ท๎๎ฐ๎ป๎๎ถ๎๎๎ถ๎๎๎๎ช๎๎๎๎ต๎๎ธ๎ช๎ด๎ณ๎๎ด๎ก๎ธ๎ฎ๎ด๎ณ๎๎๎๎ธ๎ข๎ต๎ฌ๎ธ๎จ๎ด๎๎๎๎๎ด๎ฎ๎ด๎๎ด๎๏จ d. Surat al Alaq ayat 18 pada kata ๎๎ต๎๎ธ๎ช๎ด๎ง ๏๎๎ต๎๎ธ๎ช๎ด๎จ๎ด๎ณ๎๎๎ด๎๎ด๎ด๎ถ๎ง๎๎ด๎๎๎ฐ๎๎ ๏จ Menurut Al Farmฤwฤซ, dibuangnya huruf waw pada keempat kata kerja mempunyai rahasia tersendiri sebagai tanbฤซh peringatan dari cepatnya terjadi pekerjaan tersebut dan memberi kemudahan kepada si pelaku serta kuatnya penerimaan orang yang terkena dampak dalam keberadaannya Al Farmฤwฤซ, 2004 184. 4 Ada perbedaan pendapat dari ulama yang sebagian menulis huruf waw dan yang lainnya tidak. Pertama, huruf waw dibuang jika huruf waw tersebut menunjukkan jamak dalam ayat 67 surat al-Taubah ๏๎๎ด๎ฅ๎ธ๎ฎ๎ต๎๎ถ๎ด๎ป๎๎ธ๎๎๎๎ต๎ข๎ต๎ซ๎๎ด๎ฆ๎ธ๎ด๎ถ๎๎ถ๎๎ป๎จ๎ต๎ค๎ธ๎๎๎๎๎ฅ๎ถ๎๎๎๎๎ธ๎ข๎ต๎ฌ๎ด๎ด๎ถ๎ด๎ด๎จ๎ด๎๎๎ด๎ต๏๎๎๎ฎ๎ต๎ด๎ด๎ง๏จ dan pada surat al Hasyr ayat 19 ๏๎๎ด๎ฅ๎ธ๎ฎ๎ต๎๎ถ๎ด๎ป๎๎ธ๎๎๎๎ต๎ข๎ต๎ซ๎๎ด๎๎ต๎ฉ๎๎ป๎๎ญ๎ต๎๎๎๎ธ๎ข๎ต๎ฌ๎ด๎ด๎ต๎๎ธ๎ง๎ด๎๎๎ธ๎ข๎ต๎ฌ๎ฉ๎ป๎ด๎ธ๎ง๎ด๎๎ด๎๎๎ด๎ต๏๎๎๎ฎ๎ต๎ด๎ด๎ง๎๎ด๎ฆ๎ธ๎ณ๎ถ๎ฌ๎๎๎๎ด๎๎๎ ๎ธ๎ฎ๎ต๎ง๎ธ๎ฎ๎ต๎๎ด๎๎ ๎ด๎ป๎ด๎ญ๏จ Berdasarkan pendapat Ibn al Anbฤrฤซ dari al Farrฤ` bahwa huruf waw pada kata ๎๎ฎ๎ต๎ด๎ด๎ง pada kedua ayat tersebut dibuang dalam mushhaf namun kita dapati dalam mushhaf- mushhaf kita huruf wawnya ditulis. Kedua, Firman Allah dalam surat al Tahrฤซm ayat 4 ๏๎๎ด๎ต๏๎๎๎ฅ๎ถ๎๎ด๎๎๎๎ฒ๎ฎ๎ธ๎ด๎ถ๎ฌ๎ด๎
๎๎ด๎๎ถ๎๎ป๎ซ๎๎ด๎ช๎ธ๎๎ด๎๎๎ต๎๎ด๎๎ต๎ฉ๎๎ป๎ ๎ด๎ค๎ธ๎๎ ๎ด๎ญ๎ ๎๎ด๎ฆ๎ธ๎ด๎ถ๎จ๎ถ๎ฃ๎ธ๎๎ต๎ค๎ธ๎๎๎๎ต๎ข๎ถ๎๎๎ด๎ป๎ด๎ญ๎๎ต๎๎ธ๎ณ ๎ถ๎ฎ๎ธ๎ ๎ถ๎๎ด๎ญ๎๎ต๎ช๎ฉ๎ป๎๎ธ๎ฎ๎ด๎ฃ๎ ๎ด๎ฎ๎ต๎ซ๏จ Huruf waw pada kata ๎๎ต๎ข๎ถ๎๎๎ด๎ป dibuang, asal kata ๎๎ต๎ค๎ถ๎๎๎ด๎ป๎๎ฎ yang merupakan jamaโ muzakkar sฤlim. Sebagian ulama berpendapat bahwasanya mufrad bermakna jamak. Maka tidak ada penghapusan huruf waw. Ini dapat dipahami dari perkataan ahli ilmu Maโฤnฤซ dan sebagian mufassir bahwa ada waw jamaโ di tempat-tempat yang lain. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Qamar ayat 27 ๏๎๎ด๎๎๎๎จ๎๎๎๎๎ฎ๎ต๎ ๎ถ๎ณ๎ธ๎ฎ๎ต๎ฃ๎๎๎๎ง๎ถ๎๎๎ธ๎ฎ๎ถ๎๎ด๎๎ธ๎ป๎ ๎ด๎ญ๎๎ธ๎ข๎ต๎ฌ๎ธ๎๎ถ๎๎ด๎๎ธ๎ญ๎๎ด๎๎๎ธ๎ข๎ต๎ฌ๎๎๎๎ฑ๎๎ด๎จ๎ธ๎๎ถ๎๎๎ถ๎๏จ Huruf waw pada kata ๎๎ฎ๎ต๎ ๎ถ๎ณ๎ธ๎ฎ๎ต๎ฃ tetap ditulis walaupun waw tersebut dalam bentuk jama` Al Hamad, 2012 116. d. Membuang huruf lฤm Huruf lฤm dihilangkan apabila berkumpulnya dua buah huruf lฤm secara berdampingan. Baik karena banyak terdapat dalam al-Qur`an atau tidak dan juga karena berkumpulnya dua bunyi yang sama dalam kata-kata tersebut. Apabila ๎๎ yang berfungsi sebagai maโrifah benda yang dikenal pada kata pertama huruf lฤm maka kedua huruf lฤm tersebut ditulis. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Baqarah ayat 159 ๏๎๎๎ด๎ฅ๎ธ๎ฎ๎ต๎จ๎ถ๎๎ต๎ ๎๎๎๎ต๎ข๎ต๎ฌ๎ต๎จ๎ด๎๎ธ๎ ๎ด๎ณ๎ด๎ญ๎๎ต๎ต๏๎๎ต๎ข๎ต๎ฌ๎ต๎จ๎ด๎๎ธ๎ ๎ด๎ณ๎๎ด๎๎ต๎ฉ๎๎ป๎๎ญ๎ต๎๏จ Kedua huruf lฤm pada kata ๎๎ด๎ฅ๎ธ๎ฎ๎ต๎จ๎ถ๎๎ต๎ ๎๎ tetap ditulis karena fungsinya sebagai maโrifah. Sementara kata ๎๎๎ต๎๎ธ๎ด๎๎๎ด๎dan huruf lฤm yang terletak di awal isim maushลซl yang terletak dimana Misnawati Kaidah Al Hazf dalam Rasm Utsmฤnฤซ 94 saja hanya ditulis dengan satu huruf lฤm. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Baqarah 274 ๏๎๎ด๎ญ๎ ๎๎ธ๎ข๎ถ๎ฌ๎ถ๎ท๎๎ด๎ญ๎๎ด๎ช๎ธ๎จ๎ถ๎๎๎ธ๎ข๎ต๎ซ๎ต๎ฎ๎ธ๎๎ด๎๎๎ธ๎ข๎ต๎ฌ๎ด๎ ๎ด๎๎๎ฑ๎๎ด๎ด๎ถ๎ง๎ด๎ผ๎ด๎๎๎ญ๎๎ ๎๎ฎ๎ถ๎ณ๎ ๎ถ๎ญ๎๎ด๎ฌ๎๎จ๎๎ ๎ด๎ญ๎๎ถ๎๎ธ๎ด๎๎๎๎ถ๎๎๎ธ๎ข๎ต๎ฌ๎ด๎๎ ๎ด๎ฎ๎ธ๎ฃ๎ด๎๎๎ด๎ฅ๎ธ๎ฎ๎ต๎๎ถ๎๎ธ๎จ๎ต๎ณ๎ ๎ด๎ฆ๎ธ๎ณ๎ถ๎ฌ๎๎๎ด๎๎๎ธ๎ข๎ถ๎ฌ๎ธ๎ด๎ด๎ ๎ด๎๎ ๎ฒ๎๎ธ๎ฎ๎ด๎ง๎ ๎ด๎ป๎๎ด๎ฅ๎ธ๎ฎ๎ต๎ง๎ด๎ฐ๎ธ๎ค๎ด๎ณ๎๎ธ๎ข๎ต๎ซ๎ ๎ด๎ป๎ด๎ญ๏จ Dibuangnya salah satu huruf lฤm pada kata ๎๎ต๎๎ธ๎ด๎๎๎ด๎ dan isim maushลซl karena kata-kata tersebut banyak terdapat dalam al-Qur`an yang bertujuan untuk ikhtisฤr singkat. Dan menurut pendapat yang paling kuat huruf lฤm yang dibuang tersebut adalah huruf asli untuk menghindari terjadinya pemisahan lฤm maโrifah dari alif washal hamzah washal Al Qฤshih, 1949 85, Al Dฤnฤซ, 1932 72. Namun pada rasm imlฤ`i kata-kata tersebut ditulis dengan dua buah huruf lฤm. Ibnu Watsฤซq berkata โSebagian mereka menyebutkan bahwa kata ๎๎ด๎ฌ๎๎๎๎๎ด๎ฆ๎ธ๎ณ dalam bentuk tatsniah dan kata ๎๎ธ๎ฑ๎ถ๎ฌ๎๎๎ apabila dalam keadaan manshลซb atau majrลซr maka kedua huruf lฤm ditulis, sedangkan apabila dalam keadaan marfลซโ hanya ditulis dengan satu lฤm. Dan itulah yang pertama sekali maโruf dalam tulisan mushhafโ Al Hamad, 117. d. Membuang huruf nลซnDalam rasm Utsmฤnฤซ, huruf nลซn dibuang pada kata karena 1 Untuk memberi keringanan. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat Yusuf ayat 110 ๏๎๎๎๎ด๎ง๎ต๎ฎ๎ธ๎ผ๎ด๎ง๎๎ธ๎ข๎ต๎ซ๎ด๎ฏ๎๎๎ด๎๎๎ ๎ธ๎ฎ๎ต๎๎ถ๎ฌ๎ต๎๎๎ธ๎ช๎ด๎๎๎ธ๎ข๎ต๎ฌ๎๎ง๎ด๎๎๎ ๎ธ๎ธ๎ฎ๎๎จ๎ด๎
๎ด๎ญ๎๎ต๎๎ต๎ณ๎๎ฎ๎๎๎ ๎ด๎ฒ๎ต๎ฐ๎ธ๎ด๎ด๎๎ธ๎ณ๎๎๎๎ด๎ซ๎ถ๎๎๎ฐ๎ธ๎ต๎๎ด๎ฃ๎๎ ๎ด๎ป๎ด๎ญ๎๎๎ต๎ฏ๎๎๎ด๎ธ๎๎ง๎ ๎ธ๎ฆ๎ด๎ฃ๎๎ด๎ฒ๎ถ๎ท๎ ๎ต๎จ๎ด๎๎๎ด๎ฆ๎ธ๎ด๎ถ๎ฃ๎ถ๎ฎ๎ธ๎ ๎ต๎ค๎ธ๎๎๎๎ถ๎ก๎ธ๎ฎ๎ด๎๎ธ๎๎๎๎ถ๎ฆ๎ด๎๎๎๎ด๎จ๎ต๎ณ๎ธ๎๎ด๎๎๎๎ฉ๎ด๎ฎ๎ต๎ณ๏จ Huruf nลซn yang terletak sebelum huruf jฤซm pada kata ๎๎ด๎ฒ๎ถ๎ท๎ ๎ต๎ง dibuang untuk meringankan takhfฤซf dan juga karena bisa dibaca dengan dua qira`at. Ibnu ฤmir, Yaโqลซb, dan ฤshim membaca kata ๎๎ด๎ฒ๎ถ๎ท๎ ๎ต๎ง dengan satu buah huruf nลซn yang dhammah, huruf jฤซm yang bertasydฤซd dan huruf bฤ` yang fathah. Sementara selain mereka membaca dengan dua buah huruf nลซn di mana huruf yang kedua mati atau sukun, takhfฤซf huruf jฤซm dan yฤ` sebagaimana yang terdapat dalam surat al Anbiyฤ` ayat 88 ๏๎๎๎ฎฎ๎ช๎ด๎๎๎๎ด๎จ๎ธ๎๎ด๎ ๎ด๎๎ธ๎ณ๎๎ด๎๎๎ด๎ฆ๎ธ๎ด๎ถ๎จ๎ถ๎ฃ๎ธ๎๎ต๎ค๎ธ๎๎๎๎ฐ ๎ถ๎ ๎ธ๎๎ฐ๎ต๎ง๎๎ด๎๎ถ๎๎ป๎ฌ๎ด๎๎ด๎ญ๎๎๎ถ๎ท๎ข๎ด๎๎ธ๎๎๎๎ด๎ฆ๎ถ๎ฃ๎๎ต๎ช๎ป๎จ๎ธ๎ด๎๎ ๎ด๎ง ๎ด๎ญ๎ ๏จ Sementara dalam surat Yลซnus ayat 103 ๏๎๎ด๎ฆ๎ธ๎ด๎ถ๎จ๎ถ๎ฃ๎ธ๎๎ต๎ค๎ธ๎๎๎๎ถ๎๎ธ๎จ๎ต๎ง๎๎๎ด๎จ๎ธ๎ด๎ด๎ ๎ด๎๎๎๎๎๎ด๎ฃ๎๎๎ด๎๎ถ๎๎ป๎ฌ๎ด๎๎๎ ๎ธ๎ฎ๎ต๎จ๎ด๎ฃ๎ป๎๎๎ด๎ฆ๎ธ๎ณ๎ถ๎ฌ๎๎๎ ๎ด๎ญ๎๎๎ด๎จ๎ด๎ ๎ต๎ณ๎ต๎ญ๎๎ธ๎ฒ๎ถ๎ท๎ ๎ด๎จ๎ต๎ง๎๎๎ข๎ต๎๏จ๎ Huruf nลซnnya pada kata ๎๎ธ๎ฒ๎ถ๎ท๎ ๎ด๎จ๎ต๎ง tetap ditulis dan tidak ada perbedaan qira`at. 2 Untuk tujuan idgham. Firman Allah dalam surat Yลซsuf ayat 11 ๏๎๎ฎฎ๎ช๎ด๎๎๎๎๎ง๎ถ๎๎ด๎ญ๎ ๎ด๎๎ต๎ณ๎ธ๎ฎ๎ต๎ณ๎๎ฐ๎ป๎ ๎ด๎๎๎๎๎๎จ๎ด๎ฃ๎ธ๎๎ด๎๎ ๎ด๎ป๎๎ด๎๎ด๎๎๎๎ด๎ฃ๎๎๎ด๎ง๎๎ด๎๎ด๎๎ธ๎ป๎ณ๎๎ ๎ธ๎ฎ๎ต๎๎๎ด๎๎๎๎ด๎ฅ๎ธ๎ฎ๎ต๎ค๎ถ๎ผ๎ป๎จ๎ด๎๏จ Banyak mushaf sepakat untuk menulis dengan satu buah huruf nลซn pada kata ๎๎๎๎จ๎ด๎ฃ๎ธ๎๎ด๎๎ ๎ด๎ป karena untuk alasan sebagai lafadh idgham yang benar. Abลซ Jaโfar membaca dengan mengidghamkan huruf nลซn tersebut tanpa ada isyarat kepada dhammah Al Farmฤwฤซ, 2004 187 dan Al Hamad, 2012 117-118. Dengan demikian dibuangnya huruf nลซn idalam rasm Utsmฤnฤซ adakalanya karena tujuan untuk memberi keringanan dalam membaca al-Qur`an dan adakalanya dengan cara mengidghamkan huruf pertama kepada huruf kedua karena huruf keduanya sama. JURNAL ILMIAH AL MUโASHIRAH Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol. 18, No. 1, Januari 2021 95 C. Kesimpulan Dari uraian di atas jelaslah bahwa rasm Utsmฤnฤซ atau dikenal juga dengan rasm al-muัhaf merupakan pola penulisan al-Qur`an yang mempunyai karakter spesifik yang disetujui oleh Utsmฤn bin Affฤn pada masa kekhalifahannya. Tugas tersebut dipercayakan kepada Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Saโid bin al-Ash dan Abdullah bin Abdurrahman bin al-Harits bin Hisyam. Ulama berbeda pendapat tentang wajib dan tidaknya mengikuti rasm Utsmฤnฤซ. Dalam hal ini ada tiga pendapat pertama, rasm Utsmฤnฤซ merupakan sesuatu yang tauqฤซfฤซ dan wajib diikuti oleh semua kaum muslimin serta tidak boleh menyalahinya. Kedua, rasm Utsmฤnฤซ bukanlah bersifat tauqฤซfฤซ namun hanya berupa ijtihad, tetapi tetap wajib mengikutinya karena memang merupakan kesepakatan bersama yang disetujui oleh khalifah Utsmฤn bin Affฤn yang harus diikuti dan juga tidak boleh menyalahinya. Ketiga, rasm Utsmฤnฤซ bukanlah tauqฤซfฤซ sehingga boleh saja menyalahinya kalua memang ada kesepakatan menggunakan model tulisan lainnya yang berbeda dengan rasm Utsmฤnฤซ. Dalam rasm Utsmฤnฤซ dikenal kaidah al hazf. Dalam rasm ini ada beberapa huruf yang dibuang yaitu huruf alif, yฤ`, waw, lฤm, dan nลซn. Masing- masing huruf tersebut mempunyai ketentuan tersendiri dalam penghapusannya, yang semuanya bisa dilihat penulisannya dalam ayat- ayat al Qur`an Misnawati Kaidah Al Hazf dalam Rasm Utsmฤnฤซ 96 Daftar Pustaka Al Dฤnฤซ, Utsmฤn ibn Saโฤซd ibn Utsmฤn ibn Umar Abลซ Amru. tt. Al Muqniโ fฤซ Rasm Mashฤhif al Amshฤr. Editor Muhammad al Shฤdiq Qamhฤwฤซ. Cairo Maktabah al Kulliyyฤt a Azhariyyah. Al Dlabbฤโ, Alฤซ Muhammad. tt. Samฤซr al Thฤlibฤซn fฤซ Rasm wa Dlabth al Kitฤb al Mubฤซn. Mesir tp. Al Farmฤwฤซ. Abd al Hayy Husain. 2004. Rasm al Mushhaf wa Naqthuhu. Cet. 1. Makkah al Mukarramah Al Maktabah al Makkiyyah dan Dฤr Nลซr al Maktabฤt. Al Hamad. Ghฤnim Qaddลซrฤซ. 2012. Al Muyassar fฤซ Ilm rasm al Mushhaf wa Dlabthihu. Jiddah Markaz al Dirฤsiyyฤt wa al Maโlลซmฤt al Qur`ฤniyyah. Al Qaththฤn,Mannฤโ. 2000. Mabฤhiยฃ fฤซ Ulลซm al Qur`ฤn. Cet. 3. Maktabah al Maโฤrif li al Nasyr wa al tawzฤซโ. Al Sฤlih, Subhฤซ. 2005. Mabฤhits fฤซ Ulลซm al Qur`ฤn. Cet. 26. Beirลซt Dฤr al Ilm li al Malฤyฤซn. Al-Hamidy, Abd Qadir Umar Usman. 2018.โPenulisan al-Quran dengan Rasm Uthmani di antara Tawqif dan Ijtihadโdalam Journal of Maโalim al-Quran wa al-Sunnah. Vol. 14. No. 2. Anwar, Rosihan. 2013. Ulum al Quran. Cet. V. Bandung Pustaka Setia. Fathul Amin. 2020. โKaidah Rasm Utsmani Dalam Mushaf Al-Qurโan Indonesia Sebagai Sumber Belajar Baca Tulis Al-Qurโanโ dalam jurnal Tadris. Volume 14. No. 1. 2020. Febrianingsih, Dian.โ Sejarah Perkembangan Rasm Utsmaniโ. Jurnal Al Murabbi. Volume 2, Nomor 2, Januari 2016. Ibn al Qฤshih, Abลซ al Baqฤ` Alฤซ ibn Utsmฤn ibn Muhammad. 1949. Syarh Talkhฤซsh al Fawฤ`id wa Taqrฤซbu al Mutabฤโid. Cet. I. Mesir Syirkah Maktabah wa Mathbaโah Mushthafฤ al Bฤbฤ al Halbฤซ wa Aulฤdihi. Ibn Mandlลซr, Muhammad bin Mukrim al Afrฤซqฤซ al Mishrฤซ. tt. Lisฤn al 'Arab. Cet. 1. Beirลซt Dฤr Sฤdir, tt. Ismฤโฤซl, Syaโbฤn Muhammad. 2012. Rasm al Mushhaf wa Dlabthuhu Baina al Tawqฤซfi wa Al Ishthilฤhฤt al Hadฤซtsah. Cet. III. Cairo Dฤr al Salฤm li al Thabฤโah wa al Nasyr wa al Tawzฤซโ wa al Tarjamah. Lรขsyain Mรปsรข Syรขhain. 2002. Al รliโu Al Hisรขn fรฎ `Ulรปm Al-Qurโรขn. Al Qรขhirah Dรขr Al- Syurรปq. Madzkur, Zaenal Arifin. 2011. โUrgensi Rasm Utsmani; Potret Sejarah dan Hukum Penulisan Al-Qurโan dengan Rasm Utsmaniโ dalam Jurnal Khatulistiwa โ Journal of Islamic Studies, Volume 1 Nomor 1 Maret. Mohammad Ikram bin Mohd Nor dan Mohd Faizul amri bin Mohd Saad. 2011. โAl-Hazf dalam Rasm Uthmani Kesan dalam Pentafsiranโ dalam Jurnal al-Turath. Vol. 2. No. 2. Muัแนญafฤ, Ibrahฤซm. dkk, tt. Al Mu'jam al wasฤซแนญ. Editor Majma' al Lugah al 'Arabiyyah. Dฤr al Da'wah. Shamsuddin, Sofiah. 2006. Al- Madkhal ilฤ Dirฤsah `Ulลซm al- Qur'ฤn. Cet. I. Malaysia Markaz al- Buแธซลซth al- Jฤmi`ah al Islamiyyah al- `ฤlamiyyah bi Mฤlฤซziฤ. Ibnu Rawandhy N. HulaAmrah KasimThis study examines the six rules and their uniqueness in the writing of the Qur'an, which consists of the following rules 1 al-Hazf, 2 al-Ziyadah, 3 al-Ibdal, 4 al-Hamazat, 5 al-Wasl and al-Fasl, dan 6 Fihi Qiraโatani wa Kutiba ala Ihdahuma. The method used is library research, through descriptive analysis techniques, by identifying, classifying, tabulating, analyzing, and describing. The results showed that 1 al-Qawaid al-Sittah has six basic principles in the science of writing and copying letters, words, and their diacritical marks in manuscripts. These six rules have various passages in some of their orthography; namely a alif, ya, waw, lam, nun, on al-hazf, b alif, ya and waw on al-ziyadah, c alif derive from ya, alif derive from waw and alif whose origin is unknown on rules al-ibdal, d according to the rule of al-wasl and fasl, each of them has 17 agreed on words, they are disputed and even excluded, e in the hamazat rule, the location of a letter affects the form of writing, such as hamzah at the beginning, in the middle, at the end of the word f Rasm is also influenced by qira'at and can choose one of them in writing it. 2 The differences in writing are dominated by reasons, references, and writing patterns which generally refer to the madhzab with their respective references, namely 1 Al-Dani with the book al-muqni and 2 Abu Dawud with the book al-tabyin, or madhzab other than the two. 3 In the aspect of exception mustasnayat and its uniqueness, it can be seen in the aspect of al-Iqtisar, whose writing patterns are diverse and cannot be AminRasm utsmani adalah jenis tulisan Al-Qurโan yang secara khusus diatur oleh Usman bin Affan pada masanya berdasarkan pelafalan qira'ah Al-Qur'an yang berbeda. Hingga hari ini, ada banyak pendapat tentang hukum penulisan Al-Qur'an di Rasm Utsmani. Yang pertama adalah kewajiban, karena Rasm Utsmani dikategorikan tauqifi, yang kedua tidak wajib berdasarkan pada Khat Rasm Utsmani, karena itu bukan tauqifi, yang ketiga adalah bahwa itu dapat ditulis berdasarkan peraturan arabiyyah dan sharfiyah, tetapi harus didasarkan pada Mushaf Al-Qur'an yang ditulis dalam Khat Rasm Utsmani saat dokumen disimpan. Berdasarkan pernyataan di atas, penelitian ini dilakukan untuk memeriksa dan menggambarkan konsep Rasm Utsmani dalam Mushaf al-qur'an. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan adalah studi literatur. Berdasarkan hasil, penelitian ini membahas tentang sejarah, regulasi dan penulisan Al-Qur'an dalam Rasm Utsmani. Karena diskusi sering terjadi pendapat yang berbeda di antara para ulama 'misalnya dalam konteks kelayakan penulisan di mana konsep penulisan Rasm Utsmani memiliki tiga kategori yaitu kesesuaian sepenuhnya, kesesuaian pemikiran, dan kesesuaian probabilitas, sehingga tidak sepenuhnya lengkap. sama. Prinsip itu diperlukan sebagai sumber pembacaan-penulisan Al-Qur' ibn Sa'ฤซd ibn 'Utsmฤn ibn 'Umar AbลซAl DฤnฤซAl Dฤnฤซ, 'Utsmฤn ibn Sa'ฤซd ibn 'Utsmฤn ibn 'Umar Abลซ 'Amru. tt. Al Muqni' fฤซ Rasm Mashฤhif al Amshฤr. Editor Muhammad al Shฤdiq Qamhฤwฤซ. Cairo Maktabah al Kulliyyฤt a fฤซ 'Ulลซm al Qur`ฤn. Cet. 3. Maktabah al Ma'ฤrif li al Nasyr wa al tawzฤซAl QaththฤnMannฤAl Qaththฤn,Mannฤ'. 2000. Mabฤhiยฃ fฤซ 'Ulลซm al Qur`ฤn. Cet. 3. Maktabah al Ma'ฤrif li al Nasyr wa al tawzฤซ'.Mabฤhits fฤซ 'Ulลซm al Qur`ฤn. Cet. 26. Beirลซt Dฤr al 'Ilm li al MalฤyฤซnAl SฤlihSubhฤซAl Sฤlih, Subhฤซ. 2005. Mabฤhits fฤซ 'Ulลซm al Qur`ฤn. Cet. 26. Beirลซt Dฤr al 'Ilm li al al-Quran dengan Rasm Uthmani di antara Tawqif dan Ijtihad"dalam Journal of Ma'alim al-Quran wa al-SunnahAbd Al-HamidyQadir Umar UsmanAl-Hamidy, Abd Qadir Umar Usman. 2018."Penulisan al-Quran dengan Rasm Uthmani di antara Tawqif dan Ijtihad"dalam Journal of Ma'alim al-Quran wa al-Sunnah. Vol. 14. No. Perkembangan Rasm UtsmaniDian FebrianingsihFebrianingsih, Dian." Sejarah Perkembangan Rasm Utsmani". Jurnal Al Murabbi. Volume 2, Nomor 2, Januari MadzkurArifinMadzkur, Zaenal Arifin. 2011. "Urgensi Rasm Utsmani;Mohammad Ikram bin Mohd Nor dan Mohd Faizul amri bin Mohd SaadMohammad Ikram bin Mohd Nor dan Mohd Faizul amri bin Mohd Saad. 2011. "Al-Hazf dalam Rasm Uthmani Kesan dalam Pentafsiran" dalam Jurnal al-Turath. Vol. 2. No. 2.
Demikianpenjelasan yang disarikan dari kitab Manรขhil 'Irfรขn fรฎ Ulรปmil Qur'รขn (Kairo: Maktabah Isa Al-Halabi, tt. h. 369). Perlu diketahui bahwa kaidah penulisan yang telah disebutkan di atas, tidak sepenuhnya berlaku pada penulisan Al-Qur'an, sebab ada banyak lafadz-lafadz dalam Al-Qur'an yang pada suatu ayat ditulis dengan pola tertentu, tetapi pada ayat yang lainโpadahal
Uploaded bySiti Najihan 100% found this document useful 4 votes4K views24 pagesOriginal TitleKaedah Al-ibdal Dalam Penulisan Al-quran Rasm UthmaniCopyrightยฉ Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsPPTX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document100% found this document useful 4 votes4K views24 pagesKaedah Al-Ibdal Dalam Penulisan Al-Quran Rasm UthmaniOriginal TitleKaedah Al-ibdal Dalam Penulisan Al-quran Rasm UthmaniUploaded bySiti Najihan Full description
RASM. Kalimah 'Rasm' : Penulisan. 'Uthmani adalah bersempena zaman khalifah 'Uthman Bin 'Affan. Rasm 'Uthmani : bentuk dan cara penulisan ayat Al-Quran berdasarkan kepada mushaf 'Uthmani (di zaman 'Uthman Bin 'Affan) Tulisan asal al-Quran yang diwahyukan oleh Allah S.W.T kepada Rasulullah S.A.W.
ุงูุฑููุณูู
ู ุงููุนูุซูู
ูุงููููู Ar-Rasm al-Utsmani Salah satu pembahasan yang sangat penting dalam Ulumul Qurโan atau Pengantar Studi al-Qurโan adalah Rasm Utmani. Tema Rasm Utmani termasuk pelajaran yang agak rumit. Karena berkaitan dengan masalah bahasa, sejarah penulisan dan pembukuan, qiraat , serta tafsir al-Qurโan. Namun dalam kesempatan kali ini, kami akan mencoba untuk menyajikan tema ini dengan sesederhana mungkin. Sehingga menjadi mudah untuk dipahami. Bila ada hal-hal yang belum dipahami, maka kami persilakan para pembaca untuk bertanya pada kolom komentar. Tujuan mempelajari Rasm Utsmani adalah memahami adanya ragam budaya dalam penulisan bahasa. Yang terjadi dalam semua bahasa. Termasuk dalam hal ini adalah bahasa Arab. Baca pula Qiraโat dalam Al-Qurโan Pengertian, Contoh, Pengaruhnya pada Tafsir *** A. Pengertian Rasm Utsmani Secara bahasa, Rasm itu artinya ejaan atau teknik penulisan. Dalam sejarah ejaan bahasa Indonesia, dahulu kita mengenal istilah ejaan lama dan ejaan baru. EYD Ejaan Yang Disempurnakan. Berikut ini beberapa contoh ejaan lama yang kemudian dirubah menjadi ejaan baru Soekarno โ Sukarno Soeharto โ Suharto Jusuf โ Yusuf Djakarta โ Jakarta Jogjakarta โ Yogyakarta Bapak mentjari kaju. โ Bapak mencari kayu. Hal ini murni merupakan masalah bahasa. Yang juga terjadi pada bahasa Inggris, misalnya centre โ center, theatre โ theater, realise โ realize, dan seterusnya. Yang pertama itu disebut sebagai Rasm British. Dan yang kedua disebut sebagai Rasm American. Adapun kata Utsmani itu merujuk pada Khalifah keempat dari Khulafaur Rasyidin, yaitu Sayyidina Utsman bin Affan radhiyallahu anhu. Itulah pengertian Rasm Utsmani secara bahasa. Nah sekarang, apa itu Rasm Utsmani secara istilah? Rasm Utsmani juga disebut Rasm Mushhafi dan Khath Utsmani. Secara istilah, Rasm Utsmani adalah โSebuah ilmu yang secara khusus menjelaskan tentang tata cara penulisan al-Qurโan al-Karim ketika diturunkan dan berlanjut hingga pembukuannya dengan bantuan tangan para shahabat.โ Rasm Utsmani ejaan bahasa Arab yang digunakan untuk menuliskan mushaf al-Qurโan waktu pembukuan al-Qurโan pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan. Sama hal dengan Rasm British ejaan bahasa Inggris yang digunakan oleh orang-orang Inggris Raya. Sedangkan rasm American ejaan bahasa Amerika yang digunakan oleh orang-orang Amerika. *** B. Contoh Rasm Utsmani Kalau tadi sudah kita sebutkan contoh Rasm Indonesia lama dan Rasm Indonesia Baru. Juga sudah kita sebutkan contoh Rasm Inggris British dan Rasm Inggris American. Sekarang kita sebutkan beberapa contoh Rasm Utsmani. Sebelumnya, hendaknya kita perhatikan. Bahwa penulisan mushaf al-Qurโan yang asli itu tidak ada harakatnya. Karena pada masa Rasulullah Saw. masih hidup, juga pada masa Khulafaur Rasyidin, harakat itu belum ditemukan. Bahkan juga belum ada titik. Namun pada kesempatan kali ini kita pakai titik. Karena mustahil saya mengetik huruf Arab tanpa titik. Baik langsung saja nggih, kita masuk ke contoh Rasm Utmani. 1. Kata al-Kitabu Dalam menuliskan kata al-kitaabu, yang umum adalah ุงููุชุงุจ. Namun dalam Rasm Utsmani ditulis dengan ุงููุชุจ. Lalu pada huruf Taaโ itu diberi tanda baca fathah berdiri. Artinya dibaca dua harakat. 2. Kata as-Shalatu Dalam menuliskan kata ash-shalaatu, yang umum adalah ุงูุตูุงุฉ. Namun dalam Rasm Utsmani ditulis dengan ุงูุตููุฉ. Lalu pada huruf Laam itu diberi harakat fathah berdiri. Artinya dibaca dua harakat. Sedangkan huruf Wau tidak diberi harakat. Artinya huruf Wau tidak dibaca. 3. Kata az-Zakatu Juga dalam menuliskan kata az-zakaatu, yang umum adalah ุงูุฒูุงุฉ. Namun dalam Rasm Utsmani ditulis dengan ุงูุฒููุฉ. Lalu pada huruf Kaaf diberi harakat fathah berdiri. Artinya dibaca dua harakat. Sedangkan pada huruf Wau tidak diberi harakat. Artinya tidak dibaca. Untuk mengecek kebenaran hal itu, kami kutipkan image dari awal surat al-Baqarah sebagai berikut Al-Qurโan, Surat al-Baqarah ayat 1-5, sumber gambar Itu hanya contoh. Bila kita cermat, boleh jadi hal ini bisa kita temukan pada setiap halaman mushaf al-Qurโan. Di mana tata cara penulisannya tidak sama dengan kaidah umum dalam Bahasa Arab. Dahulu ketika masih duduk di bangku SMA/Madrasah Aliyah, saya pun sempat bertanya-tanya mengenai hal ini. Namun jawabannya baru saya temukan ketika membaca kitab Manahilul Irfan fi Ulumil Qurโan. Karya Syeikh Muhammad Abdul Azhim az-Zarqani. *** C. Kaidah Rasm Utsmani Berikut ini beberapa kaidah dalam penulisan Rasm Utsmani 1. Kaidah Badal Badal artinya mengganti. Yaitu mengganti suatu huruf dengan huruf yang lain. Contoh โ mengganti huruf alif dengan huruf wau, misalnya ุงูุตูุงุฉ menjadi ุงูุตููุฉ ุงูุฒูุงุฉ menjadi ุงูุฒููุฉ โ mengganti taaโ marbuthah dengan taaโ maftuhah, misalnya ุงู
ุฑุฃุฉ menjadi ุงู
ุฑุฃุช ุฑุญู
ุฉ menjadi ุฑุญู
ุช 2. Kaidah Perbedaan Qiraat Bila ada perbedaan qiraat al-Qurโan dalam membaca sebuah kata, maka kata itu ditulis dengan qiraat yang lebih banyak digunakan. Contoh ู
ูู ููู
ุงูุฏูู ditulis dengan ma pendek. Karena qiraat inilah yang lebih banyak digunakan. Bukan ma panjang. ุงูุฏูุง ุงูุตุฑุงุท ุงูู
ุณุชููู
ditulis dengan huruf ุต. Karena qiraat inilah yang lebih banyak digunakan. Bukan dengan ุณ maupun ุฒ. 3. Kaidah Fashal dan Washal Fashal artinya memisahkan. Washal artinya menggabungkan. Yaitu menggabungkan dua kata yang terpisah, sehingga bersambung seakan merupakan satu kata. Contoh ุนู ู
ุง menjadi ุนู
ุง ูู ู
ุง menjadi ููู
ุง ุฅู ู
ุง menjadi ุฅู
ุง Untuk lebih lengkapnya mengenai kaidah rasm utsmani ini, silakan pembaca klik link berikut 6 Kaidah Rasm Utsmani Kaidah Penulisan Al-Qurโan. *** D. Tanya-Jawab tentang Rasm Utmani Siapakah yang menentukan tata cara penulisan mushaf al-Qurโan? โ Yaitu Zaid bin Tsabit. Sebagai ketua panitia pembukuan al-Qurโan. Baik pada masa pemerintahan Abu Bakar ash-Shiddiq, maupun pada masa pemerintahan Utsman bin Affan. Mengapa dinamakan sebagai Rasm Utsmani? โ Karena pembukuan al-Qurโan yang kedua, dengan fokus penyatuan ejaan mushaf al-Qurโan, itu dilakukan pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan. Bolehkah kita menuliskan mushaf al-Qurโan dengan selain Rasm Utsmani? โ Sebenarnya tidak ada larangan. Namun sebaiknya tidak dilakukan. Karena akan membuat orang awam jadi tambah bingung. Selain itu, penulisan mushaf al-Qurโan dengan Rasm Utsmani itu sudah memperoleh ijmaโ ulama. Seluruh ulama sudah sepakat dengan Rasm Utsmani itu sejak zaman dahulu sampai hari ini. *** Penutup Demikian sedikit penjelasan mengenai Rasm Utsmani. Semoga ada manfaatnya bagi kita semua. Allahu aโlam. _____________________ Sumber bacaan โ Manahilul Irfan fi Ulumil Qurโan. Syeikh Muhammad Abdul Azhim az-Zarqani. โ Ma Huwa al-Khatthul al-Utsmani. Syeikh Muhammad Marwan.
Y2FDUlB. hqj9tyufkg.pages.dev/15hqj9tyufkg.pages.dev/231hqj9tyufkg.pages.dev/434hqj9tyufkg.pages.dev/462hqj9tyufkg.pages.dev/62hqj9tyufkg.pages.dev/186hqj9tyufkg.pages.dev/473hqj9tyufkg.pages.dev/48
kaidah kaidah rasm utsmani dan contohnya